7 Pemain Top yang Pernah Mengalami Isu Kesehatan Mental, Ada Iniesta 

Paul Gascoigne, yang sering disapa Gazza, merupakan mantan pemain dengan reputasi pemain terbaik Inggris pada akhir 1980-an hingga 1990-an. Ia pernah memperkuat klub seperti Newcastle United, Tottenham Hotspur, dan Lazio. Gazza yang bersinar saat itu juga mampu membawa Timnas Inggris mencapai semifinal Piala Dunia 1990.

Meski cukup berprestasi, perjalanan karier Paul Gascoigne tidak luput dari kontroversi, terutama di luar lapangan. Pasalnya, Gazza mengalami isu kesehatan mental yang memicu kecanduan alkohol, bipolar, dan paranoid. Akibat rangkaian masalah tersebut, ia harus menjalani berbagai terapi pada 1998. Sayangnya, media Inggris kerap melaporkan kabar negatif tentang dirinya, yang pada akhirnya memengaruhi performanya di atas lapangan. Gazza sendiri memutuskan pensiun dari dunia sepak bola pada 2004.

Danny Rose merupakan salah satu produk terbaik akademi Tottenham Hotspur. Sebagai bek kiri, ia pernah mencuri perhatian dengan gol spektakulernya ke gawang Arsenal pada 2009/2010. Momen tersebut membuat namanya makin dikenal publik sepak bola Inggris. Rose juga menjadi bagian Tottenham ketika mencapai final Liga Champions Eropa 2019. Sayangnya, ia tidak banyak berkontribusi selama 2018/2019 karena cedera kambuhan sejak 2017.

Rose mengalami cedera lutut parah yang membutuhkan berbagai pengobatan dan operasi. Selama periode rehabilitasi yang panjang, pemain asal Inggris itu juga menghadapi tantangan lain, yaitu depresi. Kondisi ini mengakibatkan Rose kehilangan minat kepada sepak bola, tidak termotivasi untuk menjalani rehabilitasi, dan bahkan mengasingkan diri dari lingkungannya. Dampak dari kondisi kesehatan mental yang dialami Rose juga berpengaruh kepada karier sepak bolanya. Performanya menurun secara bertahap. Ia pun sudah tidak bersama Tottenham dan saat ini belum memiliki klub karena kontraknya dengan Watford tidak diperpanjang.

Jesse Lingard pernah menjadi salah satu pemain kunci di lini tengah Manchester United dan Timnas Inggris. Ia memberikan kontribusi yang cukup ketika membawa Inggris mencapai semifinal Piala Dunia 2018. Akan tetapi, penurunan performa akibat cedera membuatnya tersingkir dari tim utama MU sehingga memutuskan pindah ke Nottingham Forest pada 2022. Sayangnya, kepindahan tersebut tidak membuat penampilan Lingard membaik sehingga Forest tidak memperpanjang kontraknya.

Penurunan performa, cedera, dan kurangnya kepercayaan dari pelatih merupakan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap masalah Lingard. Terlebih lagi, lockdown akibat pandemil COVID-19 membuatnya merasa terisolasi. Lingard kehilangan semangat dalam bermain sepak bola. Dalam sebuah wawancara, ia mengungkapkan dirinya pernah berpikir untuk berhenti sejenak dari sepak bola karena terbebani masalah.

Adriano pernah menjadi salah satu penyerang terbaik Brasil dan Inter Milan. Ia berhasil membawa negaranya menjadi juara Copa America 2004 dan meraih penghargaan Golden Boot. Akan tetapi, perjalanan karier Adriano mengalami perubahan drastis setelah kehilangan ayahnya yang meninggal dunia 9 hari setelah menjadi juara Copa America.

Setelah kehilangan ayahnya, Adriano mengakui sepak bola tidak lagi memiliki arti yang sama. Ia merasa kehilangan minat terhadap olahraga tersebut dan mengalami depresi yang mendalam. Sayangnya, Adriano terjerumus ke dalam kecanduan alkohol yang makin memperburuk karier sepak bolanya. Akibatnya, Adriano mengalami penurunan yang signifikan dalam kariernya dan akhirnya memutuskan untuk pensiun dari dunia sepak bola pada 2016.

Christian Pulisic pernah mengalami depresi ketika membela Chelsea. Pemain baru AC Milan itu menceritakan perjuangannya menghadapi masalah mental dalam sebuah wawancara bersama Chelsea TV pada 2021. Ia mengatakan cedera kambuhan membuatnya depresi. Akibatnya, Pulisic tidak dapat tampil maksimal dan kehilangan kepercayaan dari pelatihnya Frank Lampard dan Thomas Tuchel.

Beruntungnya, Pulisic mendapat dukungan dari psikolog dan rekan-rekan setimnya sehingga bisa melewati masa-masa sulit. Dalam wawancara pertamanya di Milan, Pulisic berharap dapat kembali menampilkan potensi terbaiknya dan menemukan kenikmatan dari sepak bola. Pasalnya, Pulisic hanya tampil dalam 24 laga dan mencetak 1 gol dan 1 assist selama 2022/2023.

Tidak ada yang menyangka pemain dengan nama besar seperti Andres Iniesta bisa mengalami depresi selama kariernya sebagai pesepak bola. Dalam sebuah wawancara, Iniesta mengaku menjadi terkenal dan memiliki kekayaan yang besar membuatnya tertekan sampai kehilangan energi. Ia bahkan sampai harus minum obat tidur agar bisa tidur dengan tenang tiap malam.

Kematian tragis sahabatnya, Dani Jarque, memberikan pukulan keras kepada Iniesta dan memperburuk kondisinya yang sedang mengalami depresi. Namun, ia mampu menemukan kekuatan dalam dirinya untuk bangkit dan menghadapi tantangan tersebut. Berkat dukungan dari keluarga, rekan-rekan setim, dan Barcelona, Iniesta mampu melewati masa-masa sulit ketika rehabilitasi.

Gianluigi Buffon dikenal sebagai pemain yang tenang dan berkarisma. Ia selalu menjadi tumpuan di tiap tim yang ia bela, baik di Timnas Italia, Juventus, Paris Saint-Germain, maupun Parma. Meski begitu, Buffon tidak luput dari isu kesehatan mental.

Dalam sebuah wawancara, Buffon merasa perhatian orang-orang hanya fokus kepada dirinya sebagai pesepak bola. Tidak ada yang peduli terhadap kondisi pribadinya sebagai individu. Bahkan, Buffon mengungkapkan dirinya mengalami depresi dan serangan panik yang membuatnya tidak ingin bermain di salah satu laga Serie A Italia bersama Juventus.

Buffon kemudian memiliki caranya sendiri untuk menghadapi masalah. Salah satunya dengan mengubah rutinitasnya dengan kegiatan lain di luar lapangan, seperti mengunjungi museum. Menurutnya, seni menjadi salah satu obat terbaik dalam menghadapi isu kesehatan mental.

Ketujuh pemain di atas menunjukkan pemain sepak bola juga manusia yang bisa mengalami masalah kesehatan mental. Tidak semua pemain mampu bangkit dari keterpurukan akibat kesehatan mental, seperti Robert Enke dan Gary Speed, yang memutuskan mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri akibat depresi. Maka dari itu, wawancara Dele Alli dengan Gary Neville mengingatkan kembali semua orang, kesehatan mental merupakan masalah serius bagi pemain sepak bola profesional.