TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Romelu Lukaku: Anak PRT dengan Banderol Termahal Dunia

Dibesarkan oleh ibunya di rumah susun di Belgia

Sempreinter.com

Jakarta, IDN Times - Kembalinya Romelu Lukaku ke Chelsea telah menghadirkan rekor tersendiri. Dengan pulang ke Stamford Bridge, Lukaku menjadi pemain dengan nilai termahal dalam akumulasi transfer.

Lukaku dipulangkan Chelsea dari Inter Milan dengan uang sebesar 97,5 juta poundsterling, atau setara Rp1,9 triliun, dan dikontrak dengan durasi lima tahun ke depan. Banderol tersebut telah menjadikan harga akumulasi transfer Lukaku mencapai 293,5 juta poundsterling atau setara Rp5,84 triliun. 

Gaji Lukaku di Chelsea juga wah. The Athletic melansir, Lukaku akan menerima bayaran hingga 450 poundsterling atau setara Rp8,9 miliar per pekan di Chelsea.

Dengan uang sebesar itu, sudah pasti Lukaku bergelimang harta dan kemewahan. Namun, siapa sangka, kalau sebenarnya Lukaku sempat merasakan hidup yang begitu susah di masa kecil.

Baca Juga: [BREAKING] Resmi Pulang ke Chelsea, Romelu Lukaku Cetak Sejarah

1. Anak seorang PRT

Romelu Lukaku bersama Anderlecht. (marca.com)

Lukaku kecil hidup serba susah. Saat masih berusia lima atau enam tahun, Lukaku harus menerima kenyataan kalau ayahnya, Roger, harus pensiun dini dari sepak bola profesional.

Roger terpaksa pensiun dini karena kondisi. Dia tersandung dalam kasus kekerasan, pasca menyerang dan menyekap mantan pacarnya di bagasi mobil. Atas aksinya, Roger dikurung 15 bulan di penjara.

Dari sinilah, kesulitan Lukaku dimulai. Dia hidup bersama ibunya di sebuah rumah susun yang kumuh.

"Ketika ayah pensiun, saat itulah kami mengalami kesulitan. Usia saya masih lima atau enam tahun. Saya baru mulai bermain sepak bola. Kami tidak punya akses listrik, gorden, bahkan tempat tidur," kata Lukaku dikutip The Sun.

Demi menghidupi Lukaku dan adiknya, Jordan, sang ibu harus berjuang keras. Pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga dilakoni ibu Lukaku. Bahkan, setelah bekerja di rumah majikannya, sang ibu masih mengambil pekerjaan lain, cleaning service kafe.

"Ibu sempat menderita diabetes, jadi saya harus tinggal bersama bibi sementara waktu. Ibu seorang pekerja keras, meskipun sakit, dia tetap bekerja. Setelah aku dan Jordan selesai berlatih, kami akan mampir ke tempatnya bekerja dan membantunya. Dia adalah sumber inspirasiku," ujar Lukaku.

2. Janji Lukaku

Romelu Lukaku. (uefa.com)

Dengan masa kecilnya yang susah, Lukaku bertekad untuk sukses sebagai pesepak bola. Tapi, karena posturnya yang bongsor, Lukaku sering dicurigai curi umur. Apalagi, kemampuannya berbeda dari anak-anak remaja di usianya kala itu.

Dengan terpaksa, ibunya harus membawa sertifikat kelahiran tiap kali Lukaku bertanding untuk meyakinkan siapapun yang meragukan usia anaknya tersebut.

"Saya berbicara pada ibunya. Dia selalu membawa sertifikat kelahiran anaknya karena selalu bertemu dengan orang tua lain yang mengira Romelu tidak berusia 12 atau 14 tahun setelah mencetak tiga atau empat gol. Dia lebih besar dan kuat secara fisik. Itu membuat mereka berteriak bahwa Lukaku bermain bukan pada usia yang tepat," kata Raiola dikutip Expressen.

Perjuangan Lukaku yang penuh dinamika mulai berbuah hasil di 2006, saat direkrut Anderlecht. Kariernya mulai menanjak saat bermain di bawah panji Anderlecht.

Bakatnya tercium Chelsea, hingga akhirnya diboyong ke Stamford Bridge pada 2009. Tapi, di Chelsea, Lukaku malah sering menjalani masa peminjaman.

Akhirnya, Lukaku mulai menggebrak di 2013. Saat dipinjamkan ke West Bromwich Albion, Lukaku menjelma jadi striker terganas Premier League. Dari momen inilah, Lukaku menjelma sebagai salah satu striker terganas dunia.

3. Wonderkid yang memang berbahaya

Romelu Lukaku. (mirror.co.uk)

Chelsea memang dikenal sering membuang talenta emasnya. Entah karena tak tahu bagaimana cara memaksimalkannya, atau susah percaya. Lihat bagaimana Kevin De Bruyne dan Mohamed Salah dibuang Chelsea dan akhirnya jadi bintang.

Hal serupa juga dialami Lukaku. Ketika membela Chelsea, Lukaku kerap dipinjamkan ke klub lain. Masa peminjaman ke West Brom yang membuat Lukaku benar-benar berkembang.

Striker 28 tahun itu berutang besar kepada West Brom yang mampu memaksimalkan potensinya. Hingga akhirnya, Lukaku menjalani masa peminjaman lagi di Everton.

Bersama Everton, talentanya makin terasah. Roberto Martinez tahu betul bagaimana cara memaksimalkan kemampuan Lukaku. Hingga akhirnya, bersama The Toffees, Lukaku mampu menggelontorkan lebih dari 20 gol dalam tiga musim beruntun.

4. Anjlok saat berseragam MU

premierleague.com

Keganasan Lukaku bersama Everton menarik minat Manchester United. Akhirnya, pada musim panas 2017, Lukaku direkrut oleh MU dengan banderol selangit, 75 juta poundsterling, ditambah 15 juta poundsterling lewat sistem add-ons.

Tapi, karier Lukaku mendadak drop saat gabung MU. Rataan golnya menurun. Lukaku cuma bisa cetak 42 gol dari 96 laga. Catatan ini tak memuaskan publik Old Trafford karena memang harga Lukaku yang tinggi.

Situasi makin tak berpihak kepada Lukaku karena sering dicadangkan oleh manajer Jose Mourinho. Suksesor Mourinho yang sampai sekarang masih menangani MU, Ole Gunnar Solskjaer, juga tak menjadikan Lukaku sebagai pilihan utama. Solskjaer lebih senang memainkan Marcus Rashford.

Kondisi tersebut bikin Lukaku gerah. Hingga akhirnya, dia cabut ke Inter Milan.

Baca Juga: Kepergian Lukaku dari Inter Milan yang Tinggalkan Luka

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya