5 Wonderkid yang Bakal jadi Sorotan di Premier League Musim Depan

Meski sebagai juara Premier League, Liverpool masih perlu memperkuat pasukannya untuk musim depan. The Reds tentu tidak akan diam dalam upaya membangun tim. Namun, Jurgen Klopp menyatakan bahwa tidak mungkin klubnya membuat gebrakan di bursa transfer mendatang. Salah satu alasannya karena masalah biaya. Alhasil, pelatih asal Jerman itu merasa tidak perlu untuk membuat banyak perubahan pada pasukannya.

Sebaliknya, ia malah mengisyaratkan akan mempromosikan pemain muda ke tim utama. Salah satunya yaitu gelandang berusia 19 tahun, Curtis Jones. Pemain yang juga menjabat kapten di Liverpool U-23 itu bergabung bersama Liverpool sejak usia 9 tahun. Di musim ini, ia pun sudah bermain sebanyak 3 pertandingan di Premier League dengan membukukan 1 gol, walau menit mainnya terbilang sedikit. Jones juga baru mendapatkan kontrak jangka panjang dari The Reds.

Liverpool tak perlu lagi khawatir jika ditinggal Adam Lallana di akhir musim. Sebab, mereka telah memiliki pengganti di dalam diri Jones. Jika diberi kesempatan di musim depan, mungkin pemain muda ini bisa memberi dampak besar bagi Liverpool.

Meski terkenal sebagai salah satu klub yang royal berbelanja pemain bintang, Manchester City tampaknya ingin mengubah hal itu. Buktinya, mereka tak pelit untuk memberikan menit bermain kepada pemain muda seperti Phil Foden. Ia pun membayar kepercayaan itu dengan luar biasa.

Di musim ini, Foden telah bermain sebanyak 31 pertandingan di semua ajang dan menciptakan 7 gol dan 9 assist. Ia bisa dibilang menjadi pemain terbaik Manchester City sejak dimulainya kembali sepak bola pasca terhenti. Dari 4 pertandingan terakhirnya di Premier League, Foden telah mencetak 4 gol dan 1 assist.

Bahkan pemain yang saat ini berusia 20 tahun itu dinobatkan sebagai Man of The Match setelah menggulung habis Liverpool 4-0. Meski ditinggal David Silva di akhir musim, Manchester City tak perlu risau karena terdapat gelandang muda berbakat seperti Foden.

Pada awal kompetisi Premier League 2019/2020, pelatih Manchester United, Ole Gunnar Solskjaer membuat klaim yang cukup menarik. Ia menyatakan bahwa finisher terbaik dalam pasukannya bukanlah Marcus Rashford atau Anthony Martial, tetapi Mason Greenwood. Hampir setahun berlalu, klaim Solskjaer tampaknya menunjukkan hasilnya.

Greenwood berhasil menunjukkan potensinya dan menjadi salah satu andalan di lini serang Setan Merah. Di musim ini, ia telah bermain sebanyak 26 pertandingan di Premier League dan membukukan 8 gol serta 1 assist. Bermain sebagai penyerang sayap, Greenwood menemukan permainan terbaiknya dan menjadi langganan dalam beberapa pertandingan terakhir.

Sebelum pandemik, United terus dikaitkan dengan dua penyerang sayap Jadon Sancho dan Jack Grealish. Jika melihat potensi yang ditunjukkan Greenwood sejauh ini, bukan tidak mungkin Solskjaer akan mengurungkan niatnya untuk membeli pemain baru di bursa transfer musim panas tahun ini.

Hukuman larangan transfer ternyata menjadi berkah tersendiri bagi Chelsea. Tim asuhan Frank Lampard itu mau tidak mau harus mengorbitkan para pemain muda terutama jebolan akademi ke skuad utama. Hasilnya, cukup memuaskan. Nama-nama seperti Fikayo Tomori, Tammy Abraham, Reece James dan Mason Mount berhasil tampil memukau sejauh ini.

Namun, ada satu pemain yang bakatnya masih ditunggu-tunggu untuk musim depan, yaitu Ethan Ampadu. Pemain yang saat ini berusia 19 tahun itu masih dalam masa peminjaman di RB Leipzig musim ini. Meski belum menjadi pemain reguler di kompetisi Jerman, ia mampu tampil mengesankan dalam beberapa pertandingan. Terutama saat mencundangi Tottenham Hotspur di Liga Champions pada bulan Februari lalu. Ampadu tampil mengesankan di lini belakang dan tidak melakukan kesalahan sama sekali.

Jika bercermin dari kesuksesan Lampard memberi kesempatan pemain muda, maka tidak menutup kemungkinan Ampadu akan diberi kesempatan juga untuk bermain di Premier League musim depan.

Musim ini menjadi periode yang cukup mengecewakan bagi Tottenham. The Lilywhites tak hanya tersingkir dari Liga Champions, mereka juga terlempar dari big four dan kini berada di posisi kesepuluh Premier League. Setelah memecat Mauricio Pochettino dan menggantikannya dengan Jose Mourinho, Tottenham belum juga menunjukkan perubahan yang signifikan.

Salah satu alasan Spurs mengalami penurunan musim ini adalah terlalu bergantung kepada sosok penyerang andalan, Harry Kane. Tak ada masalah jika Kane sedang fit, ia akan menjadi predator yang menakutkan di depan gawang lawan. Masalahnya, Kane sempat mengalami cedera cukup lama saat periode Januari hingga Mei. Alhasil, Spurs tak memiliki pengganti yang mumpuni dan merasa kesulitan pada masa itu.

Untuk mencegah kemungkinan itu terjadi lagi musim depan, Spurs harus memiliki alternatif untuk pengganti Kane yang mungkin secara tiba-tiba akan mengalami cedera. Solusi paling sederhana adalah mempromosikan penyerang muda dari akademi. Salah satu nama yang paling menonjol adalah penyerang Irlandia berusia 18 tahun, Troy Parrott.

Parrott bergabung dengan akademi Tottenham sejak tahun 2017. Selama bermain di akademi Spurs, ia telah mencetak 31 gol dari 37 pertandingan. Bahkan di usianya yang sangat muda, Parrott sudah mencicipi debut bersama timnas senior Irlandia pada November 2019 lalu. Tentu tidak ada alasan lain bagi Mourinho untuk tidak mempromosikan Parrott di musim depan.

Dari kelima pemain tersebut, kira-kira penampilan siapa yang akan meroket musim depan?