TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Rekrutan Terburuk Xavi Hernandez Selama Melatih Barcelona

Mereka salah satu alasan Xavi menyerah

Ferran Torres (fcbarcelona.com)

Xavi Hernandez secara resmi mengumumkan pengunduran dirinya sebagai manajer Barcelona pada 27 Januari 2024. Hal tersebut tidak lepas dari performa Barcelona yang menurun pada 2023/2024. Berbagai tekanan, kritik, dan masalah internal klub menjadi faktor yang mendasari keputusan Xavi itu.

Ia sebenarnya telah melakukan berbagai cara untuk membawa Barcelona kembali bersaing di papan atas LaLiga Spanyol dan Liga Champions Eropa. Salah satunya mendatangkan pemain-pemain yang Xavi nilai cocok dari segi nilai transfer dan teknis. Sayangnya, tidak semua pemain yang sang manajer rekrut mampu menampilkan performa terbaik. 

1. Hector Bellerin gagal memberikan perbedaan di sektor bek kanan

Hector Bellerin (fcbarcelona.com)

Xavi Hernandez memulangkan Hector Bellerin ke Barcelona pada musim panas 2022. Bellerin berkembang pesat di Arsenal usai hengkang dari La Masia pada 2011. Ia pun tampil cukup impresif ketika menjalani peminjaman di Real Betis pada 2021/2022. Xavi berharap kehadiran sang pemain dapat menjadi solusi untuk posisi bek kanan Barcelona.

Namun, ia tampil mengecewakan selama setahun. Bellerin sering mengalami cedera dan performanya terus menurun. Xavi bahkan lebih sering memasang Sergi Roberto dan Jules Kounde sebagai bek kanan. Bellerin hanya mencatat 7 penampilan tanpa sekalipun mencetak gol maupun assist di semua kompetisi pada 2022/2023. Ia pun memilih meninggalkan Barcelona untuk bergabung dengan Sporting Lisbon pada Januari 2023. Kini, ia kembali membela Real Betis sejak Juli 2023.

Baca Juga: 4 Kekalahan Terbesar Barcelona Era Xavi Hernandez, Dibantai sang Rival

2. Frank Kessie sinarnya meredup saat di Barcelona

Frank Kessie (fcbarcelona.com)

Xavi Hernandez mendatangkan Frank Kessie dari AC Milan secara gratis pada musim panas 2022. Kemampuan dalam berduel fisik dan karakter box to box yang dimilikinya dinilai akan menambah kekuatan lini tengah Barcelona. Namun, sinar Kessie malah meredup selama membela Barcelona pada 2022/2023.

Salah satu performa terburuknya terjadi ketika menghadapi Real Madrid dalam laga semifinal Copa Del Rey pada 5 April 2023. Kessie dinilai tampil begitu buruk sehingga digantikan pada menit ke-59. Bukannya memberikan motivasi, Xavi secara terang-terangan mengkritik sang pemain ketika konferensi pers usai pertandingan. Kessie akhirnya sudah tidak mendapatkan tempat lagi di skuad utama Barcelona dan memilih pindah ke Al Ahli sejak musim panas 2023.

3. Pablo Torre tidak mampu memenuhi ekspektasi Xavi

Pablo Torre (fcbarcelona.com)

Pablo Torre didatangkan dari Racing Santander dengan harga cukup murah, yaitu 5 juta euro atau Rp83 miliar pada musim panas 2022. Xavi melihatnya sebagai salah satu bakat muda potensial yang bisa berkembang menjadi pemain hebat seperti Gavi dan Pedri. Sayangnya, sang pemain tidak mampu memenuhi ekspektasi sang manajer itu.

Torre jarang mendapat kesempatan tampil, baik sebagai starter maupun pemain pengganti. Ia tidak cocok dengan skema permainan 4-3-3 yang menuntut penguasaan bola, sedangkan dirinya tipe gelandang serang yang biasa bermain di belakang striker. Torre hanya bermain dalam 13 pertandingan dengan torehan masing-masing satu gol dan assist di semua kompetisi. Ia kemudian dipinjamkan kepada Girona pada musim panas 2023.

4. Oriol Romeu bukan pengganti yang cocok bagi Sergio Busquets

Oriol Romeu (fcbarcelona.com)

Xavi Hernandez dihadapkan dengan situasi finansial Barcelona yang belum stabil sehingga sulit mendapatkan pemain yang diinginkan. Ia awalnya mengincar Martin Zubimendi dari Real Sociedad untuk menggantikan Sergio Busquets yang meninggalkan Barca pada akhir 2022/2023. Namun, transfer Zubimendi tidak dapat terealisasi sehingga pilihannya jatuh kepada jebolan La Masia yang bermain impresif di Girona, Oriol Romeu.

Barcelona hanya mengeluarkan dana sebesar 3,4 juta euro atau Rp57 miliar untuk membeli Romeu dari Girona pada musim panas 2023. Namun, banyak yang meragukan kualitas Romeu mampu menggantikan peran Busquets. Sebab, ia lebih mengandalkan permainan fisik dan tidak memiliki visi permainan sebaik pendahulunya itu.

Keraguan itu terbukti tepat seiring penampilan Romeu yang tidak menunjukkan peningkatan. Salah satu penampilan terburuknya terjadi saat ia melakukan blunder fatal yang berujung kekalahan Barcelona atas Royal Antwerp 2-3 di fase grup Liga Champions Eropa. Xavi akhirnya lebih memilih Frenkie de Jong atau Ilkay Gundogan sebagai gelandang bertahan ketimbang Romeu.

Verified Writer

Audi Rahmantio

Penggemar berat sepak bola terutama sepak bola Eropa dan sangat passionate dalam menulis konten artikel

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya