TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jurgen Klopp, Sosok Heavy Metal yang Mulai Berkompromi 

Juergen Klopp adalah salah satu pelatih terbaik dunia

Manajer Liverpool, Juergen Klopp, perpanjang kontrak bersama The Reds hingga 2024. liverpool.com

Jakarta, IDN Times -  Jurgen Klopp jadi salah satu sosok yang menarik perhatian di tahun 2020. Ia sukses meraih gelar Pelatih Terbaik dalam ajang Best FIFA Award 2020, mengungguli Hansi Flick dan Marcelo Bielsa.

Kemenangan Klopp memang sedikit berbau kontroversi. Apalagi, raihan trofi Klopp di tahun 2020 kalah jauh jika dibandingkan Flick. Bersama Bayern Muenchen, Flick sukses meraih trofi Bundesliga, DFB Pokal, Piala Super Jerman, Liga Champions, hingga Piala Super Eropa.

Sedangkan Klopp, ia cuma meraih trofi Premier League bersama Liverpool. Meski begitu, gelar ini terasa spesial, karena Klopp berhasil mengakhiri puasa gelar liga Liverpool sejak 1990. Ini juga jadi gelar liga pertama Liverpool sejak era Premier League.

Alhasil, meski menuai kontroversi, gelar Pelatih Terbaik yang didapatkan Klopp ini tetaplah spesial. Ini juga jadi gelar Pelatih Terbaik kedua yang ia dapat, setelah sebelumnya ia mendapatkan gelar yang sama pada 2019 silam.

Memang, seperti apa, sih, sepak terjang Klopp di Eropa hingga didapuk sebagai pelatih hebat?

Baca Juga: Jurgen Klopp Jadi Manager Terbaik, Sir Alex Ferguson: Dia Fantastis!

1. Besar bersama Mainz, melayang bersama Dortmund

twitter.com/LFC

Selepas pensiun sebagai pemain, Jurgen Klopp memulai karier kepelatihannya di Mainz, klub terakhir yang dibela sebagai pemain. Di sana, ia sukses mengantarkan Mainz promosi ke Bundesliga. Dari situlah, nama Klopp mulai dikenal sebagai pelatih menjanjikan.

Pada 2008, Klopp pun memutuskan hijrah ke Borussia Dortmund. Di klub inilah, Klopp memperkenalkan diri sebagai pelatih yang bertalenta sekaligus menakutkan. Gaya sepak bola heavy metal, berbalut gegenpressing menjadi sebuah gaya baru di sepak bola Jerman.

Berkat gaya main ini juga, Jurgen Klopp melayang bersama Dortmund. Dua gelar Bundesliga, satu gelar DFB Pokal, dan dua gelar Piala Super Jerman, sukses Klopp persembahkan untuk Dortmund dalam kurun waktu 2010 hingga 2014. Ia juga suskes mengantarkan Dortmund ke final Liga Champions 2012/13.

Namun, selepas itu, kelemahan dari sepak bola heavy metal  ala Klopp mulai terlihat. Pemain-pemain yang kelelahan, membuat pressing yang biasanya terlihat energik menjadi tak menyeramkan. Banyak ruang yang justru bisa dieksploitasi lawan.

Alhasil, pada 2015, Klopp memutuskan hengkang dari Dortmund. Pilihannya kali ini jatuh kepada tim yang tengah terseok lainnya, yaitu Liverpool.

2. Bersama Liverpool, Jurgen Klopp menyesuaikan diri

Instagram

Klopp datang ketika Liverpool tengah gundah. Sempat berjaya bersama Brendan Rodgers, mereka kesulitan di musim 2014/15. Ketika tertatih seperti itu, Klopp datang bak malaikat. Perbaikan demi perbaikan ia lakukan di Anfield, termasuk membawa gaya sepak bola heavy metal-nya.

Sosok asal Jerman itu langsung membawa Liverpool ke dua laga final pada musim 2015/16, yakni final Piala Liga dan Liga Europa. Sayang, mereka harus kalah dan gagal menggondol trofi, masing-masing dari Manchester City dan Sevilla.

Namun, kekalahan ini justru jadi titik awal revolusi Klopp di Liverpool. Ia mendatangkan beberapa pemain, seperti Virgil van Dijk, Mohamed Salah, Andrew Robertson, Naby Keita, Fabinho, Xherdan Shaqiri, serta Alisson untuk memperkuat tim, Trent Alexander-Arnold juga dipromosikan dari tim muda.

Uniknya, tidak cuma memeragakan sepak bola heavy metal, Klopp lebih cerdas secara taktik bersama Liverpool. Ada kalanya ia menerapkan gegenpressing, tetapi ada kalanya juga Klopp bermain lebih pragmatis. Intinya, Jurgen Klopp sudah tidak lagi membabi buta. Ia mampu menyesuaikan diri dengan lawan.

Berkat kejelian Klopp ini, Liverpool pun mulai meraih banyak trofi penting, mulai dari Liga Champions, Piala Super Eropa, Piala Dunia Antarklub, hingga terakhir gelar Premier League yang sudah lama dinantikan pendukung Liverpool.

Energi yang dibawa Klopp benar-benar tersalurkan di Anfield. Ia membuat markas Liverpool itu begitu hidup, sekaligus menakutkan kembali. Semangatnya saat memberikan instruksi di bangku cadangan menular kepada semua pemainnya di atas lapangan.

Baca Juga: 3 Rahasia Jurgen Klopp Bikin Liverpool Tajam di Setiap Pertandingan

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya