TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ini 4 Timnas di Grup C Piala Dunia Wanita 2019, Persaingan Ketat

Ada kekuatan baru Asia, juara tanpa mahkota hingga debutan

FIFA.com

Mulai 7 Juni hingga 7 Juli mendatang, tim-tim nasional terbaik di seluruh dunia akan berlaga di Piala Dunia Wanita2019. Bertempat di Prancis, sebanyak 24 kesebelasan akan saling berjibaku demi menentukan siapa yang layak disematkan gelar ratu sepak bola dunia.

Gaungnya mungkin tak senyaring Piala Dunia Pria yang sudah digelar tahun kemarin. Namun bukan berarti ajang ini kehilangan gengsi. Sorotan media dan animo pecinta sepak bola pun kian melonjak dari edisi ke edisi.

Buktinya saat final edisi 2015 yang mempertemukan dua raksasa sepak bola kaum Hawa, Amerika Serikat dan Jepang. Sebanyak 53 ribu penonton memenuhi Stadion BC Place Vancouver, sementara 26,7 juta pasang mata menyaksikan melalui layar kaca.

Nah, berikut profil singkat keempat kontestan Grup C  Piala Dunia Wanita 2019 yang terdiri dari Australia, Italia, Brasil dan Jamaika. Simak ulasannya berikut ini.

Baca Juga: 5 Kandidat Kuat Direktur Sepak Bola Pertama Manchester United

1. Australia: The Matildas mengobar ambisi

FIFA.com

Timnas wanita Australia menikmati kebangkitan dalam beberapa tahun terakhir. The Matildas (julukan yang diambil dari lagu rakyat "Waltzing Matillda") dua kali beruntun melaju hingga partai puncak AFC Women's Asian Cup pada edisi 2014 dan 2018 sebelum keluar menjadi runner-up. Tak lupa, status ratu Asia sebelumnya sukses disabet di tahun 2010. Perlahan-lahan mereka merusak dominasi kekuatan lama macam Jepang, Korea Selatan, Korea Utara dan China.

Nah, momentum positif pun berlanjut ke tingkat dunia. Berturut-turut dari 2007, 2011 hingga 2015, babak perempat final berhasil ditapaki usai merajai fase penyisihan grup. Kini anak asuh Ante Milicic (eks asisten pelatih Socceroos) tersebut berharap bisa melaju lebih jauh, tak sekadar meramaikan persaingan dan kandas begitu mencapai babak 8 besar.

Di Piala Dunia Wanita 2019 kali ini, The Matildas masih mengandalkan nama-nama senior. Ada kiper veteran Lydia Williams (31 tahun, 77 caps), bek Clare Polkinghorne (30 tahun, 116 caps) serta sang kolega Alanna Kennedy (24 tahun, 77 caps), duet gelandang Elise Kellond-Knight (28 tahun, 106 caps) dan Emily van Egmond (25 tahun, 85 caps), ditambah sang top skorer tim sepanjang masa Lisa De Vanna (34 tahun, 147 caps).

2. Italia: Kembalinya si anak hilang

FIFA.com

Setelah menghilang sejak edisi 1999, Azzurre kembali tampil di helatan terakbar sepak bola wanita. Kisah-kisah "nyaris lolos" selama kualifikasi 2011 dan 2015 akhirnya berakhir seiring kebangkitan Italia dibawah kendali juru taktik Milena Bertollini.

Sejatinya, mereka bukanlah tim yang jelek-jelek amat. Di UEFA Women's Euro, langkah mereka paling jauh adalah babak perempat final (2009 dan 2013). Namun, di edisi terbaru yakni Euro 2017, Italia terjerembap di babak penyisihan grup.

Untuk Piala Dunia Wanita, mereka baru tampil sebanyak dua kali. Pada helatan perdana di 1991, babak perempat final berhasil dicapai. Namun prestasi tersebut tak terulang kala berlaga dalam edisi 1999; mentok di babak penyisihan grup.

Bertollini rupanya siap memboyong para darah muda ke Prancis seperti kiper Laura Giuliani, trio bek Lisa Boattin - Elena Linari - Cecilia Salvai, plus sejumlah gelandang seperti Valentina Bergamaschi, Aurora Galli dan Manuela Giugliano. Mereka bahu membahu bersama pemain senior seperti winger Barbara Bonansea dan penyerang Cristiana Girelli membawa Italia nyaris tak terbendung selama fase kualifikiasi.

3. Brasil: Juara tanpa mahkota merasa was-was

FIFA.com

Tahukah kalian jika Brasil belum pernah sekalipun menjuarai Piala Dunia Wanita? Ya, ditengah reputasi sejumlah pemain mereka yang setara dengan penggawa timnas pria, publik agaknya hanya tahu sedikit tentang sepak terjang As Canarinhas.

Untuk urusan sepak bola Amerika Selatan, merekalah ratunya. Total ada tujuh dari delapan helatan Copa America Feminina mereka menangi, termasuk edisi 2018 lalu yang digelar di Chili. Belum lagi jika kita menghitung tiga trofi Pan-American Games di lemari mereka.

Namun, kondisinya berbalik saat berbicara Piala Dunia. Meskipun tak pernah absen sejak edisi pertama 1991, prestasi terbaik mereka hanya menjadi runner-up pada tahun 2007. Pada ajang 2015 silam, langkah Marta cs hanya sampai babak 16 besar. Tak ayal, sejumlah kalangan menyematkan label "juara tanpa mahkota".

Brasil ke Negeri Eiffel dengan skuad relatif sama dengan yang mereka boyong ke Kanada empat tahun silam. Ada kiper Barbara, trio Tamires - Monica - Fabiana di belakang, Andressinha - Formiga - Thaisa di lini tengah, plus Cristiane - Debinga - Marta sang kapten di sebagai trisula.

Namun, publik merasa was-was dengan kondisi skuad asuhan Vadao. Pasalnya, mereka belum pernah menang dalam sembilan laga internasional terakhir, atau sejak Agustus 2018.

Baca Juga: [LINIMASA] Fakta dan Data Arus Mudik Lebaran 2019

Verified Writer

Achmad Hidayat Alsair

Separuh penulis, separuh orang-orangan sawah.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya