TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Club Brugge, Klub Sepak Bola Belgia yang Penuh Kejutan

Jadi yang paling sukses di Belgia 

Para pemain Club Brugge usai pertandingan melawan FC Porto pada gelaran Liga Champions Eropa 2022/2023. (twitter.com/ClubBrugge)

Pada 13 September 2022 lalu, Club Brugge mengejutkan penggemar sepak bola dunia dengan membantai tim yang lebih diunggulkan, FC Porto, dalam gelaran UEFA Champions League (UCL) 2022/2023. Dengan berhasil menjebloskan empat gol tanpa balas ke gawang Porto, tim biru/hitam ini jadi perbincangan hangat di media.

Mengeklaim sudah eksis selama lebih dari 125 tahun, mereka dikenal sebagai klub dengan torehan prestasi terbanyak di Belgia. Meski bukan tim unggulan di Eropa, Club Brugge sering kali menghadirkan kejutan. Tak berlebihan bila ia dianggap underdog yang berbahaya.

Apa resep keberhasilan mereka? Berikut fakta-fakta menarik Club Brugge, klub sepak bola Belgia yang penuh kejutan.

1. Eksis sejak akhir abad ke-19 membuatnya jadi salah satu klub tertua di Eropa

Pemain Club Brugge menyapa penggemar. (instagram.com/clubbrugge)

Laman arsip UEFA menyatakan bahwa Club Brugge sudah eksis sejak 1891, yang membuat mereka jadi salah satu klub tertua di Eropa. Sebagai informasi, beberapa klub besar Eropa baru terbentuk pada awal abad 20 atau sekitar awal 1900-an. Saat itu, mereka belum bernama resmi Club Brugge dan sempat mengalami perpecahan sebelum akhirnya bersatu kembali. 

Mereka dibentuk oleh sejumlah alumni sekolah elite dan sempat mengadopsi nama Royal FC Brugeois. Setelah mengalami jatuh bangun selama beberapa dekade sejak berdiri, lewat laman resmi mereka, Club Brugge mengeklaim berlaga secara rutin di liga kasta pertama Belgia sejak 1959 dan belum pernah terdegradasi sejak itu. 

Baca Juga: Catatan Kemenangan Besar Club Brugge atas Porto di UCL 2022/2023

2. Klub Belgia dengan gelar juara terbanyak 

Fans Club Brugge membentangkan spanduk dukungan. (instagram.com/clubbrugge)

Hingga 2021/2022, Club Brugge telah meraih lima belas gelar juara Liga utama Belgia yang kini bernama resmi Jupiler Pro League. Mereka juga sudah merengkuh sebelas gelar  juara Piala Belgia. Gelar-gelar tersebut membuat Club Brugge menjadi tim paling sukses dalam sejarah sepak bola Belgia. 

Di level Eropa, mereka adalah klub pertama asal Belgia yang pernah mencapai partai final Europacup II Final dan Europacup I Final. Tepatnya pada 1976 dan 1978 ketika masih dilatih Ernst Happel.

Pada kedua pertandingan tersebut, Club Brugge harus mengakui keunggulan Liverpool dan terpaksa puas dengan gelar runner-up. Kedua turnamen itu kini dikenal dengan nama UEFA Europa League (UEL) dan UEFA Champions League (UCL).

3. Prestasi mereka sempat meredup pada awal tahun 2000-an 

Pemain Club Brugge merayakan gelar juara Belgian Super Cup. (instagram.com/clubbrugge)

Melansir ESPN, Club Brugge sempat mengalami penurunan performa pada awal 2000-an. Mereka bahkan sempat bergonta-ganti pelatih dan tak kunjung menemukan kestabilan. Ini dipengaruhi pula dengan peningkatan prestasi beberapa rival-rival mereka, seperti Anderlecht, KAA Gent, dan Royal Antwerp. 

Pada 2013, jajaran klub menemukan sosok Michel Preud'homme yang berhasil membawa harapan baru. Pada 2014/2015, sang pelatih mengantarkan Club Brugge menggondol kembali juara Piala Belgia, disusul dengan gelar juara Liga Belgia 2015/2016 setelah paceklik selama lebih dari 1 dekade.

4. Keseimbangan antara aspek teknikal dan bisnis menjadi kunci kestabilan prestasi mereka  

Pemain Club Brugge merayakan gol. (instagram.com/clubbrugge)

Sebastian Blenstrup dari TransferRoom melakukan wawancara dengan CEO Club Brugge, Vincent Mannaert, terkiat resep kesuksesan mereka. Mannaert menjelaskan bahwa kunci yang ia pegang selama ini adalah memahami posisi klub dalam sepak bola internasional. Semua klub sepak bola berada di antara tim yang lebih besar dan lebih kecil darinya dan itu harus disadari. 

Untuk klubnya, Mannaert menjelaskan bahwa Club Brugge memilih posisi sebagai penerima pemain-pemain bagus dari klub-klub kecil. Kemudian, nantinya berharap pemain yang sudah mereka tempa bisa bermain untuk tim-tim yang lebih besar. Dari sini mereka bisa meraup untung dengan memosisikan diri sebagai supplier pemain berkualitas bagi klub besar. 

Untuk menjaring pemain-pemain pilihan, Mannaert mengaku Club Brugge tidak fokus pada pemain asal Amerika Latin. Mereka justru lebih sering melakukan scouting di Skandinavia, Eropa Timur, Amerika Utara, dan Afrika. Meski begitu, ia juga mengakui bahwa strateginya ini tidak selamanya berhasil.

Terkadang mereka melakukan kesalahan dengan gegabah menjual pemain yang ternyata punya dampak besar terhadap keberhasilan tim. Sebagai konsekuensinya, mereka harus memutar otak mencari pemain pengganti atau mengubah pola permainan. 

Baca Juga: 10 Fakta Charles De Ketelaere, Wonderkid Belgia dari Club Brugge

Verified Writer

Dwi Ayu Silawati

Pembaca, netizen, penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya