TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kisah Eko Fadly, Bangun Calma Usai Gagal Jadi Pesepak Bola

Eko Fadly cinta sepak bola, maka dia bangun Calma

Eko Fadly, founder dari brand Calma. (dok. Calma)

Jakarta, IDN Times - Eko Fadly pernah bercita-cita jadi sepak bola. Namun, cita-citanya itu harus pupus karena satu dan lain hal. Sekarang, kecintaannya pada sepak bola ini berlanjut dalam bentuk sebuah brand bernama Calma. Dia menyelami bisnis jersey.

Eko membentuk Calma pada 2023 silam. Sebelum Calma terbentuk, Eko memang sudah berkecimpung dalam bisnis jersey pada 2013. Dia juga punya kesempatan untuk memperdalam dunia jersey usai bekerja sama dengan sahabatnya yang juga pemilik salah satu brand apparel lokal.

“Akhirnya Tuhan memberi saya jalan untuk bisa membangun tempat produksi dan brand sendiri pada tahun 2023, sebuah brand bernama Calma," ujar Eko dalam keterangan resminya.

Baca Juga: Senyum dan Jempol Jokowi saat Ditanya Jersey Baru Timnas Indonesia

1. Tentang nama Calma, hadir secara spontan

Eko Fadly, founder dari brand Calma. (dok. Calma)

Mengenai nama Calma sendiri, nama ini lahir saat Eko menonton video di kanal Youtube. Calma muncul secara spontan dan ditambah perlunya nama brand lantaran tawaran kerja sama di depan mata Eko.

“Momentnya pada saat sedang menonton Youtube, ada konten yang menyebut-nyebut kata Calm. Calma merupakan serapan dari kata Calm dalam bahasa Spanyol yang artinya tenang. Ternyata saat saya cek di HAKI, Calma masih bisa didaftarkan,” ujar Eko.

Eko memang menunjukkan keseriusannya dalam mengembangkan bisnis jersey dengan nama brand Calma ini. Dia bahkan berani keluar dari pekerjaannya dan ingin lebih mendalami bisnis jersey.

“Pimpinan saya ketika itu mendukung keputusan untuk resign dan memulai bisnis. Ia pun memberikan saran agar belajar managemen bisnis dan pola produksi, saya memulai bisnis dari nol," kata Eko.

2. Perkembangan Calma sampai digunakan PSKC dan Serpong FC

Eko Fadly, founder dari brand Calma. (dok. Calma)

Jatuh bangun berpeluh keringat dirasakan Eko saat membangun Calma ini. Di masa-masa awal usahanya, tim produksi Calma hanya ada empat orang. Eko pun harus turun tangan ke ranah produksi hampir 15 jam setiap harinya.

"Hingga saat ini produksi sudah berjalan, dan saya sudah memiliki kurang lebih 30 tim produksi hari ini,” ujar pria yang tumbuh besar di Bekasi, Jawa Barat itu.

Sekarang, berbekal filosofi ketenangan yang jadi ciri khas Calma, kepuasan pelanggan perlahan mulai hadir. Calma mendapat kesempatan untuk merambah bisnis jerseynya ke sejumlah petinggi dan pemilik klub sepak bola profesional.

"Kami presentasikan ide-ide kami kepada para petinggi dan pemilik klub. Khusus Serpong City, produk kami langsung direview oleh club advisor Nabil Husein, dan beliau menyetujui kami sebagai partner apparel. Begitu juga dengan PSKC Cimahi, kami langsung present kepada Presiden Klub Rendra Sudjoeno, dan beliau juga senang,” ujar Eko.

Baca Juga: Jersey Timnas Dinilai Kuno, Marselino Gak Mau Ambil Pusing  

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya