Publik sepak bola tentu tidak asing dengan fenomena seorang pemain yang comeback ke klub yang pernah ia bela. Hal yang sama juga terjadi di kalangan pelatih. Dengan adanya pengalaman bersama pada masa lampau, manajemen menilai proses adaptasi akan berjalan lancar dibanding merekrut orang yang benar-benar baru.
Di Liga Inggris sendiri, setidaknya ada lima pelatih yang pernah menangani satu klub yang sama dalam dua kali kesempatan. Beberapa memang sukses. Namun, ada sebagian yang gagal.
West Ham United tengah dalam performa yang bagus bersama David Moyes pada 2021/2022 ini. The Hammers kini duduk di peringkat keempat klasemen Liga Inggris sementara. Bahkan, akhir pekan lalu, mereka mengalahkan salah satu calon kuat juara, Chelsea, dengan skor 3-2. Kondisi ini berbeda jauh dengan kebersamaan mereka yang pertama bersama pria asal Skotlandia tersebut.
Pada November 2017—Mei 2018, Moyes sempat menangani West Ham. Kala itu, dari 31 pertandingan di seluruh kompetisi, ia hanya sukses mempersembahkan 9 kemenangan dengan 10 hasil seri dan 9 kekalahan. Di Liga Inggris musim tersebut, mereka hanya ada di peringkat 13.
Pada Desember 2019, manajemen West Ham memutuskan untuk merekrutnya kembali yang bertahan hingga kini. Mengambil alih pada tengah musim 2019/2020, ia sukses menghindarkan West Ham dari degradasi dengan finis di peringkat 16. Bukti kinerjanya tampak paling nyata pada musim berikutnya (2020/2021) karena membawa West Ham duduk di peringkat keenam.
Mourinho menjadi pelatih yang memimpin revolusi Chelsea setelah klub tersebut dibeli Roman Abramovich pada 2003. Ia direkrut pada awal 2004/2005 dan langsung mempersembahkan dua gelar Liga Inggris secara beruntun. Pria asal Portugal itu pun sukses meraih 1 Piala FA dan 2 Piala Liga.
Kebersamaan keduanya berakhir pada September 2007. Namun, pada Juli 2013, The Blues memutuskan untuk memanggilnya kembali. Pada musim 2014/2015, The Special One lagi-lagi sukses menyumbang trofi, yaitu Liga Inggris dan Piala Liga.
Kedua pihak benar-benar berpisah pada Desember 2015. Selama menangani Chelsea, Mou mencatatkan total 320 pertandingan dengan rincian 204 kemenangan, 65 seri, dan 51 kalah.
Kenny Dalglish mengemban jabatan pelatih Liverpool untuk pertama kalinya pada Juli 1985—Februari 1991. Namun, perlu dicatat, ketika itu pria asal Skotlandia yang kini berusia 70 tahun tersebut berperan juga sebagai pemain (pensiun pada 1990). Dalam kesempatan pertamanya, ia sukses mempersembahkan 3 gelar Liga Inggris, 2 Piala FA, dan 6 piala lainnya.
Sekitar 20 tahun berselang, tepatnya pada Januari 2011, manajemen The Reds kembali mempercayakan posisi pelatih kepada legendanya tersebut. Namun, kesempatan keduanya ini berlangsung sebentar, yaitu hingga Mei 2012, dan hanya bisa meraih satu gelar Piala Liga.
Bukan hanya Mourinho yang pernah menangani Chelsea dua kali. Ada juga nama pelatih asal Belanda, Guus Hiddink. Pelatih Korea Selatan di Piala Dunia 2002 ini memimpin The Blues untuk pertama kalinya pada Februari 2009—Juni 2009. Dalam waktu yang sangat singkat tersebut, ia sukses mempersembahkan satu Piala FA.
Pada Desember 2015, Chelsea yang baru saja memecat Mourinho menunjuk Hiddink sebagai pelatih sementara hingga akhir musim atau Juni 2016. Pada kesempatan keduanya, ia memimpin dalam 27 pertandingan dengan rincian 10 menang, 11 seri, 6 kalah, dan tanpa ada trofi.
Newcastle United menjadi klub di mana Kevin Keegan mengakhiri kariernya sebagai pemain pada 1984. Namun, The Magpies juga menjadi klub ia memulai karier kepelatihannya pada 1992. Pada musim pertamanya tersebut, ia sukses membawa Newcastle promosi ke Liga Inggris.
Keegan kemudian mengabdi selama 5 tahun dan terbilang sukses. Ia membawa klub tersebut duduk di peringkat 3 (1994/1995), 6 (1994/1995), dan 2 (1995/1996) sebelum berpisah pada Januari 1997. Pada Januari 2008—September 2008, ia sempat kembali dan hanya mampu mengantarkan Newcastle duduk di peringkat 12 sebelum akhirnya memutuskan pensiun.
Sebagai satu-satunya yang masih aktif di Premier League dari lima nama tersebut, David Moyes berpeluang besar membawa West Ham lolos ke Liga Champions musim depan. Jika tercapai, itu akan menjadi kali pertama dalam sejarah The Hammers sekaligus redemption yang manis atas kegagalannya pada periode pertama.