Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
pendukung Borussia Dortmund memenuhi stadion. (unsplash.com/Waldemar)

Borussia Dortmund kesulitan tampil kompetitif di Bundesliga Jerman 2024/2025. Tak seperti musim-musim sebelumnya, kini mereka terjebak di papan tengah dan tak kunjung menemukan momentum untuk bangkit. Hingga pekan ke-25, klub dengan koleksi delapan trofi juara tersebut mengumpulkan 35 poin dan berada di peringkat kesepuluh.

Terbaru, Die Borussen yang bermain di hadapan pendukung sendiri takluk 0-1 dari FC Augsburg, Sabtu (8/3/2025). Serhou Guirassy yang dipasang sebagai ujung tombak tak mampu memecah kebuntuan yang dialami timnya. Di sisi lain, satu gol Jeffrey Gouweleeuw pada menit 23 membuat Augsburg menempel ketat Dortmund di peringkat kesebelas dengan torehan poin yang sama.

Kekalahan dari Augsburg patut membuat Dortmund semakin waspada. Kini, mereka terancam mencatatkan pencapaian terburuk di kasta teratas Jerman sejak 2008/2009. Selain itu, posisi Niko Kovac sebagai manajer juga menjadi sorotan. Ia tak mampu mencatatkan torehan yang lebih baik dibanding Nuri Sahin.

1. Penurunan prestasi telah terlihat sejak musim lalu

Penurunan prestasi Dortmund di Bundesliga sejatinya telah terlihat pada 2023/2024. Setelah selalu mampu menembus empat besar selama 8 musim sebelumnya, mereka finis di peringkat kelima pada musim itu. Di bawah asuhan Edin Terzic, Die Borussen mengumpulkan 63 poin.

Untungnya, pencapaian yang tak maksimal tersebut sedikit terobati. Sebab, Dortmund mampu menembus final Liga Champions Eropa. Emre Can dan kolega takluk 0-2 dari Real Madrid di partai puncak. Dalam perjalanan ke final, mereka mampu melewati Paris Saint-Germain, Atletico Madrid, dan PSV Eindhoven pada fase gugur.

2. Pergantian pelatih belum berbuah manis bagi Die Borussen

Demi mampu tampil apik di Bundesliga musim ini, Dortmund sejatinya telah melakukan berbagai upaya. Salah satu hal yang telah dilakukan manajemen adalah memecat Nuri Sahin dari kursi kepelatihan. Pria asal Turki tersebut diberhentikan dari jabatannya sebagai manajer Die Borussen pada 22 Januari 2025.

Bersama Nuri Sahin, Dortmund menunjukkan performa yang tak meyakinkan di Bundesliga. Kekalahan dalam tiga laga beruntun pada pekan 16 hingga 18 menjadi dasar keputusan yang diambil manajemen. Selain itu, Sahin juga tak mampu membawa Dortmund melangkah jauh di DFB-Pokal setelah dihentikan oleh VfL Wolfsburg pada putaran kedua, Selasa (29/10/2024).

Niko Kovac kemudian ditunjuk untuk menggantikan Nuri Sahin. Namun, kehadiran juru taktik asal Kroasia tersebut belum mampu membawa dampak signifikan. Dari lima laga yang telah dijalani di Bundesliga per 9 Maret 2025, Die Borussen mencatatkan 2 kemenangan dan 3 kekalahan.

3. Berpotensi catatkan prestasi terburuk sejak 2008/2009

Dengan penampilan yang tak kunjung konsisten, Dortmund berpotensi mencatatkan pencapaian terburuk di Bundesliga sejak 2008/2009. Mereka bahkan terancam mengulangi torehan buruk pada 2007/2008. Di Bundesliga musim tersebut, Die Borussen finis di peringkat ke-13.

Bundesliga 2014/2015 menjadi momen terakhir kali Dortmund tak mampu menembus lima besar. Juergen Klopp yang menjalani musim terakhir sebagai manajer hanya mampu membawa Dortmund finis di peringkat ketujuh. Mereka mengoleksi 46 poin dari 34 laga pada akhir musim.

Setelah musim tersebut, Dortmund menunjukkan konsistensi dengan bersaing di papan atas. Mereka beberapa kali mampu menjadi pesaing ketat Bayern Munich. Salah satu yang paling terkenang ialah saat mereka memiliki poin yang sama dengan Die Roten pada akhir musim Bundesliga 2022/2023 

Di tengah performa tak konsisten di Bundesliga, Dortmund juga harus membagi fokus untuk bertarung di Liga Champions. Tugas mereka untuk mampu melaju ke perempat final juga tak mudah. Sebab, mereka sempat ditahan imbang 1-1 oleh Lille saat bermain di hadapan pendukung sendiri pada leg pertama.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team