Beban Berat Timnas Wanita Menuju Piala Asia U-17

Indonesia jadi tuan rumah Piala Asia U-17 Wanita

Jakarta, IDN Times - Indonesia dipastikan jadi tuan rumah hajat sepak bola Piala Asia U-17 Wanita pada 9-22 Mei 2022. Namun demikian, hal itu tak membuat Timnas Wanita otomatis lolos ke putaran final. 

Skuat Garuda Pertiwi harus memulai perjalanannya di babak kualifikasi terlbih dahulu. Federasi sepak bola Asoa (AFC) pun sudah memutusakan hal tersebut dalam rapat komite eksekutif yang dihelat di di Manama, Bahrain pada 7 April 2021. 

Hal itu membuat langkah Timnas Wanita cukup berat. Bukan bermaksud pesimistis, berjuang di tingkat ASEAN saja masih sulit, apalagi harus bersaing dengan tim-tim yang sudah berpengalaman di kancah Asia.

Baca Juga: Timnas Indonesia Gelar TC saat Ramadan

1. Sekjen PSSI realistis

Beban Berat Timnas Wanita Menuju Piala Asia U-17Plt Sekretaris Jendaral PSSI, Yunus Nusi. (pssi.org).

Menilik peluang Timnas Indonesia Wanita di kejuaraan tahun depan, PSSI harus berpikir keras untuk bisa membangun tim yang siap mentas di kualifikasi. 

Tak pelak, Sekretaris Jenderal PSSI, Yunus Nusi memilih realistis. Menurut dia, federasi berusaha mendorong bal-balan wanita terus berkembang.

“Untuk Timnas Wanita, yang pasti PSSI mendorong agar mereka sering uji coba dengan tim dan negara yang kuat. Dengan banyak uji coba, kemampuan mereka juga akan meningkat,” kata Yunus kepada IDN Times. 

1. Sulit mendapatkan telenta yang siap tampil di kompetisi

Beban Berat Timnas Wanita Menuju Piala Asia U-17pssi.org

Yunus menilai, mendapatkan pemain wanita dengan skill layaknya pemain profesional jauh lebih sulit. Menurutnya, semua orang harus akui itu.

Jika menilik kesempatan pesepak bola wanita di tanah air unjuk gigi, apa yang dikatakan bekas Ketua Asprov PSSI Kalimantan Timur (Kaltim) itu masuk akal.

Maklum, belum ada kompetisi berjenjang bisa berjalan di Indonesia. Kompetisi profesional bertajuk Liga 1 Putri saja, baru bisa digelar pada 2019 silam. Itu pun belum bisa dilanjutkan lantaran pandemik COVID-19 yang memaksa untuk vakum.

Kalau bicara pembinaan usia dini, itu juga masih angan-angan. Tak banyak medium yang bisa dimanfaatkan para pesepak bola wanita untuk bisa mengembangkan karier. Hal itu mungkin membuat perkembangan sepak bola wanita Indonesia mandeg.

Baca Juga: Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Asia U-17 Wanita

3. Sepak bola wanita sempat disegani di Asia

Beban Berat Timnas Wanita Menuju Piala Asia U-17Timnas Indonesia Wanita saat menggelar TC. (pssi.org).

Hal itu diakui pula oleh Yunus, pembinaan yang tak berjalan, sistem kompetisi yang belum jelas membuat Indonesia masih jalan di tempat.

“Seharusnya kita punya kompetisi yang berkesinambungan dari mulai junior hingga senior. Beri mereka lebih banyak uji coba,” ujar Yunus. 

“Mencari bibit ke daerah-daerah yang memiliki potensi dan bergabung dengan Timnas Wanita, seperti di Papua, Ambon, NTT, hingga pulau Jawa,” lanjut dia

Seharusnya hal itu tak lagi jadi soal. Sebab, Indonesia pernah memberi banyak ruang bagi wanita bermain sepak bola. Beberapa kompetisi pun sempat digelar, seperti Piala Kartini hingga Invitasi Galanita 1982. 

Pada medio 70-an, sepak bola wanita Indonesia disegani di kancah Asia. Jepang dan klub-klub Asia lain bahkan sempat merasakan keperkasaan Garuda Pertiwi saat bentrok di ajang internasional.

4. PSSI belum mau bicara target

Beban Berat Timnas Wanita Menuju Piala Asia U-17Pemain Timnas Indonesia Wanita saat menggelar TC. (pssi.org).

Melihat kondisi tersebut, PSSI pun tak mungkin bisa ngebut menciptakan Timnas Wanita yang sudah siap mentas dan bersaing di Asia. Paling banter, mereka membuat program jangka panjang hingga kompetisi digelar agar tim siap bertanding.

Hal itu membuat Yunus belum berani mematok target tinggi untuk Timnas Wanita di Piala Asia U-17. 

“Bermain baik dan pantang menyerah. Itu dulu yang paling penting. Soal target kita lihat nanti di 2022.

Nanti direkrur teknik dan pelatih Rudy Eka Priyambada akan memaparkan roadmap kepada Exco PSSI, setelah itu baru kita tahu lebih jauh,” bebernya.

Timnas Wanita sendiri sudah melakukan pemusatan latihan (TC) beberapa waktu lalu, tepatnya 8-31 Maret 2021. Rudy sendiri yang memimpin latihan demi meningkatkan kualitas tim. 

Baca Juga: Menjawab Tantangan Sepakbola Wanita di Masa Depan

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya