Impresif! 5 Pemain Muda Terbaik PFA dari Luar Inggris

Leroy Sane terpilih sebagai Young Player of the Year pada 2017/2018. Musim itu, winger asal Jerman tersebut tampil luar biasa dengan menorehkan 10 gol dan 15 assist dari 32 laga Premier League. Lewat kontribusinya itu, Manchester City berhasil keluar sebagai juara Premier League dan Piala Liga.

Saat itu, dirinya masih berusia 22 tahun. Sane sendiri bergabung dengan Manchester City pada 2016 dari Schalke. Selama 4 musim di Etihad Stadium, Sane mengoleksi 39 gol dan 45 assist dari 135 laga di semua ajang. Pada musim panas 2020, ia hengkang ke Bayern Munchen dengan mahar 60 juta euro atau sekitar Rp974 miliar.

Eden Hazard diboyong Chelsea pada 2012 silam dari LOSC Lille senilai 35 juta euro atau sekitar Rp568 miliar. Pada musim perdananya, ia langsung tampil impresif dengan mencetak 9 gol dan 14 assist di Premier League, serta mempersembahkan trofi Liga Europa. Namun, musim itu ia kalah bersaing dari Gareth Bale, yang keluar sebagai pemenang Young Player of the Year.

Hazard kemudian terpilih pada musim berikutnya berkat konsistensinya. Pada 2013/2014, ia kembali mencetak 9 gol dan 14 asssist dari 35 laga Premier League. Ia kemudian bertahan selama 7 musim di Stamford Bridge dengan persembahan dua trofi Premier League. Pada 2019 lalu, Hazard hengkang ke Real Madrid dengan harga 115 juta euro atau sekitar Rp1,8 triliun.

Sebelum hijrah ke Real Madrid sebagai pemain termahal dunia, Gareth Bale memenangi penghargaan Young Player of the Year 2012/2013. Ia mencetak 21 gol dan 9 assist dari 33 pertandingan Premier League. Catatan impresif itu mendorong Real Madrid merekrutnya dengan harga 101 juta euro atau sekitar Rp1,6 triliun. 

Pada musim terakhirnya berseragam Tottenham Hotspur, Bale berhasil membawa Spurs finis di peringkat lima. Sepanjang 6 musim di klub asal London itu, Bale mencetak 72 gol dan 61 assist dari 237 laga di semua ajang. Di klub ini juga ia bertransformasi dari seorang fullback menjadi winger paling berbahaya pada masanya.

Cesc Fabregas adalah lulusan La Masia yang diboyong Arsenal ketika masih sangat muda pada 2003 silam. Di klub London ini, Fabregas bertransformasi menjadi salah satu gelandang terbaik Premier League di bawah asuhan Arsene Wenger. Ia terpilih sebagai Young Player of the Year 2007/2008 usai menampilkan performa yang sangat impresif.

Musim itu, Fabregas menorehkan 20 assist dan 7 gol dari 32 pertandingan Premier League, serta membawa The Gunners finis di peringkat tiga klasemen. Pada 2011, ia pulang ke Barcelona usai menorehkan 304 laga dengan catatan 57 gol dan 96 assist bagi Arsenal.

Cristiano Ronaldo menjadi fenomena baru ketika menginjakan kaki di Premier League pada usia 18 tahun bersama Manchester United. Sejak kehadirannya itu, ia digadang-gadang sebagai calon bintang masa depan sepak bola Eropa. Pada 2006/2007, ia terpilih sebagai Young Player of the Year usai mencetak 17 gol dan 16 assist dari 34 laga Premier League.

Ronaldo juga berhasil mencetak 3 gol dan 5 assist dari 11 laga Liga Champions. Langkah Manchester United boleh saja terhenti di semifinal usai dibungkam AC Milan. Meski demikian, Ronaldo dkk. berhasil meraih gelar Premier League pertamanya musim itu. Sejak itu, namanya makin bersinar dan deretan rekor mengiringinya hingga saat ini.

Tidak semua pemain muda yang mendapatkan penghargaan ini berhasil menjadi pemain bintang dalam kariernya. Untuk meraih titik kesuksesan itu, seorang pemain tidak hanya membutuhkan kemampuan, tetapi juga mentalitas. Itulah yang dimiliki oleh deretan pemain di atas, yang kemudian bertransformasi jadi pemain bintang.