TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

3 Pelatih yang Gagal Bawa MU Lolos Fase Grup UCL setelah Era Sir Alex

Termasuk Erik ten Hag

Manchester United saat menjuarai Liga Champions 2007/2008. (fcbayern.com)

Manchester United lagi-lagi tak mampu berbicara banyak di ajang Liga Champions Eropa. Berada satu grup dengan Bayern Munich, Galatasaray, dan FC Copenhagen di UCL 2023/2024, mereka finis di posisi terakhir. Bruno Fernandes dan kawan-kawan hanya mampu meraih 4 poin dari 6 pertandingan.

Dengan hasil itu, The Red Devils memperpanjang rekor buruk mereka di kompetisi teratas antarklub Eropa tersebut. Terakhir kali mereka menjadi juara di ajang tersebut ialah saat masih dilatih Sir Alex Ferguson. Itu terjadi pada 2007/2008 setelah mereka berhasil mengalahkan Chelsea di babak final lewat adu penalti.

Sejak Sir Alex Ferguson memutuskan untuk tak lagi melatih MU pada akhir musim 2012/2013, The Red Devils memang belum mampu menjuarai UCL. Sederet pelatih top yang pernah didatangkan pun tak mampu membawa MU juara di ajang itu. Bahkan, MU tak mampu lolos dari fase grup dalam beberapa edisi.

Berikut tiga pelatih yang tercatat pernah gagal membawa MU lolos dari fase grup UCL.

1. Louis van Gaal gagal membawa MU lolos dari fase grup setelah kalah poin dari VfL Wolfsburg dan PSV Eindhoven di UCL 2015/2016

Louis van Gaal (tengah) saat melatih Manchester United. (manutd.com)

Louis van Gaal didatangkan MU pada musim panas 2014. Ia menggantikan David Moyes yang melatih MU hanya selama semusim pada 2013/2014. Di musim itu, Moyes mampu membawa MU melaju hingga babak perempat final UCL.

Di musim yang sama, MU hanya finis di posisi 7 di English Premier League. Hal itu membuat The Red Devils harus absen dari UCL pada musim berikutnya. Capaian buruk itu menjadi salah satu faktor Moyes dipecat dari kursi pelatih.

Van Gaal yang direkrut untuk membawa MU kembali finis di papan atas EPL pun mampu menjawab tantangan yang diberikan kepadanya. Di EPL 2014/2015, The Red Devils finis di posisi 4 klasemen. Atas capaian itu, mereka berhak atas satu tiket UCL pada musim berikutnya.

Sayangnya, langkah anak asuh Van Gaal harus terhenti di babak grup UCL 2015/2016. Mereka hanya finis di posisi 3 grup B dengan raihan 8 poin. VfL Wolfsburg yang mengoleksi 12 poin berhasil keluar sebagai juara grup diikuti PSV Eindhoven dengan 10 poin di posisi kedua.

2. Ole Gunnar Solskjaer hanya mampu membawa MU finis di posisi 3 fase grup UCL 2020/2021

Ole Gunnar Solskjaer (manutd.com)

Setelah memecat Jose Mourinho pada Desember 2018, MU menunjuk Ole Gunnar Solskjaer sebagai pelatih interim. Sebelumnya, mantan pemain MU itu menjabat sebagai pelatih klub Norwegia, Molde FK. Selama melatih klub tersebut, ia berhasil memenangi 2 trofi liga.

Lantaran mampu mengangkat performa MU saat berstatus sebagai pelatih interim, pihak manajemen lantas mempermanenkannya sebagai pelatih kepala pada Maret 2019. Di musim itu, The Red Devils mampu melaju hingga babak perempat final UCL sebelum dikalahkan Barcelona dengan agregat 4-0.

Setelah sempat absen selama semusim dari UCL, MU kembali mendapat satu tiket dan tampil di UCL 2020/2021. Anak asuh Ole tergabung di grup H bersama Paris Saint-Germain, RB Leipzig, dan Basaksehir. Sayangnya, The Red Devils tak mampu lolos dari fase grup.

PSG dan RB Leipzig yang sama-sama meraih 12 poin berhasil melaju ke babak 16 besar. Sementara itu, MU yang hanya mengleksi 9 poin harus melanjutkan perjalanan dengan berlaga di Liga Europa. Di posisi terakhir, Basaksehir hanya mampu meraih 3 poin.

Verified Writer

Firdaus Ala I

Loving football since 6

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya