Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa Penyebab Luton Town Terdegradasi di Championship 2024/2025?

ilustrasi bola (pixabay.com/brokerx)
ilustrasi bola (pixabay.com/brokerx)

Luton Town menelan kekalahan atas West Bromwich Albion (3-5) pada pertandingan terakhir Championship Inggris 2024/2025 (3/5/2025). Hasil ini membuat mereka terdegradasi ke League One 2025/2026. Publik pun terkejut mengingat setahun sebelumnya The Hatters masih bermain di English Premier League (EPL).

Kala itu, mereka membuat terkesan semua pihak karena berhasil menjadi tim dari National League (kompetisi kasta kelima) pertama yang mampu menembus EPL. Namun, kini, Luton Town justru menorehkan rekor buruk usai menjadi klub keempat yang terdegradasi secara beruntun dari EPL ke League One. Lantas, mengapa hal ini bisa terjadi?

1. Luton Town belum pulih dari luka di Premier League saat mengawali Championship

Luton Town gagal melanjutkan keajaiban saat menjalani Premier League 2023/2024 setelah dipastikan terdegradasi pada pekan terakhir. Naasnya, mereka belum bisa pulih dari pukulan telak ini pada musim berikutnya. Ketika mengawali Championship 2024/2025, Carlton Morris dan kolega hanya bisa meraih 1 keimbangan dan 3 kekalahan dalam 4 laga pertama.

Padahal, sebelum musim dimulai, mereka diprediksi menjadi salah satu kandidat peraih tiket promosi. Itu disebabkan penampilan yang cukup mengagumkan di EPL 2023/2024. Meski pada akhirnya terdegradasi, mereka begitu produktif dengan mencetak 52 gol. Ini menjadi salah satu alasan manajemen memperpanjang kontrak Rob Edwards sebagai pelatih hingga 4 tahun. 

Sayangnya, setelah empat pertandingan pertama yang buruk, Luton Town gagal mencapai kestabilan di Championship 2024/2025. Hingga pekan ke-26, mereka masih berada di posisi 20 dengan catatan 7 kemenangan, 14 keimbangan, dan 15 kekalahan. Manajemen akhirnya memecat Edwards. Namun, Matt Bloomfield yang dipilih sebagai pengganti pun gagal membawa mereka bangkit. Luton Town mesti mengakhiri musim di peringkat ke-22.

2. Peluang Luton Town terkikis akibat perekrutan pemain yang buruk

Mayoritas skuad Luton Town di Premier League 2023/2024 masih membela mereka di Championship 2024/2025. Sayangnya, manajemen gagal menggantikan para penggawa krusial yang hengkang. Ross Barkley menjadi kehilangan terbesar. Gelandang asli Inggris itu memilih bergabung dengan Aston Villa. Padahal, lulusan akademi Everton tersebut merupakan poros permainan tim. Selain Barkley, Luton Town juga tidak mampu mempertahankan Chiedozie Ogbene, Ryan Giles, dan Gabriel Osho.

Manajemen memang bukan tanpa usaha. Mereka merekrut 15 nama. Enam di antaranya diboyong dengan biaya transfer. Keenamnya adalah Mark McGuinness, Isaiah Jones, Lamine Fanne, Lasse Nordas, Thelo Aasgaard, dan Millenic Alli. Namun, di antara semua penggawa baru, hanya McGuinness yang bisa dibilang sebagai perekrutan sukses. Bek tengah ini menjadi pemain outfield dengan menit bermain terbanyak (3.754 menit). Pemuda berusia 24 tahun asal Republik Irlandia tersebut juga bisa menyumbang tiga gol.

3. Anggaran Luton Town dipakai untuk pembangunan stadion baru

Tiap tim yang terdegradasi dari Premier League mendapatkan dana hibah sebagai realisasi dari program parachute payments. Menurut The Athletic, untuk 2024/2025, Luton Town menerima uang sekitar 50 juta poundsterling (Rp1,1 triliun). Hampir setengahnya dipakai manajemen untuk urusan transfer pemain (26 juta poundsterling). Sisanya, Luton Town memakainya demi berbagai keperluan. Salah satunya pembangunan stadion baru.

Bagi klub, proyek tersebut memang menjadi sebuah kewajiban. Ketika promosi ke Premier League pada 2023/2024, mereka bahkan sempat harus menunda pertandingan kandang pembuka akibat Kenilworth Road yang masih dalam proses renovasi demi bisa memenuhi standar kompetisi. Kini, klub mengambil keputusan besar untuk meninggalkan stadion yang sudah dipakai sejak 1905 itu. Arena yang hanya berkapasitas 12.000 kursi tersebut tidak lagi bisa menampung visi klub untuk bertarung di level teratas.

Sebagai penggantinya, Luton Town bakal mulai pembangunan kandang anyar pada musim panas 2025. Stadion yang dinamai Power Court Stadium itu direncakan mulai bisa digunakan pada 2028/2029. Rumah baru nantinya memiliki 25.000 kursi. Mereka juga menunjuk Limak International sebagai kontraktor. Perusahaan asal Turki tersebut merupakan pihak yang bertanggung jawab atas renovasi stadion Barcelona, Camp Nou.

Di satu sisi, pembangunan stadion baru jelas bagus bagi masa depan klub. Namun, tidak dapat dimungkiri, kegagalan mereka di Championship 2024/2025 ikut disebabkan rencana tersebut. Fokus klub menjadi terbagi, termasuk dalam urusan anggaran. Mereka tidak bisa sepenuhnya menghabiskan uang yang dimiliki untuk mendatangkan para pemain terbaik. Pada akhirnya, pilihan yang diambil klub pun dibayar mahal dengan terdegradasi ke League One.

Luton Town harus segera menemukan solusi di tengah segala masalah yang sedang terjadi. Rencana jangka panjang bakal terhambat jika prestasi di lapangan terus-menerus menurun. Mampukah klub yang terbentuk pada 1885 ini bangkit di League One 2025/2026?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Gifar Ramzani
EditorGifar Ramzani
Follow Us