FIFA Ubah Aturan di Piala Dunia 2026, Jadi Mirip Basket

- Hydration break di setiap babak, berlangsung selama 3 menit
- Pertandingan akan mirip dengan basket, dengan empat fase laga alias kuarter
- Aturan hydration break masih diperdebatkan oleh FIFPro dan ada usulan untuk mengubah jadwal pertandingan menjadi lebih sore atau malam
Jakarta, IDN Times - FIFA memutuskan untuk mengubah aturan dalam pertandingan di Piala Dunia 2026. Perubahan itu dilakukan atas alasan perlindungan terhadap para pemain sepanjang turnamen berlangsung.
Digelar di Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada, pada periode Juni-Juli, Piala Dunia 2026 dihantui oleh cuaca ekstrem dengan suhu yang tinggi. Sejumlah pemain sudah merasakan dampak dari situasi ini, ketika menghadapi Piala Dunia Antarklub pada musim panas 2025 lalu.
Ketika itu, para pemain mengaku pusing saat bermain karena harus berlaga dalam balutan suhu yang panas. Klub-klub yang berlaga juga harus mengatur pola latihan dan makan saat berada di Amerika Serikat saat itu agar performa para pemainnya tetap maksimal.
1. Ada hydration break di setiap babak
Dilansir Daily Mirror, atas sederet alasan itu, FIFA memutuskan untuk mengambil kebijakan menerapkan jeda hidrasi atau hydration break. Momen ini akan berlangsung selama tiga menit, diterapkan sekali di babak pertama, kedua, hingga dua kali perpanjangan.
Mekanismenya, hydration break terjadi ketika laga memasuki menit 22, tak peduli kondisi cuacanya seperti apa.
2. Bisa mirip basket
Mempertimbangkan skemanya, maka bisa dikatakan pertandingan sepak bola di Piala Dunia 2026 nanti akan lebih mirip dengan basket. Sebab, jika disertakan hydration break, maka ada empat fase laga alias kuarter, seperti basket atau American Football.
FIFA menyatakan keputusan ini diambil setelah menjalani proses konsultasi menyusul hasil undian. Tapi, sebenarnya hydration break menjadi celah buat FIFA dalam mengeruk uang karena bisa dijual sebagai slot komersial atau iklan.
3. Aturannya masih diperdebatkan
Hydration break selama tiga menit sebenarnya masih diperdebatkan. Asosiasi Pemain Profesional Dunia, FIFPro, masih belum menyetujui usulan itu. FIFPro lebih suka ada jeda yang pendek, namun frekuensinya lebih sering karena laga digelar dalam temperatur tinggi.
Ada juga usulan yang meminta agar laga digelar lebih sore atau malam di Piala Dunia 2026 nanti karena suhunya lebih bersahabat. Namun, FIFA masih melakukan kajian atas pendapat tersebut karena banyak faktor, termasuk keamanan yang dipertimbangkan.

















