Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa yang Bikin Liverpool Tampil Dominan pada pekan ke-17 EPL 2024/2025

ilustrasi suasana pertandingan di Tottenham Hotspur Stadium (pexels.com/DomLeRoy)
ilustrasi suasana pertandingan di Tottenham Hotspur Stadium (pexels.com/DomLeRoy)

Liverpool menampilkan performa luar biasa saat mengalahkan Tottenham Hotspur dengan skor 6-3 pada pekan ke-17 EPL 2024/2025. The Reds tampil dominan sejak menit pertama dan tidak memberikan kesempatan kepada Tottenham dalam membangun serangan. Liverpool bisa saja menang dengan mencetak lebih dari enam gol, tetapi beberapa peluang gagal dikonversi menjadi gol.

Lantas, apa yang membuat Liverpool tampil dominan saat menang 6-3 atas Tottenham? Dilansir laman resmi Premier League, berikut analisisnya.

1. Membentuk pola serangan dengan menempatkan Luis Diaz sebagai false 9

Pelatih Liverpool, Arne Slot, memainkan trio penyerang Cody Gakpo, Mohamed Salah, dan Luis Diaz di lini depan dengan formasi andalannya 4-2-3-1. Slot menugaskan Diaz sebagai striker nomor 9 palsu atau false 9 yang lebih sering beroperasi di sisi kiri pertahanan Tottenham. Ia membagi tugas dengan Dominik Szoboszlai yang mengisi posisi kanan pertahanan Tottenham. Alhasil, Liverpool membentuk formasi 4-2-4 dengan Gakpo dan Salah berada di sayap kiri dan kanan, sementara Diaz dan Szoboszlai menarik dua bek tengah Tottenham.

Tidak hanya itu, Diaz dan Szoboszlai juga membentu kombinasi dengan dua gelandang pivot Liverpool, Alexis Mac Allister dan Ryan Gravenberch, untuk mendominasi lini tengah. Strategi ini behasil membuat lini pertahanan kebingungan dalam menjaga para pemain Liverpool. Alhasil, The Reds beberapa kali memanfaatkan celah di sepertiga lapangan Tottenham dalam membangun serangan.

2. Liverpool memainkan memberikan tekanan tinggi kepada Tottenham sejak menit pertama

Liverpool memainkan high press atau tekanan tinggi kepada Tottenham sejak menit pertama. Diaz dan Szoboszlai menarik dua bek tengah Tottenham sehingga menciptakan ruang untuk Salah dan Trent Alexander-Arnold untuk mengeksploitasi lini pertahanan dari kanan. Terlebih lagi, bek kiri Tottenham, Djed Spence, naik terlalu tinggi saat membantu serangan dan terlambat menutup lubang di lini pertahanan. Salah dan Alexander-Arnold memanfaatkan kelemahan organisasi pertahanan Tottenham itu dengan baik.

Ditambah lagi, Spence kerap kali mendapat tekanan tinggi dari para pemain Liverpool. Ia kesulitan membentuk kombinasi dengan Son Heung Min akibat tidak ada ruang untuk melakukan dribel atau memberikan operan. James Maddison sebagai gelandang serang kerap kali membantu menjembatani antara Spence dan Son di sayap kiri. Alhasil, Tottenham tidak memiliki gelandang serang di lini tengah sehingga Dominic Solanke tidak mendapat bola. Selain itu, Tottenham kesulitan membangun serangan karena gagal keluar dari tekanan Liverpool dan kehilangan bola.

Dilansir Fotmob, Tottenham memang lebih dominan dalam penguasaan bola yang mencapai 52 persen sedangkan Liverpool hanya 48 persen. Namun, The Lilywhites hanya melepaskan 9 tembakan dengan 5 kali mencapai sasaran dan 3 di antaranya menghasilkan gol. Sementara itu, Liverpool menembak 24 kali, 12 tepat sasaran, 11 terhitung sebagai peluang emas, dan 6 di antaranya berhasil menjadi gol.

3. Mengeksploitasi ruang di belakang garis pertahanan Tottenham

Liverpool memanfaatkan buruknya koordinasi pertahanan Tottenham saat kedua bek sayapnya keluar dari posisi. The Reds melancarkan serangan balik cepat lewat kecepatan para pemain depannya seperti Mohamed Salah, Cody Gakpo, Luis Diaz, dan Dominik Szoboszlai. Akibatnya, Liverpool sering kali dalam situasi unggul jumlah pemain.

Misalnya, ketika dua bek sayap Tottenham naik menyerang terlalu tinggi dan kehilangan bola, empat pemain Liverpool langsung berhadapan dengan dua bek tengah Tottenham. Selain itu, jarak antarpemain di lini pertahanan Tottenham kerap kali terlalu jauh. Hal ini menciptakan ruang untuk dieksploitasi para penyerang Liverpool.

Ketiga faktor di atas tidak lepas dari peran pemain yang berhasil mengaplikasikan strategi pelatih Liverpool, Arne Slot. Namun, The Reds tidak terlalu senang dengan hasil ini setelah kebobolan tiga kali. Slot mengingatkan kepada para pemainnya agar tetap fokus dan mempertahankan etos kerja. Sebab, kelengahan dan kesalahan kecil akan berakibat fatal.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Atqo Sy
EditorAtqo Sy
Follow Us