Green Brigade Dilarang Datang ke Pertandingan Celtic, Fans Protes

Klub asal Skotlandia, Glasgow Celtic, dikenal memiliki suporter yang militan. Salah satu kelompok suporter The Celts yang banyak dikenal penggemar sepak bola adalah Ultras Green Brigade. Kelompok suporter yang sudah berdiri sejak 2006 ini dikenal karena kerap mengambil sikap tegas mengenai isu-isu kemanusiaan dan politik, di mana tidak semua suporter klub sepak bola berani melakukannya.
Baru-baru ini, Glasgow Celtic melarang suporter Green Brigade untuk menghadiri pertandingan di semua kompetisi. Ini imbas dari berbagai sanksi yang dijatuhkan UEFA kepada klub karena tindakan para suporternya. Salah satunya akibat sikap mereka mengenai solidaritas terhadap Palestina.
1. Green Brigade dilarang menghadiri pertandingan Glasgow Celtic di semua kompetisi

Glasgow Celtic menangguhkan pemegang tiket musiman milik kelompok suporter Green Brigade untuk menghadiri pertandingan kandang. Langkah ini diambil setelah klub terkena sanksi berulang dari UEFA akibat kelompok suporter tersebut mengibarkan bendera Palestina. Ini dilakukan para pendukung saat pertandingan Liga Champions Eropa penyisihan Grup E yang mempertemukan Celtic dengan Atletico Madrid pada Kamis (26/10/2023) lalu.
Informasi ini dikirimkan oleh pihak manajemen Glasgow Celtic melalui surel kepada seluruh suporter yang resmi terdaftar di basis data klub. Dalam surel tersebut, pihak klub mengutip, "Insiden berulang kali dari perilaku yang tidak dapat diterima yang melibatkan kelompok Green Brigade". Selain menangguhkan tiket musiman untuk Green Brigade, Celtic juga melarang kelompok suporter tersebut menghadiri laga tandang The Celts di semua kompetisi.
2. Glasgow Celtic sudah berulang kali menerima sanksi dari UEFA akibat ulah Green Brigade

Solidaritas Green Brigade terhadap Palestina bukan hanya salah satu penyebab Glasgow Celtic melarang mereka hadir di pertandingan. Selain dukungan mereka kepada Palestina, Green Brigade juga sering kali menyalakan flare saat pertandingan. Seperti yang diketahui, penggunaan flare dan kembang api sejenisnya telah dilarang secara luas oleh UEFA karena dapat membahayakan penonton dan mengganggu jalannya pertandingan.
Glasgow Celtic sendiri sudah menerima dua kali denda dari UEFA pada 2023/2024. Sebelumnya, Green Brigade melakukan pertunjukan kembang api saat pertandingan Liga Champions Eropa melawan Feyenoord Rotterdam pada September 2023 lalu. Mereka kembali beraksi pada matchday kedua Liga Champions melawan Lazio dengan membentangkan spanduk antifasis yang menurut badan sepak bola Eropa tersebut berisi pesan provokatif yang bersifat ofensif.
3. Green Brigade sampaikan tanggapan menohok menyusul pembekuan dari pihak klub
Green Brigade telah menanggapi larangan tersebut dengan sebuah pernyataan bahwa sanksi yang dijatuhkan terhadap kelompok suporter ini merupakan hasil dari solidaritas mereka terhadap rakyat Palestina. Mereka menyangkal tuduhan terkait perilaku mereka yang dianggap mengintimidasi dan mengganggu keamanan. Green Brigade juga menambahkan bahwa mereka telah menjadi sasaran ketidakadilan klub dan menganggap dewan klub tidak mewakili nilai-nilai Celtic.
"Ketika jumlah korban tewas di Gaza mendekati angka 10.000, termasuk hampir 4.000 anak-anak, dewan klub telah mempermalukan Celtic FC dengan perilaku mereka. Meskipun kami berharap tiap orang yang berpikiran adil akan melihatnya melalui rentetan tuduhan yang tak berdasar, ada beberapa yang ingin kami tanggapi," ungkap Green Brigade melalui pernyataan resmi suporter di media sosial X.
4. Green Brigade dikenal sebagai suporter yang selalu mengangkat isu-isu kemanusiaan

Glasgow Celtic sendiri didirikan pada 1887 untuk membantu orang-orang miskin di bagian timur Glasgow. Dengan semangat tersebut, berbagai basis suporter The Celts pada beberapa momen memanfaatkan pertandingan untuk mendukung perjuangan keadilan sosial dan membuat pernyataan politik. Mereka sudah dikenal lama memiliki afiliasi dengan berbagai kelompok perjuangan di seluruh dunia, salah satunya perjuangan Palestina.
Manajemen klub sebenarnya sudah berkali-kali memperingatkan para suporter untuk tetap mematuhi peraturan UEFA dan FIFA, tetapi rupanya sering diabaikan. Pada 2014, UEFA menjatuhkan denda kepada Glasgow Celtic setelah para penggemar mengibarkan bendera Palestina selama pertandingan melawan KR Reykjavik. Green Brigade lagi-lagi mengibarkan bendera Palestina pada Kualifikasi Liga Champions Eropa 2016 saat melawan tim asal Israel, Hapoel Beer-Sheva, hingga klub harus membayar denda sebesar 8.600 pound sterling (Rp166 juta).
Kebijakan Glasgow Celtic untuk melarang suporter Green Brigade menghadiri pertandingan merupakan langkah yang cukup kontroversial. Di satu sisi, langkah ini dapat dilihat sebagai upaya klub untuk mematuhi peraturan UEFA dan FIFA serta menghindari sanksi lebih lanjut. Di sisi lain, langkah ini juga dapat dilihat sebagai bentuk pengekangan kebebasan berekspresi para suporter.