Curhat Bruno Fernandes Sempat Dipaksa Cabut oleh Manchester United

- Bruno Fernandes curhat tentang tawaran menggiurkan dari Al-Hilal yang membuatnya sakit hati karena diganggu loyalitasnya terhadap Manchester United.
- Al-Hilal menawar Fernandes hingga 100 juta poundsterling dan kontrak menggiurkan senilai Rp4,46 triliun selama tiga tahun.
- Tawaran tersebut menciptakan polarisasi di tubuh manajemen MU, meski Fernandes tetap setia dan tidak pernah memilih untuk tidak berlatih bersama tim.
Pengakuan mengejutkan dilontarkan gelandang Manchester United, Bruno Fernandes, dalam sebuah wawancara bersama media. Dia mengaku sempat ada momen yang membuatnya sakit hati kepada MU karena loyalitasnya diganggu dengan tawaran selangit dari klub Arab Saudi.
Kisahnya terjadi pada musim panas 2025 lalu. Saat itu, Al-Hilal datang dengan tawaran yang begitu menggiurkan buat Setan Merah.
Mereka menawar Fernandes hingga 100 juta poundsterling atau setara Rp2,23 triliun. Selain itu, secara pribadi Fernandes disodorkan kontrak menggiurkan yang membuatnya bisa menerima penghasilan hingga Rp4,46 triliun selama tiga tahun.
Tawaran itu, diakui Fernandes, menciptakan polarisasi di tubuh manajemen MU. Ketika pelatih Ruben Amorim mau mempertahankannya, manajemen Setan Merah tergoda buat menjualnya.
"Saya gak bisa komplain, karena dibayar dengan uang yang banyak. Tapi, perbedaannya sangat jauh. Itu tak pernah membuat saya tertarik. Jika satu hari saya main di Arab Saudi, pasti diterima. Gaya hidup saya akan berubah, anak-anak hidup di bawah terik matahari setelah enam tahun bermain di Manchester dengan hujan dan suhu dingin. Saya akan main di kompetisi yang berkembang dengan pemain terkenal," ujar Fernandes dilansir Daily Mirror yang dikutip Canal 11.
Fernandes dengan jujur bisa saja menerima tawaran dengan bayaran mahal tersebut, kemudian dengan sombongnya tak berlatih lagi bersama tim. Tapi, hal tersebut bukan pilihan Fernandes dan tidak pernah dijalaninya.
"Saya tak pernah berada dalam posisi untuk melakukannya karena memiliki empati dan kekaguman terhadap klub ini dalam waktu yang sama," kata pria 31 tahun tersebut.
Meski begitu, Fernandes sadar ada momen ketika klub tergiur dengan uang yang ditawarkan oleh pihak lain. Hal tersebut tak bisa dihindarinya karena sudah menjadi bagian dari industri sepak bola yang terus berkembang saat ini.
"Ada titik bagi mereka ketika uang lebih penting dari segalanya. Klub mau saya pergi, saya sudah membayangkannya. Saya bilang ke direktur, tapi mereka gak berani ambil keputusan," ujar Fernandes.


















