Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Duolingo dan Isu Transfer di Tengah Tren Multibahasa Sepak Bola

ilustrasi pemain sepak bola
ilustrasi pemain sepak bola (pexels.com/Omar Ramadan)
Intinya sih...
  • Duolingo menjadi isyarat pemain akan hengkang dari klub
  • Belajar bahasa menjadi kebutuhan dasar bagi pemain asing untuk beradaptasi
  • Sepak bola yang makin mengglobal menuntut pemain menguasai berbagai bahasa
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Fans Liverpool tengah ramai memperbincangkan salah satu cuitan Duolingo di media sosial X. Aplikasi belajar bahasa ini membuat cuitan mengenai pemain Liverpool, Ibrahima Konate, menjadi salah satu member yang masuk Diamond League dalam bahasa Spanyol. Sontak, hal ini makin memperkuat isu kepindahannya ke Real Madrid.

Fenomena ini bukanlah yang pertama kali terjadi, sebab sebelumnya Trent Alexander-Arnold juga menjadi sorotan. Para penggemar menemukan, pemain asal Inggris ini sudah mulai belajar bahasa Spanyol sejak 2021 melalui Duolingo. Fakta itu kemudian dianggap sebagai tanda awal yang mengarah pada kepindahannya ke Santiago Bernabeu.

1. Duolingo jadi salah satu isyarat pemain akan hengkang dari klub

Aplikasi belajar bahasa sering kali digunakan untuk tujuan personal. Akan tetapi dalam konteks sepak bola, aktivitas ini justru bisa menjadi bahan analisis. Trent Alexander-Arnold menjadi contoh utama bagaimana belajar bahasa bisa dikaitkan dengan isu transfer. Publik menemukan dirinya sudah memulai kursus bahasa Spanyol sejak November 2021, beberapa tahun sebelum ia akhirnya bergabung dengan Real Madrid pada Juni 2025.

Tak lama setelah kabar itu mencuat, kasus serupa menerpa Ibrahima Konate. Melalui akun resmi Duolingo di X, mereka mengungkapkan sang bek Liverpool termasuk anggota Diamond League untuk bahasa Spanyol. Hal ini membuat banyak pihak meyakini Konate tengah mempersiapkan diri menuju Real Madrid, terutama karena kontraknya bersama Liverpool akan habis pada musim panas 2026. Meski kebenaran informasi tersebut belum bisa dipastikan, para fans menganggap pola ini sebagai sinyal yang tak bisa diabaikan.

Fenomena ini memperlihatkan bagaimana aktivitas sederhana di aplikasi bahasa bisa berubah sebagai petunjuk potensial. Para pendukung klub membaca aktivitas belajar bahasa sebagai kode transfer yang tersembunyi. Walaupun belum tentu akurat, bukti dari kasus Alexander-Arnold membuat spekulasi semacam ini makin meyakinkan di mata fans.

2. Belajar bahasa menjadi kebutuhan dasar bagi pemain asing untuk beradaptasi

Di luar konteks rumor transfer, belajar bahasa merupakan kebutuhan mendasar bagi para pemain yang berpindah ke negara baru. Lucas Bergstrom, mantan kiper Chelsea, menjadi contoh ketika ia bergabung dengan RCD Mallorca pada musim panas 2025. Pemain asal Finlandia tersebut mengandalkan Duolingo untuk mempercepat proses adaptasi dengan bahasa Spanyol. Dengan cara itu, ia berusaha menyesuaikan diri secepat mungkin dalam lingkungan baru, baik di dalam maupun luar lapangan.

Banyak pemain lain juga menempuh jalur serupa meski dengan metode berbeda. Mengutip The Athletic, Chris Smalling, misalnya, belajar bahasa Italia secara intensif setelah pindah ke AS Roma agar bisa berkomunikasi dengan baik dengan rekan setim dan pelatih. Emiliano Martinez bahkan menjadikan kemampuan bahasa Inggris sebagai bonus kontraknya saat masih dilatih Arsene Wenger di Arsenal. Bruno Guimaraes sejak awal juga menargetkan kefasihan berbahasa Inggris setelah tiba di Newcastle United, demi membangun koneksi dengan tim maupun fans.

Duolingo hanyalah salah satu cara yang digunakan oleh para pesepak bola modern untuk beradaptasi. Klub biasanya juga menyediakan guru bahasa pribadi agar pemain cepat menguasai istilah teknis dan komunikasi sehari-hari. Namun, kehadiran aplikasi sejenis membuat proses ini lebih terbuka ke publik, sehingga aktivitas sederhana seperti mengerjakan latihan bahasa dapat diinterpretasikan sebagai isyarat transfer atau komitmen pemain terhadap tim barunya.

3. Sepak bola yang makin mengglobal menuntut pemain menguasai berbagai bahasa

Sepak bola modern makin menuntut pemain untuk menguasai lebih dari satu bahasa. Romelu Lukaku menjadi contoh pesepak bola dengan kemampuan bahasa yang istimewa karena ia menguasai delapan bahasa, di antaranya Flemish, Prancis, Inggris, dan Italia. Penguasaan bahasa membuatnya lebih mudah beradaptasi di klub-klub berbeda dan meningkatkan kualitas komunikasi dengan rekan setim.

Hal serupa juga ditunjukkan Kylian Mbappe, yang sejak kecil belajar bahasa Spanyol dan kini berambisi menguasai enam bahasa. Bagi Mbappe, berbicara dengan rekan setim atau jurnalis menggunakan bahasa mereka menjadi sarana untuk memperdalam keterampilan sekaligus membangun relasi. Vivianne Miedema, pemain Manchester City Women, memiliki aksen unik yang memadukan logat Belanda dengan pengaruh Skotlandia. Hal ini mencerminkan bagaimana bahasa juga membentuk identitas seorang pemain.

Duolingo sendiri turut memanfaatkan sepak bola sebagai medium kampanye budaya. Pada 2022, mereka meluncurkan program “Translated into Tartan” yang mendorong fans Skotlandia untuk mempelajari lagu kebangsaan Ukraina menjelang laga kualifikasi Piala Dunia 2026. Hasilnya, ribuan penonton di stadion ikut bernyanyi sebagai bentuk solidaritas. Fenomena ini menegaskan bahasa, sepak bola, dan solidaritas global kini saling berkaitan.

Dengan makin banyaknya pemain bilingual atau bahkan multilingual, sepak bola modern tak lagi sekadar soal kemampuan teknis. Kemampuan berbahasa turut membantu pemain membangun kedekatan dengan fans, mempermudah adaptasi budaya, serta membuka jalan menuju peluang baru dalam karier internasional. Maka, isu transfer yang berawal dari aktivitas belajar bahasa hanyalah salah satu sisi dari tren globalisasi sepak bola yang lebih luas.

Fenomena keterkaitan Duolingo dengan isu transfer memperlihatkan betapa detail kecil bisa menjadi besar di mata publik. Lebih jauh, hal ini juga menegaskan, multibahasa sudah menjadi bagian penting dari sepak bola modern, baik untuk rumor, adaptasi, maupun solidaritas.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Gagah N. Putra
EditorGagah N. Putra
Follow Us

Latest in Sport

See More

Persita Naik Ranking Usai Kalahkan Semen Padang

05 Okt 2025, 07:47 WIBSport