TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Memprediksi Posisi RC Strasbourg usai Diakuisisi Pemilik Chelsea

Chelsea ikut bikin klub satelit 

pemain RC Strasbourg (instagram.com/rcsa)

Kabar bahwa Todd Boehly lewat perusahaan BlueCo miliknya membeli sebagian besar saham klub medioker Prancis, Racing Club de Strasbourg Alsace menyeruak pada 23 Juni 2023. Keputusan Boehly yang dikenal sebagai pemilik baru Chelsea ini memang menarik, tetapi tidak bisa disebut baru. 

Akuisisi  BlueCo atas RC Strasbourg mirip dengan pola bisnis yang dilakoni Red Bull lewat tiga klub sepak bolanya di Jerman (RB Leipzig), Austria (RB Salzburg), dan Brasil (RB Bragantino). Begitu pula dengan FC Nordsjaelland (Denmark) yang punya klub satelit di Ghana bernama Right to Dream Academy. Pun Tony Bloom, pemilik Brighton & Hove Albion yang mengantongi surat kepemilikan atas klub Belgia, Union Saint-Gilloise. Tak lupa juga City Football Group (Manchester City) yang punya belasan klub satelit di seluruh dunia. 

Lantas, apa artinya ini untuk RC Strasbourg? Peran apa yang akan mereka jalankan dengan status klub satelit Chelsea?

Baca Juga: 4 Masalah Besar Todd Boehly di Chelsea 

1. Ladang subur untuk membina talenta muda potensial

pemain RC Strasbourg (instagram.com/rcsa)

Bila melihat pola-pola sebelumnya, RC Strasbourg sudah bisa dipastikan akan jadi ladang subur menjaring talenta terbaik dari berbagai penjuru dunia. Mengingat English Premier League (EPL) sudah terlalu kompetitif, keberadaan klub satelit akan mempermudah Chelsea membina pemain sebelum serius mendatangkannya ke Stamford Bridge. 

Meski masuk dalam lima liga top Eropa, klub-klub Ligue 1 Prancis punya lebih banyak kelonggaran untuk memberi kesempatan dan ruang berkembang bagi pemain-pemain debutan dari berbagai penjuru dunia. Karakter dan level kompetisi mereka sedikit banyak mirip dengan Bundesliga Jerman, Eredivisie Belanda, dan Liga Pro Belgia. Menit bermain layak di kompetisi sepak bola Eropa yang cukup kompetitif adalah segala hal yang dibutuhkan oleh pemain muda.

2. Wadah untuk pemain yang gagal atau belum layak masuk tim utama Chelsea

pemain RC Strasbourg (instagram.com/rcsa)

RC Strasbourg bisa juga dimanfaatkan Chelsea sebagai wadah untuk menaungi pemain yang dirasa belum sepenuhnya berkembang atau yang dianggap belum layak masuk tim utama. Chelsea bisa saja meniru skema buy-to-loan yang dilakukan Brighton beberapa tahun belakangan. Analytics FC membuat rangkuman keberhasilan Brighton membina pemain bintang mereka saat ini dengan skema tersebut. Moisés Caicedo, Alexis McAllister, Robert Sanchez, Kaoru Mitoma, dan Ben White adalah beberapa contohnya. Setelah dibeli, mereka tak langsung diboyong ke Amex Stadium, melainkan dipinjamkan dulu ke beberapa klub lain agar dapat pengalaman dan jam terbang sambil terus diobservasi.

Dengan kehadiran klub satelit macam RC Strasbourg, skema buy-to-loan akan lebih mudah diimplementasikan, seperti yang dilakukan Brighton usai merekrut Kaoru Mitoma dari Kawasaki Frontale pada 2021. Saat itu, Mitoma tak langsung dibawa ke Inggris, melainkan dipinjamkan ke klub Tony Bloom lain di Belgia, Union Saint-Gilloise untuk bermain selama 1 musim. Dari sudut pandang bisnis, cara ini juga bisa dilihat sebagai upaya minimalisir kerugian material dari pemain-pemain yang gagal lolos ke tim utama. 

Baca Juga: Ide Aneh Todd Boehly: Usulkan 'Perang Bintang' di Premier League

Verified Writer

Dwi Ayu Silawati

Pembaca, netizen, penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya