Apakah AC Milan Sedang Menuju Era Kegelapan?

AC Milan mengakhiri Serie A 2024/2025 dengan finish di peringkat delapan. Itu adalah pencapaian terburuk tim dalam 10 tahun terakhir. Manajemen klub langsung berbenah dengan menunjuk Massimiliano Allegri sebagai allenatore baru.
Perombakan skuad dan kebangkitan pun digaungkan jelang menghadapi musim baru Serie A. Namun, apakah benar Rossoneri dalam jalur yang tepat menuju era kebangkitan atau justru ini menjadi awal dari kemerosotan klub peraih 19 Scudetto ini?
1. AC Milan ditinggal para pemain bintang
Di tengah kritikan atas performa AC Milan, manajemen klub justru membuat keputusan yang beresiko. Mereka menjual dua pemain bintangnya. Tijjani Reijnder dilepas ke Manchester City, sedangkan Theo Hernandez tinggal menunggu waktu peresmian gabung Al Hilal, menurut laporan Fabrizio Romano.
Padahal, kedua pemain adalah sosok penting di dalam tubuh tim. Reijnders adalah pencetak gol terbanyak kedua AC Milan di Serie A musim lalu dengan torehan 10 gol. Dia juga jadi otak serangan Rossoneri 2 musim terakhir. Sementara itu, Theo Hernandez adalah salah satu bek kiri terbaik dunia saat ini.
Eksodus pemain top AC Milan bahkan berpotensi terus bertambah. Rossoneri juga dilaporkan akan kehilangan Mike Maignan, Yunus Musah, dan Malick Thiaw. Jika mereka benar-benar pergi, Rossoneri bakal kehilangan hampir semua pemain yang sempat meraih Scudetto pada 2021/2022.
2. Strategi transfer yang tidak meyakinkan
Strategi transfer AC Milan pada musim panas 2025 belum cukup meyakinkan fans. Sejauh ini Rossoneri belum meresmikan satu pun pembelian. Luka Modric dan Granit Xhaka dilaporkan bakal segera merapat ke San Siro usai Piala Dunia Antar Klub 2025. Kendati begitu, keduanya dianggap hanya sebagai proyek jangka pendek klub.
AC Milan pun cukup kesulitan mencari pengganti sepadan untuk Theo Hernandez. Sejauh ini, Rossoneri dikaitkan dengan Oleksandr Zinchenko yang terpinggirkan dari skuad Arsenal. Nama lainnya adalah Tiago Santos yang bermain untuk LOSC Lille.
Rossoneri memiliki pekerjaan rumah cukup besar pada musim panas ini. Mereka juga perlu memperkuat pos pertahanan dan penyerangan. Posisi tersebut menjadi titik lemah AC Milan pada musim lalu.
3. Rossoneri kembali dihantui masa kegelapan
Massimilano Allegri bakal menjalani periode keduanya di AC Milan. Dirinya dianggap sosok yang tepat untuk mengembalikan era kejayaan Rossoneri. Apalagi, eks pelatih Juventus ini memiliki sejarah apik di San Siro. Allegri sukses membawa AC Milan meraih Scudetto di musim debutnya pada 2010/2011.
Meski begitu, Allegri gagal meraih satu pun gelar pada 2 musim berikutnya, yang kemudian membuat dirinya dipecat Rossoneri. Setelahnya, AC Milan memasuki masa kegelapan setelah ditinggal banyak pemain bintang yang memasuki masa pensiun.
Sederet nama pelatih, seperti Clarance Seedord, Filipo Inzaghi, Vincenzo Montella dan Gennaro Gattuso gagal membangkitan kejayaan AC Milan. Jangankan bersaing meraih Scudetto, mereka bahkan kesulitan untuk bersaing di papan atas. Dibutuhkan waktu 10 tahun bagi AC Milan untuk kembali menjuarai Serie A, yakni 2020/2021 di bawah asuhan Stefano Pioli.
Kehilangan sosok pemain bintang, berpengalaman dan krisis finansial menjadi faktor utama AC Milan sempat merasakan era kegelapan. Situasi tersebut berpotensi terulang pada 2025/2026 jika Rossoneri gagal mendatangkan pemain-pemain berkelas. Kehadiran Massimiliano Allegri memang menjadi angin segar perubahan lebih baik, tapi Serie A musim depan menjanjikan persaingan yang lebih keras dari para pesaing AC Milan.