TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Presiden UEFA Tolak Kritik Keras Perdana Menteri Inggris Soal Rasisme

Pihak UEFA menilai PM Inggris juga lakukan rasisme

mirror.co.uk

UEFA mendapatkan sorotan publik setelah beberapa bulan terakhir ini dipenuhi berbagai masalah rasisme. Hal ini membuat Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, ikut mengritik keras lembaga sepakbola terbesar di Eropa ini. Presiden UEFA, Aleksander Ceferin, justru menolak kritikan tersebut karena ia menuding Johnson melakukan hal serupa. Bagaimana awal ceritanya?

Baca Juga: Catat Hasil Terburuk, Pihak MU Tidak Berencana Memecat Solskjaer

1. Johnson mempertanyakan sanksi UEFA atas kasus rasisme yang menimpa timnas Inggris sebagai korban

goal.com

Dilansir dari The Guardian, kasus ini bermula saat Boris Johnson mengkritik keputusan UEFA yang memberikan sanksi ringan dalam kasus rasisme yang menimpa timnas Inggris sebagai korban. Ketika itu, timnas Inggris yang bertandang ke markas Bulgaria dalam ajang kualifikasi Piala Eropa 2020 pada pertengahan Oktober 2019 lalu. Saat itu, Inggris berhasil menang telak 6-0 atas Bulgaria dan setelah pertandingan mendapatkan perlakuan tidak enak yang menimpa para pemain Inggris berkulit hitam.

Atas perlakuan yang dilakukan para pendukung Bulgaria, pihak Federasi Sepakbola Bulgaria (BFU) mendapatkan hukuman dari UEFA berupa denda 75 ribu euro atau setara dengan Rp 1,17 miliar. Tak hanya Johnson yang berpendapat serupa, lembaga anti rasisme di Eropa, Fare, juga mengritik keputusan UEFA tersebut yang dinilai terlalu ringan dan tidak mendiskualifikasi Bulgaria atas kasus pelanggaran berat tersebut.

2. Ceferin menyerang balik Johnson yang melakukan hal rasisme terhadap wanita muslim

tribuna.com

Presiden UEFA, Aleksander Ceferin, justru menyerang balik Perdana Menteri Inggris dengan menuding bahwa Johnson telah melakukan penyerangan terhadap wanita muslim di Inggris.

Ia juga mengakui perlu dilakukan perbaikan dalam lembaga UEFA untuk masalah rasisme, namun ia mengingatkan kembali sikap Johnson di masa lalu dengan mengatakan wanita yang mengenakan burqa seperti "kotak pos".

Hal inilah yang menimbulkan pertanyaan bagi Ceferin, karena di sisi lain Johnson meminta UEFA untuk bertindak tegas terhadap rasisme. Tak hanya itu saja, Johnson juga menolak meminta maaf atas pernyataan yang dilontarkannya itu sehingga menimbulkan sasaran amarah publik saat itu.

Ceferin juga mengakui situasi di Eropa saat ini sedang berlangsung tegang dan ia merasa yakin Johnson dinilai sebagai pemicu insiden rasisme akhir-akhir ini.

Baca Juga: 3 Klub Ini Berpeluang Menjegal Liverpool di EPL Musim Ini

Verified Writer

Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya