Menilai Capaian Homegrown Policy Altinordu dari Alumnus Terbaiknya

Salah satunya Caglar Soyuncu 

Homegrown policy (hanya bersedia menerima dan membimbing pemain lokal) merupakan salah satu kebijakan idealis yang dipilih sebuah klub sepak bola. Salah satu yang sudah berhasil mengimplementasikan komitmen tersebut adalah Athletic Bilbao. 

Keberhasilan tersebut ternyata coba ditiru klub asal Turki, Altinordu FK yang berbasis di Izmir. Melansir TRT News, inisiator homegrown policy di Altinordu adalah Seyit Mehmet Ozkan yang menjabat presiden klub pada 2012.

Ambisinya adalah menjadi klub Turki pertama yang seluruh pemain tim utamanya merupakan jebolan akademi sendiri. Ia melawan tren membeli pemain berbakat dari luar negeri yang biasa dilakukan klub-klub raksasa Turki. Ini sekaligus menjadi rumah untuk talenta berbakat asal Turki yang bisa bersaing dengan pemain-pemain jebolan klub liga-liga terbaik Eropa. 

Lantas, seberapa jauh capaian Altinordu sejauh ini? Mari tilik perkembangan klub asal Izmir tersebut lewat lima alumnus terbaik mereka.

1. Caglar Soyuncu sempat jadi bek tengah andalan Leicester City

Menilai Capaian Homegrown Policy Altinordu dari Alumnus TerbaiknyaCaglar Soyuncu (instagram.com/lcfc)

Caglar Soyuncu mungkin salah satu alumnus Altinordu dengan prestasi paling mencolok. Ia tidak mengenyam pendidikan akademi di klub tersebut. Namun, statusnya sebagai pemuda yang lahir dan besar di Izmir membuat klub tertarik untuk merekrutnya ke tim utama. 

Setelah bermain 2 musim di Altinordu, Soyuncu dapat tawaran menarik untuk menjajal Bundesliga Jerman bersama SC Freiburg. Pengalaman bersama Freiburg selama 2 musim membuka jalannya untuk bermain di liga paling kompetitif di dunia, English Premier League (EPL).

Soyuncu butuh beberapa waktu untuk akhirnya dapat kesempatan bermain reguler bersama klub barunya, Leicester City. Pada musim-musim awal, ia adalah bek tengah pelapis kesekian pelatih Claude Puel. Kesempatan bersinar yang Soyuncu tunggu datang ketika Leicester mendatangkan pelatih Brendan Rodgers pada awal 2019. 

Dibarengi dengan kepindahan Harry Maguire dan cedera yang melanda Jonny Evans, Soyuncu pun mulai dapat jam bermain yang lebih banyak. Namun, usai diterpa badai cedera, pada 2022/2023 ini status Soyuncu di Leicester City mengkhawatirkan. Rodgers tampak lebih memilih duo Daniel Amartey dan Wout Faes untuk mengisi pos bek tengah.

2. Cengiz Under berhasil dapat kepercayaan di Marseille

Menilai Capaian Homegrown Policy Altinordu dari Alumnus TerbaiknyaCengiz Under (instagram.com/cengizunder)

Setelah mengarungi beberapa musim yang naik turun, Cengiz Under akhirnya berhasil menemukan rumah di Marseille. Usai mentas dari akademi Altinordu, Under promosi ke tim utama dan bermain selama 2 musim untuk klub masa kecilnya tersebut. 

Ia kemudian sempat menjajal Super Lig bersama Basaksehir sebelum dapat kesempatan bermain di Serie A Italia bersama AS Roma. Musim pertama dan keduanya bersama Roma berjalan lancar, ia rutin diturunkan. Semua berubah ketika pelatih Paulo Fonseca datang. Under tak lagi dilirik jadi pilihan utama dan akhirnya dipinjamkan ke Leicester City. 

Sama dengan rekan senegaranya, Soyuncu, Under pun tak dapat jam bermain yang cukup. Hanya semusim, ia dikembalikan ke Roma oleh Leicester. Beruntung, Marseille tertarik meminjamnya. Kontribusinya pun dibutuhkan.

Pada musim debutnya di Ligue 1 Prancis, Under tampil dalam 32 dari total 38 pertandingan. Ia juga diturunkan dalam berbagai kompetisi lain termasuk UEFA Europa League dan Conference League. Usai semusim berstatus pemain pinjaman, Marseille merekrutnya sebagai pemain tetap mereka jelang bergulirnya musim 2022/2023.

Baca Juga: 6 Pemain Klub Super Lig Turki yang Mencetak Gol di Piala Dunia 2022

3. Cenk Ozkacar mulai dapat tempat di Valencia  

Menilai Capaian Homegrown Policy Altinordu dari Alumnus TerbaiknyaCenk Ozkacar (instagram.com/cenkozkacar)

Ozkacar hanya mengenyam pendidikan di akademi Altinordu selama kurang lebih setahun. Ia lebih lama berada di tim muda Altay SK yang juga berbasis di Izmir. Altay pula yang jadi klub profesional pertamanya yang kemudian mengatur kepindahannya ke Olympique Lyon pada musim panas 2020. 

Di Lyon, Ozkacar ternyata gagal bersaing dengan pemain lain dan akhirnya dipinjamkan ke klub Belgia, OH Leuven, selama semusim. Di sana ia berhasil dapat jam bermain rutin. 

Sekembalinya dari masa pinjaman, datang tawaran dari Valencia yang tak ia sia-siakan. Di Valencia, Ozkacar masih harus berjuang dapat kepercayaan pelatih. Dari 22 pertandingan LaLiga 2022/2023 yang masih bergulir ini, ia baru diturunkan dalam 6 laga. Bukan statistik yang menjanjikan untuknya menjamin keberadaannya di Mestalla.

4. Burak Ince kini membela klub kasta kedua Jerman, Arminia Bielefeld

Menilai Capaian Homegrown Policy Altinordu dari Alumnus TerbaiknyaBurak Ince (instagram.com/burakincee17)

Burak Ince baru saja pindah ke Arminia Bielefeld pada musim dingin 2022. Klub yang berlaga di liga kasta kedua Jerman tersebut merekrut Ince usai melihat penampilan apiknya bersama tim utama Altinordu. 

Sayangnya, tidak seperti saat masih di Altinordu, Ince kesulitan dapat jam bermain rutin di klub barunya. Sejak bergabung pada paruh kedua musim 2021/2022 sampai sekarang, Ince baru diturunkan dalam 7 pertandingan 2. Bundesliga dan 1 laga DFB-Pokal.

5. Berke Ozer kembali ke Turki usai merantau ke Belgia dan Portugal 

Menilai Capaian Homegrown Policy Altinordu dari Alumnus TerbaiknyaBerke Ozer (instagram.com/berke)

Hal sama dirasakan pula oleh alumnus Altinordu lainnya, Berke Ozer. Kiper muda ini sempat jadi buruan beberapa klub Eropa maupun klub raksasa Turki pada 2017.

Ia akhirnya mendarat di Fenerbahce dan sempat dipinjamkan ke klub Belgia, KVC Westerlo, selama semusim. Di Westerlo, ia berhasil tampil dalam 23 pertandingan Jupiler Pro League, liga utama Belgia. 

Sekembalinya dari KVC Westerlo, Ozer sempat jadi kiper pelapis di Fenerbahce dan diturunkan dalam 14 laga Super Lig serta 3 pertandingan UEFA Europa League. Ini tak cukup meyakinkan Fenerbahce untuk memperpanjang kontraknya. Ia dilepas sebagai free agent pada musim panas 2022 dan mendarat di klub papan bawah Liga utama Portugal, Portimonense. 

Di Portugal, Ozer hanya diturunkan dua kali dan akhirnya memilih kembali ke Turki. Saat ini, sang kiper muda bermain untuk klub juru kunci Super Lig 2022/2023, Ümraniyespor.

Meski tak banyak pemain jebolannya yang sukses berkarier di liga top Eropa, tiga lulusan terbaik Altinordu di atas berhasil menembus Timnas Turki. Artinya, peran mereka sebagai wadah bagi talenta lokal sudah mulai terlihat. Jika dahulu sepak bola Turki berkutat di Istanbul dan Ankara, maka kini para pencari bakat bisa melirik Izmir.

Baca Juga: 5 Pelatih Italia yang Pernah Menangani Klub Super Lig Turki

Dwi Ayu Silawati Photo Verified Writer Dwi Ayu Silawati

Pembaca, netizen, penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Gagah N. Putra

Berita Terkini Lainnya