TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kaleidoskop 2023: Invasi Naturalisasi ke Timnas Indonesia

Naturalisasi begitu marak pada 2023

Justin Hubner sah menjadi WNI, Rabu (6/12/2023). (IDN Times/Tino).

Jakarta, IDN Times - Pada 2010, naturalisasi sempat jadi proyek mercusuar di sepak bola Indonesia. Semua berkat performa apik Cristian Gonzales dan Irfan Bachdim di Piala AFF 2020. Tahun 2023, proses ini marak kembali.

Total, sudah ada enam pemain yang dinaturalisasi PSSI selama 2023 ini. Mereka adalah Jordi Amat, Sandy Walsh, Ivar Jenner, Rafael Struick, Shayne Pattynama, dan Justin Hubner.

Saat ini ada dua pemain juga yang tengah menanti proses naturalisasi. Mereka adalah Jay Idzes dan Nathan Tjoe-A-On. Keputusan Presiden (Keppres) naturalisasi keduanya sudah turun, tinggal pengambilan sumpah.

Belum lagi, ada Ragnar Oratmangoen yang juga akan melakoni proses naturalisasi. Jika ketiga pemain ini tuntas dinaturalisasi, total sudah ada sembilan pemain yang dinaturalisasi di era kepelatihan Shin Tae Yong. Jumlah ini tentu banyak.

Lalu, apakah naturalisasi ini memberi dampak? Atau, hanya beberapa saja yang mampu rutin tampil di level Timnas?

1. Melengkapi beberapa pemain yang masih rutin bela Timnas

Marc Klok, Penggawa Timnas U-23. (IDN Times/Sandy Firdaus)

Sepanjang sejarah naturalisasi, ada beberapa pemain yang bisa dianggap gagal. Tengok saja di skuad Piala AFF 2012, ketika ada Tonnie Cussell atau John van Beukering yang urung memberi performa positif bagi Timnas. Ironisnya, Van Beukering malah jadi pesakitan dan kerap tersandung masalah usai jadi WNI.

Akan tetapi, ada beberapa pemain naturalisasi yang memang rutin bela Timnas. Pada eranya, Gonzales dan Bachdim terbilang rutin membela Pasukan Garuda, sebelum akhirnya usia menggerus kemampuan mereka.

Kini, ada Marc Klok dan Stefano Lilipaly yang terbilang rutin membela Timnas. Khusus Klok, dia jadi sosok yang tak tergantikan di lini tengah Timnas, termasuk pada era Shin Tae Yong.

Baca Juga: Makin Ramai Naturalisasi di Timnas, Memangnya Bagus?

2. Naturalisasi gak berhenti

Jay Idzes, pemain naturalisasi timnas Indonesia (instagram.com/jayidzes)

Menilik proses naturalisasi yang dilakukan PSSI sepanjang 2023, benar-benar berderet. Tidak cuma itu, banyak juga proses naturalisasi yang dilakukan secara bersamaan, seperti yang terjadi pada Jordi Amat dan Sandy Walsh.

Setelah itu, ada juga naturalisasi Ivar Jenner dan Rafael Struick, yang juga rampung secara bersamaan. Justin Hubner harusnya masuk ke dalam rombongan ini, tetapi karena satu dan lain hal, naturalisasinya baru rampung akhir 2023.

Sedangkan, naturalisasi Shayne dilakukan secara terpisah. Dia tak masuk rombongan manapun, dan melakukannya seorang diri. Kebiasaan menaturalisasi secara rombongan ini pun kemungkinan masih dilakukan ke depannya.

Sebab, ada Jay dan Nathan yang proses naturalisasinya dilakukan bersamaan. Belum lagi, ke depan ada nama Thom Haye dan Maarten Paes yang juga kemungkinan dilakukan bersamaan.

Baca Juga: Menjadi Indonesia Lewat Olahraga

3. Terminologi naturalisasi yang coba diluruskan

Diskusi Turun Minum PSSI Pers soal naturalisasi. (Dok. PSSI Pers)

Tenaga Ahli Kemenpora Bidang Diaspora dan Kepemudaan, Hamdan Hamedan, menyatakan penyebutan pemain naturalisasi tak relevan lagi saat yang bersangkutan sudah memiliki paspor Indonesia. Karena naturalisasi adalah kata benda.

"Naturalisasi itu proses hukum yang dilakukan untuk mengubah status kewarganegaraan seseorang dari WNA menjadi WNI. Jadi frasa pemain naturalisasi itu sebetulnya tidak tepat," kata Hamdan pada Kamis (21/12/2023).

"Tetapi, ketika seseorang itu sudah berhasil dinaturalisasi, disumpah dan menandatangani sumpah, maka dia sudah menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) dan mempunyai kesamaan dalam hukum dan pemerintahan," lanjutnya.

4. Rentan munculkan batas pemisah

Anggota Exco PSSI Arya Sinulingga dalam acara Diskusi Turun Minum PSSI Pers. (Dok. PSSI Pers)

Seiring dengan maraknya proses naturalisasi ini, mulai ada dikotomi antara pemain naturalisasi dan pemain lokal. Dikotomi ini jadi sebuah diskursus tersendiri, sampai-sampai memunculkan istilah 'local pride'.

Merespons hal tersebut, Hamdan menolak anggapan miring sejumlah pihak terkait motif pemain keturunan mau dinaturalisasi. Banyak yang menilai hal itu dianggap karena mereka tak mampu bersaing untuk memperkuat Timnas negara asalnya.

"Ada pemain grade A yang bermain di salah satu klub terbaik di dunia, dia ingin membela Indonesia. Dia mengatakan, saya ingin sekali membela Indonesia," ujar Hamdan.

Hal tak jauh berbeda juga diungkapkan Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga. Dia secara tegas menolak dikotomi pemain naturalisasi dan lokal.

"Dikotomi ini harus diselesaikan sekarang, istilah local pride, atau anti-naturalisasi harus dihentikan. Naturalisasi hanya proses, tapi sepanjang dia punya darah (Indonesia), maka dia berhak mewakili bangsa kita," kata Arya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya