4 Tragedi Kematian yang Jadi Sejarah Kelam Sepak Bola

Tak ada yang mengetahui kapan ajal akan menjemput kamu...

Sepak bola adalah olahraga yang disukai banyak orang. Satu cabang olahraga ini telah ada di seluruh penjuru dunia, dan memang diciptakan untuk tujuan menghibur bagi semua kalangan.

Namun maut adalah sesuatu yang tidak bisa ditebak kapan datangnya. Bahkan di dunia sepak bola pun. Kejadian-kejadian ini pernah merenggut korban jiwa di dunia sepak bola. Hingga saat ini peristiwa tersebut masih dikenang oleh banyak orang, khususnya pecinta sepak bola.

Tragedi Timnas Zambia, 1993.

4 Tragedi Kematian yang Jadi Sejarah Kelam Sepak Bolap4.img.cctvpic.com

Pada bulan April 1993, dunia sepak bola internasional dirudung duka yang mendalam. Pesawat berjenis DHC-5 Buffalo yang ditumpangi seluruh timnas generasi emas Zambia pada saat itu, mengalami kerusakan mesin dan jatuh di Samudera Atlantik tak jauh dari Braville, Gabon.

30 orang meninggal pada kejadian itu. Sebagian besar merupakan pemain-pemain terbaik yang dimiliki Zambia sepanjang sejarah mereka. Peluang terbuka untuk tampil di piala dunia 1994 ikut terkubur bersama jenazah-jenazah timnas Zambia yang menjadi korban.

Beruntung bagi Kalusha Bwala, satu-satunya pemain yang tersisa dari generasi emas tersebut tidak ikut dalam pesawaat nahas itu. Kalusha berangkat ke Senegal secara terpisah, menggunakan jet sewaan. Kejadian itu akan selalu diingat dunia, khususnya mereka rakyat Zambia.

Tragedi Munchen, 1958.

4 Tragedi Kematian yang Jadi Sejarah Kelam Sepak Bolastatic.pulse.ng

Pada tanggal 6 Ferbruari 1958, Manchester United dijadwalkan untuk melakukan perjalanan pulang ke Inggris setelah melakoni laga lanjutan Piala Eropa melawan FC Red Star.

Setelah mengisi bahan bakar di bandara Muenchen, Jerman, pesawat siap untuk lepas landas. Namun cuaca buruk kota Munchen pada waktu itu, di mana bandara dipenuhi tumpukan salju, justru membuat pesawat tersebut mengalami nasib buruk. Akibat kurang kecepatan saat mencoba melakukan lepas landas untuk ketiga kalinya, pesawat itu kemudian hancur berantakan setelah menghantam pagar bandara.

20 orang tewas dalam peristiwa tersebut, termasuk Duncan Edwards, penyerang terbaik di Inggris saat itu, dan Frank Swift, mantan kiper legendaris Manchester City, yang kebetulan ikut rombongan sebagai seorang jurnalis. Sebagian besar pemain United tewas dalam kejadian itu.

Tapi beruntung mereka masih mempunyai Sir Matt Busby, pelatihnya, dan Bobby Charlton, pemain terbaik mereka yang berhasil selamat dari kejadian itu. Kedua figur itulah yang kemudian mempunyai peran besar atas kebangkitan Manchester United pasca tragedi memilukan di Jerman itu.

Heysel Disaster, 1985.

4 Tragedi Kematian yang Jadi Sejarah Kelam Sepak Bolabbc

Final liga Champions 1985 yang mempertemukan dua tim terbaik di Eropa kala itu, Liverpool dan Juventus mungkin akan diingat sebagai malam yang paling memilukan lainnya dalam dunia sepakbola. Tensi pertemuan keduanya bahkan sudah memanas beberapa saat sebelum pertandingan bergulir.

Di satu tribun Heysel Stadium, Belgia, tempat dihelatnya laga akbar tersebut, kedua suporter dari masing-masing kubu saling melempar batu. Merasa menang jumlah, suporter Liverpool berusaha mendesak lawan untuk mundur. Sebaliknya, suporter Juventus yang kalah jumlah berbalik arah untuk mundur. Tapi takdir berkata lain. Tembok yang saat itu menghalangi jalan mereka, rubuh karena tak mampu menahan desakan para suporter yang dilanda kepanikan.

Total 39 orang, di mana 32 orang suporter Juventus, dan 7 penonton netral menjadi korban dalam peristiwa mengenaskan tersebut karena tertimpa reruntuhan tembok stadion.

Tragedi Chapecoense, 2016.

4 Tragedi Kematian yang Jadi Sejarah Kelam Sepak Bolahttps://i.ytimg.com

Masih segar dalam ingatan para pencinta sepak bola. Peristiwa yang dialami salah satu tim paling mengejutkan di Brazil, FC Chapecoense pada 28 November 2016 lalu. Ketika sebuah insiden kecelakaan pesawat merenggut hampir seluruh pemain dan jajaran staf mereka.

Pesawat British Aerospace 146, pesawat yang ditumpangi oleh para pemain dan staf Chapecoense, serta beberapa jurnalis, jatuh di kawasan Meddellin, Kolombia. 76 orang tewas dalam kejadian tersebut. Hanya ada tiga pemain Chapecoense yang selamat, yaitu Neto, Jackson Follman, dan Alan Ruschel. Pemerintah Brazil menyatakan berkabung selama 3 hari.

Dan yang lebih mengharukan, Atletico Nacional yang menjadi lawan mereka memutuskan untuk memberikan gelar Copa Sudamericana kepada FC Chapecoense untuk pertama kalinya dalam sejarah tim mampu menembus babak final turnamen tersebut. Tentunya hal itu dilakukan untuk penghormatan terakhir para korban.

Nah itu tadi adalah beberapa kejadian yang mengejutkan dunia persepak bolaan internasional. Mari berharap semoga tak ada lagi kejadian-kejadian seperti itu di masa mendatang.

Dhiky Wandana Photo Writer Dhiky Wandana

I don't care that they stole my idea, I care that they don't have any of their own -Nikola Tesla

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya