Dibuang Manchester United, 5 Pemain Ini Justru Makin Sukses

Fans Manchester United yang sudah mengikuti perjalanan Setan Merah sejak masa awal Premier League pasti masih ingat Dion Dublin. Ia membela MU selama 2 musim dari 1992 hingga 1994, tapi gak pernah berhasil menjadi pilihan utama Alex Ferguson. Setelah hanya tampil 15 kali di semua kompetisi, Dublin pun hengkang dan bergabung dengan Coventry City.

Coventry memang bukan klub besar, tapi justru di klub itulah Dublin membuktikan ketajamannya. Selama 4 musim di sana, Dublin mencetak 62 gol dalam 147 laga. Ia bahkan sempat menjadi top skor Premier League 1997-98 dengan 18 gol, sesuatu yang mungkin gak akan bisa ia raih seandainya terus menetap di MU.

Salah satu pemain yang paling meroket kariernya setelah hengkang dari Manchester United. Semasa di MU, Forlan kesulitan menggoyang posisi Andy Cole, Dwight Yorke, maupun Ruud van Nistelrooy sebagai striker utama. Tak heran jika selama 2,5 musim berbaju MU, Forlan hanya tampil 98 kali yang kebanyakan hanya sebagai pemain pengganti.

Namun setelah hijrah ke Villareal di La Liga pada 2004, kebintangan Forlan langsung terbukti. Di musim pertamanya di La Liga ia langsung jadi top skor dengan 25 gol. Total gol yang ia cetak bagi Villareal adalah 58 gol dalam 121 laga selama 3 musim, seperti dilansir dari Transfermarkt.

Setelah itu Forlan bergabung dengan Atletico Madrid, dan kariernya semakin menanjak. Ia sukses menceploskan 96 gol dalam 198 pertandingan, termasuk lagi-lagi jadi top skor La Liga pada musim 2008-09. Selain itu, ia juga sukses membantu Atletico meraih 1 trofi Europa League dan 1 trofi Piala Super Eropa.

Masih ingat nama ini? Danny Drinkwater adalah salah satu pemain yang turut berjasa membawa Leicester City membuat kejutan dengan menjuarai Premier League 2015-16. Tapi tahukah kamu bahwa Drinkwater adalah pemain jebolan akademi Manchester United?

Ya, sejak usia 9 tahun Drinkwater sudah bergabung dengan tim muda MU, dan akhirnya mendapat kontrak profesional tahun 2008. Namun selama 4 tahun di Old Trafford, pemain berposisi gelandang ini tak sekalipun dapat kesempatan turun ke lapangan. Ia bergantian dipinjamkan ke berbagai klub, sebelum akhirnya dilepas ke Leicester tahun 2012.

Bersama Leicester akhirnya Drinkwater mencapai puncak kariernya. Ia turut membantu The Foxes memenangi divisi Championship musim 2013-14, lalu jadi juara Premier League 2 musim berselang. Meski ia kembali kesulitan dapat tempat utama sejak bergabung dengan Chelsea, jelas bahwa karier Drinkwater jadi jauh lebih baik setelah lepas dari Manchester United.

Penjaga gawang asal Amerika Serikat ini sebenarnya mengawali kariernya di Manchester United dengan gemilang. Di musim pertamanya yaitu 2003-04, ia sukses membuat beberapa penyelamatan penting, bahkan masuk daftar pemain terbaik Premier League di akhir musim. Namun situasi berbalik 180 derajat di musim keduanya.

Sejumlah kesalahan membuat Howard sering dipasang bergantian dengan Roy Carroll, yang penampilannya sama-sama inkonsisten. Howard akhirnya dipinjamkan ke Everton pada 2006-07, dan dari situ kariernya kembali merangkak naik.

Bersama Everton, Howard mulai menemukan kembali konsistensinya yang sempat hilang, dan ia gak tergoyahkan sebagai kiper utama The Toffees selama 10 musim. Secara total, Howard tampil sebanyak 413 kali di seluruh kompetisi bersama Everton sehingga masuk 20 besar pemain dengan penampilan terbanyak untuk klub tetangga Liverpool tersebut.

Last but not least, ada Wilfried Zaha, pemain sayap lincah yang mengawali karier profesional bersama Crystal Palace. Zaha tampil cukup gemilang selama 3 musim membela Palace sejak 2010 hingga 2013, dan itu membuat Alex Ferguson kepincut dan merekrutnya. Malah, Zaha adalah pembelian terakhir Ferguson sebelum ia pensiun.

Namun karena kursi pelatih MU telah diisi oleh David Moyes ketika itu, peruntungan Zaha pun berubah. Ia gak pernah benar-benar diberi kesempatan untuk membuktikan diri, hanya membuat 4 penampilan bersama tim utama Setan Merah. Ia malah dipinjamkan bergantian ke Crystal Palace dan Cardiff City, hingga akhirnya dilepas pada 2015.

Zaha pun dibeli kembali oleh Palace, dan dari situ penampilannya kembali menanjak berkat kepercayaan yang diberikan. Sejak kembali ke Palace, Zaha sudah mencetak 32 gol dalam 169 laga di Premier League. Sejumlah klub pun dikabarkan tertarik mendatangkannya, termasuk Everton, Newcastle United, bahkan Paris Saint-Germain, seperti diberitakan laman 90min.

Dibuang oleh klubnya membuktikan bahwa mereka tetaplah pemain yang tangguh. Terbukti kariernya justru menanjak setelah dibuang oleh Manchester United. Memang, bermain di klub besar tidak selalu jadi jaminan sukses, ya.