Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Juara Bertahan Liga, 7 Klub Ini Harus Degradasi Musim Selanjutnya

nytimes.com
nytimes.com

Selain kisah heroik tim medioker yang merengkuh juara, dunia sepak bola juga dihiasi cerita penguasa liga yang harus terdegradasi musim berikutnya. Ada banyak alasan, mulai nasib sial, perombakan tim, hingga skandal di luar lapangan. Siapa saja yang tim yang apes?

1. Manchester City (1937/1938)

mirror.co.uk
mirror.co.uk

Klub Manchester Biru pertama kali meraih titel Liga Inggris pada musim 1937/1938 silam. Yang membuat gelar ini semakin berkesan adalah rival sekota mereka, Manchester United, harus rela terdegradasi karena hanya mampu menempati posisi dua terbawah.

Namun, nasib sial menghinggapi The Citizens pada musim selanjutnya. Saat itu, mereka harus rela turun kasta setelah menelan 20 kekalahan, menempati posisi ke-21 dalam 42 partai. City menjadi satu-satunya juara bertahan Liga Inggris yang terdegradasi.

2. FC Nurnberg (1968/1969)

fcn.de
fcn.de

Merengkuh titel Bundesliga musim 1967/1968 pasti tidak akan dilupakan oleh FC Nurnberg. Pasalnya, meski pernah juara di dekade 1920-an, ini adalah raihan pertama klub sejak Jerman menggunakan format liga nasional sejak 1962), menggantikan liga regional.

Sayangnya, keputusan manajer tim saat itu, Max Merkel, untuk merombak susunan pemain membuahkan petaka. Banyak pemain baru didatangkan sehingga mengganggu stabilitas tim. Akibatnya, FC Nurnberg harus rela turun kasta pada akhir musim 1968/1969.

3. AC Milan (1979/1980)

sempremilan.com
sempremilan.com

Sebelum terlibat kasus calciopoli, nasib lebih tragis sempat dialami AC Milan pada musim 1979/1980. Menjadi juara Serie A pada musim sebelumnya, mereka harus rela turun derajat ke Serie B lantaran tersandung skandal perjudian besar yang disebut totonero.

Ini adalah skandal pengaturan skor partai Serie A dan Serie B yang pertama kali terungkap pada 23 Maret 1980. Selain AC Milan, klub Serie A lainnya yang ikutan terseret adalah Lazio, Perugia, Bologna, dan Avellino. Milan dan Lazio akhirnya diputuskan terdegradasi.

4. PSIS Semarang (1999/2000)

facebook.com/SuporterPSISSemarang1932
facebook.com/SuporterPSISSemarang1932

Sebenarnya, tidak ada yang menyangka jika PSIS Semarang mampu meraih titel Liga Indonesia 1998/1999. Lawan mereka di final, Persebaya Surabaya, jauh lebih diunggulkan. Namun, Mahesa Jenar mampu unggul 1-0 lewat gol tunggal Tugiyo pada menit ke-89.

Kejutan klub Kota Lumpia berlanjut musim berikutnya, tetapi kali ini lebih ke mengenaskan. Sebagai juara bertahan, mereka harus menderita 14 kekalahan dari 26 laga. Alhasil, klub berseragam biru ini harus puas berada di posisi ke-13 wilayah timur dan degradasi.

5. Petrokimia Putra (2003)

twitter.com/garagarabola_
twitter.com/garagarabola_

Final kompetisi Liga Bank Mandiri 2002 mempertemukan dua klub kejutan, Petrokimia Putra dan Persita Tangerang. Melawan klub Pendekar Cisadane yang diperkuat Ilham Jayakesuma, Widodo CP dkk mampu menang 2-1 lewat gol emas Yao Eloi di menit ke-93.

Sayangnya, musim berikutnya, performa tim melorot tajam. Mereka harus puas berada di posisi ke-18 dari 20 klub di akhir liga, setelah cuma membukukan 11 kemenangan. Alhasil, bersama Arema, PSDS Deli Serdang, dan Barito Putra, mereka turun kasta ke Divisi I.

6. Juventus (2006/2007)

talksport.com
talksport.com

Cerita raksasa Italia, Juventus, harus turun ke Serie B pada 2006/2007 bukan lantaran performa yang buruk. Mereka adalah penguasa liga musim 2005/2006. Namun, kasus calciopoli mengharuskan Si Nyonya Tua terdegradasi dan kehilangan status juara.

Tidak cuma turun kasta, Juventus pun harus rela ditinggal pergi banyak pemainnya yang ogah bermain di level B. Fabio Cannavaro ke Real Madrid, Lilian Thuram dan Gianluca Zambrotta pindah ke Barcelona, sedangkan Zlatan Ibrahimovic membelot ke Inter Milan.

7. Fluminense (2013)

flunomeno.com
flunomeno.com

Di Brazil, sebuah rekor buruk juga dicatatkan klub Fluminense FC. Merupakan juara bertahan liga pada tahun 2012, tim yang berkandang di Stadion Maracana, Rio de Janeiro ini harus rela terjerembab ke jurang degradasi pada musim berikutnya.

Pada laga pamungkas, sebenarnya mereka mampu menang tipis 2-1 atas Bahia. Namun, hasil tersebut tidak mampu menolong klub lantaran di pertandingan lain, Coritiba memetik keunggulan 1-0 atas Sao Paulo, mengharuskan Fluminense turun kasta.

Nasib memang siapa yang tahu. Sempat meraja, klub-klub di atas ternyata harus rela turun derajat. Untungnya, sebagian besar mampu bangkit ke performa terbaik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Merry Wulan
EditorMerry Wulan
Follow Us