Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Arsenal Tivat Dihukum UEFA, Tak Bisa Tampil di Eropa hingga 10 Tahun

potret pertandingan sepak bola Eropa
potret pertandingan sepak bola Eropa (pexels.com/Heitor Vitari)
Intinya sih...
  • FK Arsenal Tivat dihukum larangan tampil di kompetisi Eropa selama 10 tahun akibat pengaturan skor dalam laga kualifikasi UEFA Conference League.
  • Bukan satu-satunya klub yang pernah dilarang tampil di ajang Eropa, sejumlah klub lain juga mendapat hukuman serupa dari UEFA.
  • FK Arsenal Tivat merupakan salah satu klub tertua di Montenegro dengan sejarah panjang dan prestasi bersejarah dalam sepak bola Montenegro.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

UEFA baru-baru ini menjatuhkan sanksi tegas kepada salah satu klub tertua di Montenegro, FK Arsenal Tivat. Klub ini resmi dilarang tampil di seluruh kompetisi Eropa selama 10 tahun ke depan. Hukuman ini menjadi salah satu larangan terpanjang yang pernah dijatuhkan otoritas sepak bola Eropa terhadap sebuah klub.

Skandal yang melibatkan klub tersebut mencuat setelah kualifikasi UEFA Conference League 2023 melawan Alashkert FC dari Armenia. Pertandingan ini memicu kecurigaan banyak pihak karena adanya pola taruhan yang dianggap tidak wajar. Setelah dilakukan penyelidikan intensif, UEFA menyimpulkan telah terjadi pelanggaran serius terhadap integritas kompetisi.

1. FK Arsenal Tivat disanksi akibat pengaturan skor dalam laga kualifikasi UEFA Conference League

UEFA secara resmi mengumumkan pada 16 Juli 2025, FK Arsenal Tivat dikenai larangan tampil di kompetisi Eropa selama 10 musim hingga 2034/2035. Keputusan ini muncul setelah investigasi terhadap pertandingan dua leg antara klub asal Montenegro tersebut melawan Alashkert FC dalam kualifikasi UEFA Conference League pada Juli 2023. Investigasi menyoroti hasil mencurigakan pada leg kedua yang berakhir dengan skor telak 6-1 untuk Alashkert, setelah kedua tim bermain imbang 1-1 pada leg pertama di Armenia.

Dilansir BBC, UEFA menemukan adanya pelanggaran terhadap dua pasal penting dalam Kode Disiplin UEFA, yakni Pasal 11 tentang prinsip umum perilaku dan Pasal 12 mengenai integritas pertandingan serta pengaturan skor. Berdasarkan temuan tersebut, UEFA menjatuhkan denda sebesar 500 ribu euro (Rp9,471 miliar) kepada FK Arsenal Tivat. Selain sanksi finansial dan larangan tampil, UEFA juga merekomendasikan agar FIFA memperluas hukuman ini secara global, sehingga berlaku di seluruh yurisdiksi sepak bola dunia.

Sejumlah individu terlibat langsung dalam skandal ini turut menerima hukuman berat. Nikola Celebic, pemain senior berusia 36 tahun, dan Ranko Krgovic, direktur olahraga klub, dijatuhi larangan seumur hidup dari semua aktivitas terkait sepak bola. Tiga pemain lainnya, yakni Cetko Manojlovic, Dusan Puletic, dan Radule Zivkovic, masing-masing dijatuhi larangan selama 10 tahun. Dari ketiga pemain tersebut, hanya Manojlovic yang masih aktif bermain untuk Arsenal Tivat.

2. FK Arsenal Tivat bukan satu-satunya klub yang pernah dilarang tampil di ajang Eropa

Meskipun hukuman tergolong berat, FK Arsenal Tivat bukan satu-satunya klub yang pernah mendapat larangan dari UEFA karena pelanggaran serupa. Kasus-kasus serupa telah menimpa sejumlah klub di Eropa selama 2 dekade terakhir. Klub-klub ini dijatuhi hukuman dengan berbagai durasi dan alasan, mulai dari pengaturan skor hingga pelanggaran keuangan.

Pada 2018, FK Skenderbeu dari Albania menjadi klub pertama yang menerima larangan selama 10 tahun dari seluruh kompetisi UEFA. Klub tersebut didenda sebesar 1 juta euro (Rp18,9 miliar) setelah terbukti melakukan pengaturan skor baik di kompetisi domestik maupun Eropa. Panel Court of Arbitration for Sport (CAS) menyatakan mereka terbukti bersalah dan bertanggung jawab atas skandal tersebut.

FK Pobeda dari Makedonia Utara juga menerima hukuman berat berupa larangan 8 tahun pada 2009. Hukuman ini dijatuhkan setelah UEFA menemukan adanya manipulasi hasil pertandingan melawan klub Armenia, FC Pyunik. Selain itu, dua klub raksasa Turkiye, Fenerbahce dan Besiktas, dilarang tampil selama 2 tahun dan 1 tahun masing-masing pada 2013 karena keterlibatan dalam skandal pengaturan pertandingan domestik.

Kasus pelanggaran juga pernah menimpa klub-klub besar, seperti Juventus, yang dilarang tampil dalam kompetisi UEFA untuk 2023/2024 karena pelanggaran Financial Fair Play (FFP). AC Milan pada pada 2019/2020 dilarang tampil di Liga Europa karena alasan serupa. Sementara itu, Malaga menerima larangan 2 musim akibat tunggakan pembayaran gaji dan kewajiban lainnya. Kini, FK Arsenal Tivat menambah daftar klub yang menerima hukuman berat dalam sejarah UEFA.

3. FK Arsenal Tivat merupakan salah satu klub tertua di Montenegro

FK Arsenal Tivat memiliki sejarah panjang yang membentang lebih dari 1 abad. Klub ini didirikan pada 1914 dengan nama awal NK Orjen. Beberapa tahun kemudian, klub bergabung dengan NK Zrinjski dan mengganti nama menjadi NK Arsenal, merujuk kepada fasilitas perbaikan angkatan laut “MRTZ Sava Kovacevic” yang dikenal sebagai Arsenal di Kota Tivat.

Sepanjang sejarahnya, Arsenal Tivat mencatatkan prestasi bersejarah dalam sepak bola Montenegro. Pada 1937, mereka sukses meraih gelar juara Kejuaraan Montenegro, menjadikannya satu-satunya klub di luar kota besar seperti Podgorica dan Cetinje yang pernah menjuarai kompetisi tersebut antara 1925–1940. Prestasi ini mengukuhkan posisi klub sebagai salah satu simbol kebanggaan olahraga lokal Tivat.

Namun, masa kejayaan tersebut terasa semakin jauh dengan munculnya skandal besar yang mencoreng reputasi klub. Pada musim terakhir sebelum vonis UEFA dijatuhkan, Arsenal Tivat harus berjuang mempertahankan posisinya di kasta tertinggi sepak bola Montenegro melalui jalur playoff degradasi. Meski berhasil bertahan, situasi internal klub tampak rapuh, terlebih setelah sejumlah pemain inti mereka menerima sanksi larangan bermain yang panjang.

Selain membuat citra FK Arsenal Tivat memburuk sebagai institusi olahraga, hal ini juga berpotensi memengaruhi persepsi internasional terhadap sepak bola Montenegro secara keseluruhan. Dengan absennya Arsenal Tivat dari panggung Eropa selama 1 dekade, negara ini kehilangan satu wakil potensial di kompetisi kontinental. Reputasi sepak bola Montenegro yang masih dalam tahap pertumbuhan pun terkena dampak negatif dari kasus ini.

Skandal yang melibatkan FK Arsenal Tivat menjadi pengingat keras mengenai integritas yang menjadi landasan utama dalam dunia olahraga. Sanksi berat dari UEFA menjadi preseden yang akan terus dikenang dalam sejarah sepak bola Eropa.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Gagah N. Putra
EditorGagah N. Putra
Follow Us