Jakarta, IDN Times - Plt Sekjen Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Yunus Nusi, mengatakan pihaknya bakal memberikan solusi terbaik bagi klub yang berkompetisi di Liga 1 dan Liga 2 pada masa pandemik virus corona.
"PSSI harus melakukan protokoler kesehatan saat berlatih, perjalanan, dan bertanding kepada tim bila kompetisi dilanjutkan, " kata Yunus usai menggelar rapat virtual dengan perwakilan klub dan PT LIB, Jumat (29/5) malam.
Dalam rapat virtual tersebut, seluruh tim menyampaikan pendapat dan memberikan analisis mereka terkait perkembangan daerahnya masing-masing.
"Kami memahami di situasi sekarang kesulitan klub untuk memenuhi kewajiban kepada pemain dan pelatih. Kami ingin melindungi klub yang notabene sebagai anggota PSSI bagaimana nanti bila kompetisi lanjut atau berhenti," ujar Ketua Himpunan pengusaha Kosgoro Kaltim pada 2012- 2017.
Manajer Perserang, Babay Karnawi, menginginkan klub-klub Liga 2 diberikan perlakukan berbeda dengan klub di atasnya, termasuk mengenai kondisi keuangan saat masa seperti ini. Terlebih, kondisi pandemik juga membuat neraca keuangan sedikit goyah.
Tak hanya itu, ia juga meminta pemangku kebijakan mencari solusi terbaik jika kompetisi kembali digelar, misalnya dengan memperhatikan kesiapan daerah dalam menggelar laga sesuai protokol yang berlaku dan izin keamanan. Terlebih, tingkat penyebaran corona di tanah air punya tingkat penyebaran yang berbeda.
Babay mengatakan dirinya memahami segala kesulitan yang dihadapi penyelenggara kompetisi maupun PSSI dengan kondisi saat ini. Dia pun menyebut jika Perserang bakal menerima jika pada akhirnya nanti kompetisi tak bisa dilanjutkan.
Sejauh ini PSSI belum bisa memberikan kepastian apakah akan menggelar kembali kompetisi musim ini atau tidak, baik itu Liga 1 maupun Liga 2.
PSSI sebelumnya mengeluarkan surat keputusan bernomor SKEP/48/III/2020. Lewat Surat Keputusan yang diteken pada 27 Maret tersebut, Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan menyatakan bahwa kompetisi Shopee Liga 1 musim 2020 berada dalam status keadaan tertentu darurat bencana virus COVID-19.
Hal dilakukan usai menimbang arahan dari Presiden Joko Widodo serta masukan dari banyak pihak. Sehingga, sesuai surat keputusan tersebut, PSSI menetapkan pada Maret hingga Juni sebagai keadaan tertentu darurat bencana terkait penyebaran virus COVID 19 di mana status ini disebut sebagai keadaan kahar atau force majeure.