TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bali United Juara Liga 1 2019, Ini Rahasia Dapur Stefano Cugurra

Teco berhasil bukukan rekor back to back di Liga 1

Stefano "Teco" Cugurra berhasil membawa Bali United jadi kampiun di Liga 1 2019. (Baliutd.com)

Jakarta, IDN Times - Tangan dingin Stefano "Teco" Cugurra dalam menangani sebuah tim memang tak terbantahkan. Teranyar, ia mampu membawa Bali United untuk pertama kalinya menjadi juara di kompetisi kasta tertinggi Indonesia, tepatnya juara di Shopee Liga 1 2019.

Hal itu tentu bukan kebetulan, sebab semusim sebelumnya Teco berhasil membawa Persija meraih prestasi serupa. Hal itu pula yang membuatnya mengukuhkan diri jadi pelatih pertama yang berhasil melakukan back to back di Liga 1. 

Namanya sempat dipandang sebelah mata. Bahkan, kedatangannya sempat diragukan bisa membawa prestasi Persija meraih hasil terbaik musim lalu. Namun, hal itu ia bantah dengan gelar juara yang diraih bersama Persija, hingga akhirnya mulai diperhitungkan dan dipercaya untuk menukangi Bali united musim ini.

Datang sebagai pelatih anyar Bali United, Teco langsung memberikan dampak besar bagi klub kebanggaan masyarakat Pulau Dewata itu. Walau tampil kurang meyakinkan pada turnamen pramusim Piala Presiden, ia langsung membawa timnya sapu bersih empat laga kandang pertama secara beruntun di Liga 1 2019.

1. Teco berhasil meramu tim yang dihuni banyak pemain bintang

Liga-Indonesia.id

Tugasnya memang tak begitu berat di Bali United. Maklum, skuatnya musim ini dihuni banyak pemain bintang, sebut saja Irfan Bachdim, Stefano Lilipaly, Ilija Spasojevic, dibantu beberapa legiun asing dengan kualitas mumpuni, Malvin Platje, Brwa Nouri, Paulo Sergio, sampai William Pacheco yang memberikan banyak pilihan bagi pelatih berusia 45 tahun itu untuk memaksimalkan taktik yang diusung.

Namun, hal itu bisa sia-sia jika Teco tak mampu meracik tim dengan benar. Jelas, caranya dalam meramu tim sampai menangani setiap pemain patut diacungi jempol. Sebab, sangat sulit menyatukan ego para pemain, terutama bintang dalam sebuah tim. Tapi, ia bisa membuat Bali United jadi kekuatan menakutkan musim ini.

Keberhasilan Teco dalam meramu tim itu membuat  Bali United kali ini bisa meraih gelar juara lebih cepat, tepatnya empat pekan sebelum Liga 1 berakhir.

2. Kekuatan Teco adalah mengandalkan lini pertahanan yang kokoh

Bek tengah, Leonard Tupamhu (kiri), mampu tampil baik bersama Bali United di Liga 1 2019. ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana

Menilik ciri khas Teco dalam meramu sebuah tim, tak ada perbedaan signifikan ketika dirinya masih menangani Persija maupun ketika menangani Bali United. Kekuatan pelatih asal Brasil tersebut bersama sebuah tim selalu mengandalkan pertahanan kokoh.

Pernyataan tersebut bukan tanpa alasan. Buktinya, sepanjang kompetisi, Teco berhasil membuat pertahanan Bali United jadi yang terkuat, dalam 30 laga yang dijalani. Pacheco dan kolega hanya kemasukan 28 gol saja, kedua paling sedikit setelah PSIS Semarang yang cuma kemasukan 25 gol.

Catatan tersebut tentu tak mudah diraih, mengingat persaingan Liga 1 musim ini jauh lebih ketat dibandingkan musim-musim sebelumnya. Bahkan, persaingan di papan bawah membuat Liga 1 musim ini 

3. Teco mampu memaksimalkan delapan pemain belakang Bali United

Instagram.com/baliunitedfc

Lalu, apa yang membuat mantan pelatih Persija itu bisa menciptakan tembok kokoh di lini belakang Bali United?

