Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bagaimana Jadwal Semusim Premier League yang Rumit Itu Dibuat?

ilustrasi bola (pixabay.com/kelvinstuttard)
ilustrasi bola (pixabay.com/kelvinstuttard)
Intinya sih...
  • Jadwal Premier League mempertimbangkan jadwal kompetisi lain seperti FIFA, UEFA, Piala FA, dan Piala Carabao.
  • Pengaturan laga kandang atau tandang melibatkan klub peserta, Asosiasi Suporter, dan polisi untuk faktor keamanan dan kenyamanan.
  • Hak siar dan keterlibatan tim di kompetisi lain memungkinkan jadwal berubah, terutama terkait jam tayang dan istirahat minimal 2 hari bagi tim yang berlaga di Liga Champions, Liga Europa, serta Liga Konferensi Eropa.

Publik sudah mengetahui kapan 380 pertandingan English Premier League (EPL) 2025/2026 bakal dimainkan. Pengelola kompetisi baru saja merilis jadwal lengkap pada 18 Juni 2025. Musim ini sendiri akan dimulai pada 15 Agustus 2025 dan selesai pada 24 Mei 2026.

Ketika kompetisi berjalan, beberapa laga memang bisa berganti waktu karena berbagai alasan. Namun, tanggal yang ditetapkan saat awal setidaknya bakal menjadi pegangan. Lantas, bagaimana sebenarnya Premier League membuat jadwal semusim penuh yang begitu rumit tersebut?

1. Jadwal kompetisi lain jadi pertimbangan pertama

Meski merupakan urusan domestik, Premier League tidak bisa mengesampingkan kondisi global saat membuat jadwal pertandingan. Mereka bahkan menjadikan jadwal pertandingan kompetisi lain sebagai pertimbangan pertama. Terutama ajang-ajang yang dikelola FIFA dan UEFA.

Untuk FIFA, secara rutin tiap tahunnya mereka menggelar pertandingan internasional pada Maret, Juni, September, Oktober, dan November. Khusus untuk Juni, jeda internasional ini memang tidak terlalu berpengaruh lantaran Premier League dan juga liga-liga top Eropa lainnya biasanya tengah libur. Sementara, UEFA memiliki tiga kompetisi antarklub yang digelar pada tengah pekan, yaitu Liga Champions Eropa (UCL), Liga Europa, dan Liga Konferensi Eropa (UECL). Final UCL menjadi pengecualian karena berlangsung pada akhir pekan. Namun, seperti jeda internasional FIFA pada Juni, laga tersebut juga tidak begitu berdampak karena alasan yang sama.

Setelah ajang yang dikelola dua badan tersebut, Premier League lantas mempertimbangkan pula kompetisi domestik lain yang diikuti para pesertanya, yaitu Piala FA dan Piala Carabao. Ketika semua variabel tersebut telah terkumpul, barulah Premier League bisa membuat jadwal pertandingan untuk semusim penuh. Pada 2025/2026, rangkaian 380 pertandingan pun terbagi ke dalam 33 akhir pekan dan 5 tengah pekan.

Sejak memulai era baru pada 1992/1993, Premier League selalu bekerja sama dengan Glenn Thompson dalam membuat jadwal pertandingan. Thompson adalah seorang arsitek yang bekerja untuk Atos, sebuah perusahaan teknologi internasional yang memang berbasis di Inggris. Selain Premier League, Thompson dan Atos juga merupakan perancang jadwal untuk tiga kompetisi sepak bola profesional Inggris lain, yaitu Championship, League One, dan League Two.

2. Berkonsultasi dengan banyak pihak untuk menentukan laga kandang atau tandang

Premier League dan Glenn Thompson mulai bekerja untuk membuat jadwal pertandingan selama semusim pada awal tahun. Kemudian, pada April, mereka akan berkonsultasi dengan pihak-pihak lain. Di antaranya adalah para klub peserta, Asosiasi Suporter (FSA), dan polisi. Langkah ini diambil utamanya demi bisa menentukan laga kandang dan tandang secara tepat.

Klub, misalnya, dipersilakan untuk mengajukan permintaan laga kandang atau tandang pada momen-momen tertentu dalam semusim. Premier League mencoba untuk sebisa mungkin mengakomodir kepentingan mereka. Contohnya adalah keinginan untuk bermain di kandang demi merayakan hari jadi atau tandang karena stadion yang tidak bisa dipakai akibat digunakan tim wanita atau kegiatan-kegiatan lain.

Penentuan laga kandang dan tandang juga menjadi krusial karena berkaitan dengan faktor keamanan dan kenyamanan yang merupakan tugas polisi serta hak para pendukung yang berencana hadir langsung di stadion. Oleh karenanya, klub-klub rival yang notabene memiliki rumah dengan jarak berdekatan dipastikan tidak akan bermain kandang pada pekan yang sama. Sepuluh tim masuk kategori ini pada 2025/2026, yaitu Arsenal dan Tottenham Hotspur, Chelsea dan Fulham, Everton dan Liverpool, Manchester City dan Manchester United, serta Newcastle United dan Sunderland.

3. Hak siar dan keterlibatan tim di kompetisi lain memungkinkan jadwal berubah

Berdasarkan pengalaman, jadwal semusim penuh yang dibuat Premier League saat awal memang tidak pernah terlaksana secara sempurna. Setidaknya, ada dua faktor terbesar yang menyebabkannya berubah. Pertama adalah penyesuaian dengan jam tayang.

Pemegang hak siar Premier League di Inggris Raya memang diberi kesempatan untuk menentukan pertandingan mana yang ingin mereka tayangkan antara Jumat hingga Senin pukul 20.00 waktu setempat. Sky Sports menjadi pihak yang mendapat keistimewaan tersebut. Kemudian, mulai 2013/2014, TNT Sports, yang bernama BT Sports hingga 2023, juga menerimanya.

Meski begitu, terdapat pengecualian. Kedua perusahaan itu dan seluruh pemegang hak siar pertandingan sepak bola lainnya di Inggris Raya dilarang menayangkan laga yang melakukan kick-off pada pukul 15.00. Kebijakan yang disebut blackout ini sudah berlaku sejak 1960 sebagai salah satu cara menjaga kehadiran penonton di stadion.

Alasan kedua yang membuat jadwal pertandingan Premier League bisa berubah adalah keterlibatan para pesertanya di kompetisi lain. Terutama yang dikelola UEFA karena pelaksanaannya yang juga rutin. Liga Champions digelar pada Selasa dan Rabu, sedangkan laga Liga Europa serta Liga Konferensi Eropa berlangsung pada Kamis. Premier League harus menemukan waktu yang tepat bagi klub-klub tersebut karena mereka yang berhak mendapat istirahat minimal 2 hari sebelum kembali berlaga.

Dengan begitu, tim yang bermain di Liga Champions pada Selasa dipastikan tidak akan bermain pada Minggu sebelumnya di Premier League. Sebaliknya, peserta Liga Europa dan UECL yang beraksi pada Kamis tidak akan memainkan laga Premier League pada Sabtu. Pengaturan ini mungkin bakal berbentrokan dengan permintaan siaran dari Sky Sports atau TNT Sports serta kebijakan blackout. Itu mengapa pergantian jadwal pun akhirnya bisa terjadi.

Tim-tim yang melaju jauh di Piala FA atau Piala Carabao juga harus menggeser jadwal pertandingan Premier League mereka. Sebabnya, laga semifinal dan final Piala FA serta final Piala Carabao digelar pada akhir pekan yang sama ketika Premier League melangsungkan pertandingan. Contoh terbaru terjadi pada 2024/2025 di mana Manchester City, Crystal Palace, Liverpool, serta Newcastle United merasakannya.

Jadwal semusim penuh memang dibuat Premier League menggunakan superkomputer. Namun, EPL dan Glen Thompson menjadi otak di belakangnya karena harus merumuskan formula-formula yang begitu rumit. Bagi penyelenggara kompetisi sepak bola, ini tentu tidak bisa dianggap remeh karena merupakan salah satu tolak ukur jika ingin dianggap profesional dan kredibel.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kidung Swara Mardika
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us