Panpel Tak Buka Pintu Tribune Kanjuruhan, Padahal Pegang Kunci
Panpel Arema dianggap lalai
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Ketua Komisi Disiplin PSSI, Erwin Tobing, menyebut pintu terkunci sebagai salah satu penyebab terjadinya penumpukan massa, yang berakibat banyaknya korban jiwa di Kanjuruhan. Penumpukan paling parah terjadi di gerbang 12 dan 13.
Berdasarkan investigasi yang dilakukan PSSI, rupanya pihak panitia pelaksana pertandingan (panpel) dan Security Officer Arema FC memegang kunci gerbang tersebut. Namun, mereka malah tidak membuka gerbang 12 dan 13.
"Saya bertanya ke panpel, ternyata kunci dari pengelola Stadion Kanjuruhan itu sudah diberikan pada Security Officer dan panpel. Namun, mereka malah tidak membuka pintunya," ujar Erwin di Malang, Selasa (4/10/2022).
Baca Juga: Aremania dan Bonek Lombok Kompak Doakan Korban Tragedi Kanjuruhan
1. Kelalaian yang berujung nyawa
Erwin melihat, insiden pintu terkunci ini adalah kelalaian tersendiri dari panpel. Menurut dia, ada kesan meremehkan dari panpel karena mereka biasa mengadakan laga di Kanjuruhan, sehingga mereka jadi tidak antisipatif.
"Karena mereka ini merasa biasa, mengganggap bahwa mereka rutin (mengamankan) di Kanjuruhan, jadinya ada kelalaian. Kewaspadaan pun hilang, padahal mereka seharusnya bisa mengantisipasi keadaan ini," ujar Erwin.
Baca Juga: 6 Fakta Stadion Kanjuruhan, Saksi Bisu Perjalanan Arema