Bali United tak banyak mengubah para pemain belakangnya musim ini, nama-nama macam Ricky Fajrin, Diaz Angga, I Made Andhika tetap jadi andalan. Jika pun ada, Teco hanya memasukkan eks anak-buahnya di Tim Macan Kemayoran: Gunawan Dwi Cahyo, Willian Silva Costa Pachecho, Michael Orah, dan satu pemain yang sempat diragukan , Leonard Tupamahu.

Bali United sebetulnya  memainkan formasi empat bek, sama dengan mayoritas tim di Liga 1. Bedanya, ia bisa memaksimalkan semua pemain belakang yang dimiliki jadi kekuatan terbaik musim ini. Bisa dibilang, Teco berhasil membuat perbedaan kualitas setiap pemain tak terlalu kentara.

Walhasil, jika Bali United kehilangan beberapa pemain akibat cedera, sanksi, sampai dipanggil Timnas Indonesia, ia tak kerepotan untuk mengganti pemainnya dengan yang lain.

Tercatat, delapan pemain secara bergantian selalu mengisi kuartet lini belakang Bali United, yakni Pacheco (2116 menit), Diaz Angga (1605 menit), Ricky Fajrin (1711 menit), I Made Andhika (1051 menit), Haudi Abdillah (910 menit), Michael Orah (983 menit), Gunawan Dwi Cahyo (829 menit), dan Leonard Tupamahu (1495 menit).

4. Wawan jadi kiper Bali United yang tak tergantikan di musim ini sampai pekan ke-30

Kiper Bali United, Wawan Hendrawan. baliutd.com

Namun, pertahanan Bali United tak akan sekuat ini jika tanpa kiper gaek Wawan Hnedrawan. Ketika pemain lawan berhasil menciptakan peluang berbahaya, Wawan acap kali menggagalkan gawangnya dari kebobolan. Terbukti, pemain berdarah Sunda itu tak tergantikan dalam 30 laga bali United.

Pemain berusia 36 tahun itu ternyata sangat jarang kemasukan lebih dari dua gol per laga. Tercata, cuma enam laga saja Wawan harus memungut bola dua kali atau lebih dalam satu pertandingan, yang paling mencolok adalah ketika ditaklukkan Borneo FC pada pekan ke-21 dengan skor 6-0. Sedangkan, 12 laga berakhir dilalui dengan nirbobol.

Usianya memang sudah tak muda lagi, namun kualitasnya masih belum luntur. Jika dirata-ratakan, Wawan kebobolan satu setiap 96,4 menit. Capaian itu sangat istimewa lantaran ia cuma kalah dari PSIS yang hanya kemasukan satu gol per 108 menit, itu pun dihasilkan melalui dua kiper yang berbeda.

5. Teco mampu membuat performa Leonard Tupamahu jadi bek andalan

Bek tengah, Leonard Tupamhu (kiri), mampu tampil baik bersama Bali United di Liga 1 2019.baliutd.com

Namun, yang tak banyak diketahui orang adalah bagaimana cara Teco dalam membangkitkan pemain-pemain yang sudah dianggap habis kembali menemukan performa terbaiknya. Musim ini, ia bisa membuat pemain yang dianggap uzur seperti Leonard Tupamahu jadi bek andalan Bali United.

Padahal, kedatangan pemain berdarah Maluku itu di awal musim sempat memunculkan nada sumir dari para pendukungnya. Tak sedikit yang menyebut mendatangkan Leo bakal sia-sia, karena dianggap tak bisa memberikan apa pun bagi Bali United. Namun, hal itu perlahan hilang, Teco berhasil menyulapnya jadi bek tangguh musim ini.

"Saya melihat Leo tetap pemain berkualitas dengan kondisi usia yang terus bertambah. Dia pemain belakang yang kuat dan selalu siap menghadapi penyerang asing maupun yang lebih muda dari dirinya," kata Teco beberapa waktu lalu, yang menyiratkan bahwa keputusan klub mengontrak Leo tak salah.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya