TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Awal Mula Bundesliga Disebut Liga Petani, Salah Siapa?

Juaranya Bayern Munich lagi Bayern Munich lagi

Sadio Mane bermain bersama Bayern Munich. (twitter.com/FCBayern_World)

Bundesliga Jerman disebut sebagai kompetisi yang kurang kompetitif. Kompetisi baru dimulai, banyak orang sudah meyakini bahwa Bayern Munich akan menjadi juaranya. 

Permainan klub-klub Bundesliga sebenarnya dapat dikatakan menarik. Mereka tidak hanya menerapkan gaya permainan menyerang, tetapi juga taktik-taktik lain seperti gegenpressing.

Sayangnya, dominasi Bayern Munich selama sedekade terakhir membuat Bundesliga kerap dijuluki farmer league atau 'liga petani'.

1. Bundesliga awalnya kompetisi yang kompetitif layaknya Premier League

Allianz Arena (pixabay.com/planet_fox)

Sebelum memasuki era dominasi Bayern Munich, Bundesliga merupakan kompetisi yang kompetitif. Setidaknya sudah ada dua belas klub yang berhasil menjuarai kompetisi ini sejak berganti nama menjadi Bundesliga pada 1963. Angka itu setara dengan kompetisi liga lain seperti di Inggris atau Italia. 

Setiap klub Jerman memiliki era masing-masing. Borussia Moenchengladbach pada era 1970-an, Hamburger pada 1980-an, dan Borussia Dortmund pada 1990-an. Walau begitu, setiap era selalu ada Bayern Munich yang muncul sebagai juara. 

Sebelum 2012, Bayern Munich hanya mampu menjuarai Bundesliga sebanyak tiga kali secara beruntun. Setelah itu, juara Bundesliga hampir selalu bisa ditebak setiap musimnya, yaitu Bayern Munich. Lalu, apa yang membuat Bayern Munich begitu mendominasi setelah 2012?

Baca Juga: 5 Produk Akademi AS Saint-Etienne yang Pernah Merumput di Bundesliga

2. Musim 2011/2012 cukup personal bagi eks pemilik Bayern Munich, Uli Hoeness

Uli Hoeness dan Robertl Lewandowski (twitter.com/iMiaSanMia)

Der Klassiker merupakan sebutan laga yang melibatkan dua klub top Jerman, Bayern Munich dan Borussia Dortmund. Kekalahan Bayern Munich dari Borussia Dortmund (2-5) di final DFB-Pokal menjadi tamparan bagi Uli Hoeness sebagai pemilik Bayern Munich kala itu. 

Pada 2010/2011, Bayern Munich juga harus rela takhta Bundesliga direbut Borussia Dortmund. Walau sempat melakukan perombakan skuad, Die Bayern kembali gagal dalam perebutan takhta Bundesliga pada 2011/2022. Mereka hanya mampu berada di posisi kedua kala itu.

Hal tersebut diperparah dengan naiknya popularitas Borussia Dortmund di antara klub-klub Jerman. Inilah yang mendorong  Uli Hoeness melakukan perombakan besar-besaran. 

3. Penunjukan Pep Guardiola sebagai manajer Bayern Munich jadi aksi perlawanan Uli Hoeness

logo Bayern Munich dan logo Borussia Dortmund (pixabay.com/jorono)

Tak terima Bayern Munich kalah dua kali secara beruntun dari Borussia Dortmund, Uli Hoeness menunjuk salah satu pelatih terbaik di dunia sebagai manajer. Dia adalah Pep Guardiola.

Musim pertama Guardiola bersama Bayern Munich berujung manis dengan meraih trofi Bundesliga 2013/2014. Sang manajer juga berhasil memenangi final Liga Champions Eropa 2013 antara Die Bayern dan Borussia Dortmund dengan skor 2-1. 

Uli Hoeness sempat memberikan pernyataan sebelum laga final Liga Champions 2013 bahwa Bayern Munich tidak akan menyia-nyiakan laga tersebut untuk memastikan klubnya yang terbaik di Eropa dan Jerman. Dari sinilah mereka menjadi lebih dominan dari klub-klub Jerman lainnya.

4. Hadiah final Liga Champions 2013 buat Bayern Munich jadi lebih kuat

kamera di laga Liga Champions (pixabay.com/Taken)

Hadiah bagi juara Liga Champions 2013 adalah 55,05 juta euro atau Rp837 miliar. Hal tersebut membuat Bayern Munich menjadi klub yang lebih kuat secara finansial. Itu belum hadiah juara Bundesliga pada musim yang sama. 

Bayern Munich juga membajak bintang Borussia Dortmund, Robert Lewandowski, dengan status bebas transfer. Banyak yang meyakini bahwa ini merupakan strategi mereka untuk melemahkan tim lawan. Mereka merekrut pemain terbaik sang rival.

Bayern Munich sudah terlebih dahulu mendatangkan pemain kunci Borussia Dortmund, Mario Gotze, pada 2013. Kemudian, pada 2016, mereka mendatangkan bek tangguh sekelas Mats Hummels dari Borussia Dortmund. 

Saat Bayern Munich makin kaya, mereka berhasil memenangi Liga Champions 2019/2020 setelah mengalahkan Paris Saint-Germain. Jumlah hadiah yang didapatkan juga jauh lebih besar dari yang didapatkan sebelumnya, yaitu 130 juta euro atau Rp1,9 triliun.

Baca Juga: 5 Pesaing Bayern Munich dalam Perburuan Gelar Juara Bundesliga

Verified Writer

Anoraga Ilafi

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya