5 Dugaan Kasus Rasisme di Piala Dunia 2018

#WorldCup2018 Rasisme terjadi sebelum Piala Dunia dimulai

Jakarta, IDN Times – Pemilihan Rusia sebagai tuan rumah Piala Dunia 2018 sempat mendapat pertentangan. Sebab Rusia selama ini dikenal rawan kasus rasisme dan diskriminasi terhadap LGBT.

Rasisme di Piala Dunia bahkan terjadi jauh sebelum penyelenggaran Piala Dunia 2018. Bahkan dalam 6 hari Piala Dunia berlangsung ada 3 dugaan kasus rasisme yang terjadi di negara yang dipimpin Vladimir Putin ini.

Apa saja kasus rasisme yang terjadi di Piala Dunia 2018, berikut ini daftarnya:

1. Tuduhan sorakan rasis di stadion  

5 Dugaan Kasus Rasisme di Piala Dunia 2018PERDANA. Detik-detik jelang pertandingan perdana Rusia vs Saudi Arabia. Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan kata sambutan pembukaan. Foto dari LIVE BLOG FIFA.com

Kamis (2/12/) Rusia terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia 2018. Sehari berselang, Kepala Pusat Pengawasan UEFA FARE Dr Rafal Pankowski menuduh Federasi Sepak Bola Rusia menyayikan sorakan rasis di stadion.

Dilansir dari Guardian, Rafal menyebut banyak sorakan rasis yang ditujukan kepada pemain berkulit hitam.

"Saya telah berada di Moskow minggu ini dan melihatnya sendiri. Ada grafiti rasis di jalanan. Toko-toko buku besar secara terbuka menjual literatur rasis. Tingkat kejahatan kebencian tinggi. Orang kulit hitam sering dipukuli,” kata Rafal.

2. Pemain kulit hitam mungkin akan memboikot Piala Dunia 2018 

5 Dugaan Kasus Rasisme di Piala Dunia 2018instagram.com/yayatoureofficial

Eks bintang Barcelona dan Manchester City Yaya Toure mengatakan dirinya mendapat perlakuan rasis dari pendukung CSKA Moskow dalam pertandingan Liga Champions Oktober 2013 silam. UEFA kemudian menyelidiki keluhan Yay Toure, sementara CSKA Moskow sendiri menyangkal adanya rasisme pada pertandingan tersebut.

"Setelah mempelajari video pertandingan dengan saksama, kami tidak menemukan penghinaan rasis dari penggemar CSKA." Kata pernyataan resmi klub.

Menanggapi isu rasisme jelang Piala Dunia di Rusia kala itu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan justru Piala Dunia akan membawa perubahan dalam mengatasi masalah sosial seperti memerangi narkoba, rasisme, dan tantangan lain.

3. Tweet rasis pebisnis Inggris terhadap timnas Senegal

5 Dugaan Kasus Rasisme di Piala Dunia 2018Twitter.com

Pebisnis Inggris, tokoh media, dan penasihat politik Alan Sugar diduga melakukan tindak rasis kepada timnas Senegal di Piala Dunia 2018 melalui cuitannya di Twitter. 

Dilansir dari Express.co.id, Alan memposting “Saya mengenali beberapa orang ini berasal dari pantai di Marbella. Orang-orang yang banyak melakukan tugas-tugas yang bermanfaat,” katanya mengunggah foto timnas Senegal dengan tambahan foto kacamata dan tas dibawahnya.

Warganet memberondong cuitan Alan dan mengatakannya rasis. Alan lalu memposting pesan lain yang mengatakan: “Baru saja membaca reaksi terhadap tweet lucu saya tentang pria di pantai di Marbella. Tampaknya itu telah ditafsirkan dengan cara yang salah karena dianggap ofensif oleh beberapa orang. Terus terang saya tidak bisa melihat bahwa saya pikir itu lucu. Tapi aku akan menariknya (menghapus) jika kamu bersikeras." Katanya.

Tweet lain darinya mengatakan "Saya salah menilai tweet saya sebelumnya. Itu sama sekali tidak dimaksudkan untuk menyebabkan pelanggaran, dan jelas usaha saya pada humor telah menjadi bumerang. Saya telah menghapus tweet dan saya sangat menyesal." Pungkas Alan.

4. Gerakan rasis Maradona

5 Dugaan Kasus Rasisme di Piala Dunia 2018foottheball.com

Legenda Piala Dunia Diego Maradona telah dituduh melakukan gerakan rasis saat menyaksikan hasil imbang 1-1 antara Argentina dan Islandia pada Sabtu. Dilansir dari Independent.co.uk, pemain berusia 57 tahun itu terlihat di Stadion Spartak berdiri dekat kotak pers dimana ia terlihat senang dan berfoto bersama fans selama pertandingan.

Tuduhan rasis kepada Maradona datang dari presenter ITV Jacqui Oatley, yang juga berada di stadion. Dalam tweetnya, ia mengatakan mertua Sergio Aguero itu membuat "gerakan rasis yang jelas" setelah fans Korea Selatan berteriak dan melambai padanya.

“Maradona tidak begitu keren sekarang. Beberapa fans Korea Selatan hanya meneriakkan “Diego” dan dia tersenyum, mencium dan melambai. Kemudian menarik matanya ke samping dengan gerakan rasis yang jelas. Semua dari kami yang melihatnya tercengang, ”kata Oatley.

Wartawan lain Seema Jaswal kemudian membenarkan pesan Oatley. “Saya duduk di sebelah Jacqui dan melihat gerakan Maradona. Dia seharusnya tahu lebih baik. Para pemuda yang memfilmkannya sangat bersemangat untuk mendapatkan fotonya dan itu adalah tanggapannya. Sangat mengecewakan,” kata Jaswal.

Maradona juga terlihat merokok cerutu besar selama pertandingan meskipun stadion adalah tempat yang dilarang merokok.

Merespon tuduhan tersebut, Maradona menjawab melalui akun Facebooknya.

“Saya mengerti lebih baik daripada siapa pun bahwa di Piala Dunia orang mencari berita di mana-mana, tetapi saya ingin ini menjadi jelas: hari ini, di stadion, di antara begitu banyak demonstrasi kasih sayang dari orang-orang, saya dikejutkan oleh sekelompok orang di sekitar seorang penggemar yang memfilmkan kami, seorang bocah Asia yang mengenakan kaos Argentina.

Saya, dari jauh, mencoba memberi tahu mereka betapa menyenangkannya bagi saya bahwa bahkan orang-orang Asia pun bersorak untuk kami. Dan itu saja, kawan, ayolah,” jelas Maradona.

5. Dugaan rasisme oleh beruang 

5 Dugaan Kasus Rasisme di Piala Dunia 2018YouTube.com/ FC-Angusht

Kasus dugaan rasis lainnya berasal dari rekaman video seekor beruang yang naik di atas mobil jip dan berkeliling kota Moskow. Kejadian itu terjadi usai tuan rumah Rusia menang telak 5-0 atas Arab Saudi. 

Beruang itu tampaknya meniup vuvuzela dan tampak memberi isyarat ofensif. Dilansir businessinsider.com, salah satu interpretasi rasisme dari gerakan itu adalah bahwa hal itu sama dengan mengatakan "F— You" di Rusia. Namun sebagian orang menganggap gerakan itu adalah "quenelle", suatu penghormatan antisemit. 

Video itu dikirim ke Peter Staunton, Kepala Koresponden kepala di Goal.com, yang menegaskan keaslian klip itu dan bahwa beruang itu nyata, bukan hanya seseorang yang mengenakan kostum beruang.

Aksi tersebut mungkin merupakan taktik pemasaran untuk situs web yang menjual mobil bekas.

The quenelle, salam hormat yang viral di Prancis lebih dari lima tahun yang lalu, dikaitkan dengan rasisme dan antisemitisme dan telah dianggap sebagai penghormatan Nazi terbalik.

Quenelle bahkan memiliki kaitan historis dengan sepak bola, karena mantan striker Prancis Nicolas Anelka menggunakan gerakan ini selama pertandingan di Inggris saat bermain untuk West Bromwich Albion pada 2013.

Baca Juga: Catatan Pertemuan Terakhir Denmark Vs Australia, Siapa Unggul?

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya