6 Fakta dan Sejarah di Balik Reunifikasi dalam Sepak Bola Jerman

Dua sistem yang memiliki pengaruh besar tehadap sepak bola

Reunifikasi merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah Jerman. Bagaimana tidak, negara monokultur yang selama ini menjadi satu harus terpisah lebih dari lima dekade hanya karena ideologi yang berseberangan usai kalah dalam Perang Dunia II. 

Penyatuan kembali Jerman juga memberikan kabar baik bagi seluruh penduduk di Jerman Barat dan Timur. Kedua negara yang sebelumnya bertolak belakang kini telah menjadi satu dan berada dalam pemerintahan yang sama, serta tidak ada lagi warga yang mengungsi dari Jerman Timur. 

Namun, kabar ini tidak terdengar baik bagi dunia persepakbolaan di Jerman Timur. Klub-klub besar yang memimpin Liga Jerman Timur kini harus mengalami nasib buruk untuk bersaing di Bundesliga dengan tim-tim besar asal Jerman Barat. 

Di sisi lain, terdapat berbagai dampak positif maupun negatif dalam persepakbolan yang diakibatkan proses Reunifikasi Jerman ini. Apa saja kira-kira, fakta dan sejarah yang ditimbulkan dari reunifikasi ini? Berikut informasinya. 

1. Liga di Jerman Timur lebih dahulu dibentuk dibanding Jerman Barat

6 Fakta dan Sejarah di Balik Reunifikasi dalam Sepak Bola JermanPeta Jerman Barat dan Timur. (twitter.com/RuaMacLennan)

Setelah mengalami kekalahan dalam Perang Dunia II, teritori Jerman akhirnya diduduki oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis di bagian Barat dan Uni Soviet di wilayah Timur. Sayangnya, klub-klub sepak bola Jerman yang sudah dibentuk sejak lama terimbas dan terpaksa dibubarkan pada masa itu. 

Dilansir World Economic Forum, Jerman Timur justru bergerak lebih cepat dalam masalah olahraga dan sudah membentuk liga amatir pada tahun 1948 dengan nama DDR-Oberliga. Sedangkan, Jerman Barat baru membentuk liga profesional bernama Bundesliga di tahun 1962. 

Meskipun begitu, Bundesliga nampak lebih maju dibandingkan lawannya DDR-Oberliga yang nampak kurang mentereng. Hal ini dikarenakan banyaknya tim-tim unggulan di Jerman Barat dibanding Jerman Timur, jauh sebelum pecahnya Perang Dunia II. 

2. Klub Jerman Barat memiliki kelebihan untuk membeli pemain bintang dari berbagai negara

6 Fakta dan Sejarah di Balik Reunifikasi dalam Sepak Bola JermanPertandingan Piala Dunia 1974 antara Jerman Barat dan Jerman Timur di Stadion Folksparkstadion, Hamburg. (twitter.com/Andreas180877)

Klub asal Jerman Barat dapat menjadi besar lantaran diketahui memiliki keunggulan dibandingkan klub Jerman Timur. Pasalnya, tim Jerman Barat dengan ideologi kapitalisme-nya dapat berusaha mencari keuntungan secara mandiri, sekaligus membeli pemain dari negara mana pun.

Di sisi lain, klub Jerman Timur tidak dapat melakukan hal serupa dan terpengaruh besar oleh ideologi komunisme. Maka, tim-timnya mayoritas mendapatkan sokongan dana dan mendapat pengawasan ketat dari organisasi milik pemerintah sosialis.  

Dampaknya, klub Jerman Timur juga tidak dapat bebas membeli pemain asing, kecuali dari negara sekutu blok timur Uni Soviet. Hal ini yang menyebabkan klub Jerman Timur justru menginvestasikan lebih pada pendidikan atau akademi dan selalu memprioritaskan pemain berbakat lokal. 

Meski bisa dibilang membutuhkan waktu lama, sistem ini membuahkan hasil yang dibuktikan dengan banyaknya pemain berbakat asal Jerman Timur. Contohnya terlihat ketika Jerman Timur berhasil menang melawan Jerman Barat dalam gelaran Piala Dunia 1974, meski gelar juara pada akhirnya berhasil direbut oleh Jerman Barat. 

3. Pemerintah Jerman Timur lebih fokus ke Olimpiade dibanding sepak bola

6 Fakta dan Sejarah di Balik Reunifikasi dalam Sepak Bola JermanPendukung Timnas Jerman Timur di Piala Dunia 1974 (twitter.com/MotherSoccerNL)

Meskipun Jerman Barat dan Timur terlihat bersaing dalam hal sepak bola dan identitas negaranya. Namun, Pemerintah Jerman Timur lewat Partai Persatuan Sosialis Jerman (Sozialistische Einheitspartei Deutschlands) tidak melihat sepak bola sebagai sesuatu yang patut diutamakan dan tidak memiliki prestise yang tinggi. 

Pemerintah Jerman Timur menganggap kesuksesan dalam dunia olahraga yang dikenal seluruh dunia adalah Olimpiade. Bahkan, partai itu menganggap memenangkan turnamen olahraga akbar itulah cara terbesar agar mereka dapat bersaing dengan Jerman Barat, sekaligus mendapatkan perhatian dunia. 

Alasan itu yang membuat Jerman Timur tampil lebih impresif dibandingkan Jerman Barat di ajang Olimpiade. Sejak saat itu, Pemerintah DDR mendorong anak-anak yang tertarik dalam dunia sepak bola untuk beralih ke olahraga lain, seperti renang dan dayung. 

Ketidakpedulian Pemerintah Jerman Timur kepada sepak bola merupakan kesalahan yang mengakibatkan mundurnya cabang olahraga tersebut. Hasilnya, pada tahun 1954, ketika Jerman Barat memenangkan Piala Dunia, Jerman Timur bahkan tidak berhasil lolos dalam turnamen akbar itu, sesuai dalam laman These Football Times.

Baca Juga: 6 Klub Sepak Bola Jerman yang Berbasis di Kota Berlin, Sudah Tahu?

4. Beberapa klub Jerman Timur berhasil meraup kesuksesan dan mampu bersaing di turnamen Eropa

6 Fakta dan Sejarah di Balik Reunifikasi dalam Sepak Bola JermanFC Magdeburg saat berhasil memenangkan Piala Eropa di tahun 1974. (twitter.com/DDROnline)

Meski bisa dibilang sepak bola Jerman Timur tertinggal dibandingkan Jerman Barat, tetapi hal itu tidak menutup peluang klub Jerman Timur untuk mendulang kesuksesan. Walaupun, kesuksesan tim Jerman Timur tidak sebesar klub Jerman Barat yang mampu memenangkan Liga Champions maupun Liga Europa. 

Antara tahun 1970-1980an, sejumlah klub asal Republik Demokratik Jerman berhasil masuk dan mampu menunjukkan eksistensinya di turnamen Eropa yang dikenal akan persaingan ketatnya. Masa-masa itu bisa dibilang sebagai masa keemasan bagi industri sepak bola di Jerman Timur.  

Pada tahun 1974, FC Magdeburg berhasil maju sebagai juara Piala Eropa, sekaligus menjadi klub Jerman Timur pertama dan satu-satunya yang memenangkan turnamen level Eropa.

Sementara itu, Carl Zeiss Jena dan Lokomotive Leipzig berhasil menjadi finalis kompetisi Eropa. Sedangkan Dynamo Dresden menjadi klub Jerman Timur dengan penampilan terbanyak di Eropa. 

5. Kolapsnya industri persepakbolaan di Jerman Timur pasca reunifikasi

6 Fakta dan Sejarah di Balik Reunifikasi dalam Sepak Bola JermanKerumunan dalam pembongkaran Tembok Berlin pada 9 November 1989. (twitter.com/RuaMacLennan)

Pasca Reunifikasi Jerman di tahun 1990, industri persepakbolaan di Jerman Timur harus beradaptasi dari sistem sosialisme ke kapitalisme yang dianut Jerman Barat. Masa transisi ini menjadi masa-masa tersulit bagi klub Jerman Timur lantaran mereka tidak lagi mendapatkan subsidi dan bantuan dari lembaga pemerintahan. 

Di samping itu, di Jerman Timur tidak ada perusahaan swasta besar layaknya di Jerman Barat yang mampu memberikan sponsor kepada klub-klubnya. Bahkan, klub dari Timur kesulitan untuk mengambil hati para investor dari perusahaan raksasa. 

Tak hanya itu saja, setelah runtuhnya Tembok Berlin, para pemain hebat asal Jerman Timur mulai bergabung dengan klub-klub asal Barat. Pasalnya, klub-klub asal Jerman Barat mampu menawarkan gaji yang lebih besar dan fasilitas yang lebih, dilansir World Economic Forum

Dikutip dari DW, citra klub sepak bola asal Jerman Timur juga mengalami penurunan dalam beberapa tahun belakangan ini. Hal ini akibat media-media lokal yang terus melaporkan ulah para pendukung klub asal Jerman Timur yang dianggap kerap berbuat rusuh dan justru tidak pernah memberitakan terkait prestasinya. 

6. Mayoritas klub Jerman Timur gagal bersaing dengan klub Jerman Barat

6 Fakta dan Sejarah di Balik Reunifikasi dalam Sepak Bola JermanSuporter Dynamo Dresden di Rudolf-Harbig-Stadion. (twitter.com/DynamoDresden)

Dilansir DW, klub asal Jerman Timur Oberliga diharuskan untuk bergabung ke dalam sistem di Liga Jerman Barat. Kala itu, dua tim yang berada di peringkat pertama dan kedua secara otomatis masuk ke Bundesliga dan peringkat tiga hingga enam masuk ke 2. Bundesliga dan seterusnya. 

Namun, diketahui tidak pernah lebih dari dua klub asal Jerman Timur yang berkompetisi di Bundesliga Jerman setelah 30 tahun reunifikasi. Praktis hanya ada satu klub asal Jerman Timur di Bundesliga saat ini, yakni Union Berlin. Sedangkan RB Leipzig, meski berada di kota teritori Jerman Timur, tetapi klub itu baru dibentuk tahun 2009. 

Sementara itu, divisi dua atau 2. Bundesliga, pada musim ini dihuni tiga klub Jerman Timur, meliputi Hansa Rostock, Dynamo Dresden, dan Erzgebirge Aue atau yang dikenal dengan Wismut Aue pada masa pemerintahan DDR.  

 

Itu tadi keenam fakta dan sejarah reunifikasi yang berpengaruh besar terhadap dunia persepakbolaan di Jerman.

Dari sini kita bisa mengetahui bahwa kedua sistem itu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Meskipun banyak pihak yang menganggap sistem komunisme dan sosialisme di Jerman Timur gagal total.

Baca Juga: 6 Klub Juara Liga Jerman yang Turun Kasta

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Albin Sayyid Agnar

Berita Terkini Lainnya