Ritual Berlutut Premier League Bisa Hilang di Musim Depan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Ritual berlutut yang menjadi kampanye anti-rasialisme di Premier League kemungkinan besar akan menghilang pada musim depan. Seluruh pemain dari 20 klub Premier League sepakat untuk
Para pemain di Liga Premier mengaku ingin berhenti melakukan aksi berlutut sebelum pertandingan dimulai sebab, mereka yakin kalau gerakan anti rasialisme itu sudah kehilangan pengaruhnya.
1. Diskusi intens di antara para kapten
Daily Mail melansir, kapten dari 20 klub Premier League sudah bertemu dan membahas masalah ini sejak tengah pekan lalu. Mayoritas dari mereka sudah setuju kalau gerakan berlutut dihentikan.
Namun, sejumlah kapten sepakat jika gerakan berlutut tak dihapus sepenuhnya. Nantinya, pada pertandingan tertentu gerakan ini bisa saja dimunculkan kembali sebelum kick-off.
Sementara itu, Premier League belum mengambil sikap terkait permintaan mayoritas kapten klub. Mereka masih menelaah esensi dari kampanye berlutut yang menjadi respons atas gerakan Black Lives Matter.
Namun, Premier League berjanji kalau keputusan secara definitif akan keluar sebelum laga pembuka antara Crystal Palace versus Arsenal digelar pada 5 Agustus 2022 mendatang.
Baca Juga: Premier League Kuasai Bursa Transfer Lagi Musim Panas Ini
2. Sudah ada klub yang tak melakukannya
Sebenarnya, sejak musim lalu sudah ada beberapa klub yang menghentikan aksi berlutut. AFC Bournemouth menjadi salah satu klub Premier League yang lebih dulu menghentikan aksi tersebut.
Sejak Februari 2021, Bournemouth menghentikan aksi berlutut dalam pertandingan di berbagai ajang. Mereka merasa gerakan itu tak lagi efektif.
3. Sejumlah pemain juga sudah ambil sikap
Sebenarnya, beberapa pemain juga sudah ambil sikap tegas terkait gerakan berlutut. Mereka enggan melakukannya lagi. Menariknya, banyak dari mereka yang merupakan kulit hitam pula, seperti Wilfried Zaha dan Ivan Toney.
Pun, bek Chelsea, Marcos Alonso, juga tak mau melakukannya. Sebab, menurut mereka, gerakan itu sudah kehilangan kekuatan.
''Saya lebih suka meletakkan tangan di logo dan menentang rasialisme secara nyata,'' kata Alonso dilansir Sky Sports.
Baca Juga: Kounde Pilih Ikut Proyek Barcelona Ketimbang ke Chelsea