Festive Season di Premier League: Jadi Berkah atau Musibah?

Apa bedanya Festive Season dan Boxing Day di Premier League?

Jakarta, IDN Times - Pekan perdana Premier League musim 2019/2020 mentas 9 Agustus 2019 silam. Butuh waktu 136 hari buat menyelesaikan 18 partai pertama alias rataan jeda tujuh hari per pertandingan.

Setelah itu, mulai matchday ke-19, Premier League masuk periode yang bikin pusing para pelatih lantaran memasuki periode Festive Season.

Sepanjang empat matchday bakal dihabiskan dalam kurun total hanya 14 hari, termasuk duel Boxing Day! Dimulai pada akhir pekan lalu dengan laga pembuka Everton kontra Arsenal, ditutup dengan duel Arsenal melawan Manchester United pada 2 Januari nanti.

Dengan rataan hanya ada jeda sekitar 3,5 hari per laga, maka persiapan per tim sudah hitungan jam. Kondisi ini bikin pelatih pening karena hanya ada dan terjadi di Premier League saja.

1. Tim di Premier League harus menghadapi empat laga padat di Festive Season

Festive Season di Premier League: Jadi Berkah atau Musibah?instagram.com/p/B6GTRdsgTJ2/

Adaptasi dan kecerdasan arsitek tim benar-benar diuji di periode padat yang nikmat ini. Maklum, fenomena ini tak seperti liga domestik di belahan lain Benua Biru yang meliburkan kompetisi saat memasuki Natal. Kompetisi kasta tertinggi Inggris tak mengenal winter break.

Memasuki Natal dan Tahun Baru justru menjadi periode tersibuk, Festive Season. Periode ini justru menjadi sorotan utama dalam kalender sepak bola di Inggris. Deretan duel-duel yang mentas sepanjang menjelang Natal, pada Boxing Day, serta persis di Tahun Baru menjadi hiburan seru.

Musim ini, Festive Season masih sama kejam. Setiap tim bakal merumput empat kali, sama seperti musim sebelumnya alias satu laga lebih banyak dibandingkan periode sibuk yang sama di dua musim sebelumnya.

2. Berat bagi klub, Festive Season jadi berkah bagi pencinta sepak bola Liga Inggris

Festive Season di Premier League: Jadi Berkah atau Musibah?Suporter di Premier League menggunakan kostum Santa Clause dalam Festive Season. marketingregistrado.com

Tampil di empat partai besar nan vital dalam rentang hanya hitungan jam jelas membutuhkan komitmen. Tuntutan luar biasa atas nama tradisi ini tak mungkin dihiraukan.

Wacana buat memperkenalkan ide winter break hampir dimunculkan tiap musimnya atas pertimbangan performa tim-tim representasi Inggris di antarklub Eropa hingga potensi kelelahan awak personel Tim Tiga Singa buat turnamen musim panas seperti Piala Eropa atau Piala Dunia.

Kondisi kesehatan pemain juga terkadang dianggap dipertaruhkan mengingat fungsi tubuh mungkin tak terbiasa dipaksa bekerja empat laga dalam waktu singkat. Meski demikian, situasi seolah tak berubah. Festive Season adalah momen berkah buat para pencinta sepak bola Inggris.

3. Festive Season sudah dibuka oleh laga seru Tottenham kontra Chelsea

Festive Season di Premier League: Jadi Berkah atau Musibah?Penyerang Tottenham Harry Kane saat berusaha merebut bola dari pemain Chelsea. cartilagefreecaptain.sbnation.com/

Duel bertajuk Derbi London antara Totenham melawan Chelsea di Emirates pada akhir pekan lalu menjadi hidangan pembuka Festive Season musim ini. Dilanjutkan dengan laga Boxing Day sepanjang Kamis (26/12) esok hari.

Setelah itu, jadwal padat lanjut ke akhir pekan 27-31 Desember. Keesokan harinya pada perayaan Tahun Baru 1 Januari, sebagian tim sudah melangsungkan partai keempat mereka di Festive Season, sampai laga terakhir mempertemukan Tottenham kontra West Ham per 4 Januari 2018.

Setelah itu, kompetisi berjalan normal dengan masa rehat sekitar sembilan hari sebelum memulai matchday ke-23 pada 11 Januari 2018.

Baca Juga: Resmi Bekerja, Mikel Arteta Tunjuk 4 Nama Jadi Asistennya di Arsenal

4. Manchester United sudah dua musim berturut-turut sukses lewati Festive Season dengan kemenangan

Festive Season di Premier League: Jadi Berkah atau Musibah?Pemain Manchester United, Marcus Rashford melakukan selebrasil usai mencetak gol. Twitter.com/ManUtd

Musim lalu, hanya Manchester United yang "keluar hidup-hidup" dari Festive Season dengan hasil kesempurnaan. Mereka bisa memenangi empat laga pada periode Festive Season yang kejam.

Secara berurutan Setan Merah mampu menang besar atas Cardiff City (1-5), Huddersfield (3-1), Bournemouth (4-1), dan Newcastle (0-2). Torehan itu menyamai rekor di musim sebelumnya yang juga berhasil mengakhiri Festive Season dengan baik.

Sisanya, tim-tim big five, macam Manchester City hanya mampu merah dua kemenangan dan dua kali kalah. Sedangkan, Chelsea bersama Arsenal membukukan dua kali kemenangan, sekali imbang, dan sekali kalah. Sementara, Liverpool serta Tottenham Hotspur sama-sama meraih sembilan poin karena kalah sekali menghadapi padatnya laga di pengujung tahun.

Lantas, siapa tim yang berpotensi paling lelah? Analisis memunculkan Manchester City sebagai tim berpotensi paling lelah. Maklum, satu laga mereka mengalami pengunduran jadwal. Sepak mula antara skuat The Citizens melawan Wolverhampton Wanderers di Molineux dipastikan mundur sehari dari Boxing Day, tepatnya pukul 19:45 waktu setempat.

5. Manchester City jadi merasa dirugikan dengan perubahan jadwal Festive Season musim ini

Festive Season di Premier League: Jadi Berkah atau Musibah?ManCity.com

Masalah itu terang saja mengganggu recovery pemain dalam pekan berat ini. Maklum, Pep Guardiola dan para pemainnya punya waktu kurang dari 48 jam untuk mempersiapkan pertandingan kandang selanjutnya melawan Sheffield United, yang dijadwalkan dimulai pada 29 Desember 2019 pukul 18.00 waktu setempat.

Perubahan jadwal itu sempat menimbulkan polemik. Bisa dilihat dari meruncing masalah lantaran Manchester City melancarkan protes keras terhadap pengunduran jadwal yang dialaminya. Mereka menyebut perubahan jadwal mengancam integritas di Premier League musim ini.

"Kami kecewa karena jadwalnya sangat ketat untuk para pemain selama Natal. Pertandingan Liga Inggris membutuhkan fisik yang sangat prima. Tidak ideal untuk bermain dua kali dalam waktu kurang dari 48 jam karena itu tak memberi para pemain waktu untuk pulih dengan baik," kata COO Manchester City, Omar Berrada, kepada Manchester Evening News.

6. Liverpool mendapat keuntungan dari perubahan jadwal Manchester City di Festive Season

Festive Season di Premier League: Jadi Berkah atau Musibah?Liverpool berhasil meraih gelar juara Liga Champions pada musim 2018/2019. liverpoolfc.com

Fakta lain, kondisi itu menguntungkan Liverpool secara tidak langsung. Wolves juga dirugikan dengan perubahan jadwal itu lantaran mereka memiliki waktu istirahat yang minim untuk kembali bertanding melawan Liverpool di Anfield. Sedangkan, The Reds memiliki sisa tambahan 24 jam untuk menghadapi Wolves.

Secara logika, para pemain bakal kesulitan lantaran dalam kondisi istirahat yang tak ideal. Sebab, hal itu berpotensi pada hasil akhir yang tak sesuai lantaran pemain kelelahan. Sedangkan mereka sedang berkejaran poin dengan Liverpool yang disinyalir bakal jadi pesaing berat merebut gelar ketiga berturut-turut pada musim ini.

Walau demikian, jadwal tersebut suka tak suka harus diterima oleh Manchester City. Sebab keputusan yang ditelurkan oleh operator kompetisi sudah final dan tak bisa diganggu gugat. Mereka pun harus legawa melewati Festive Season yang berat musim ini. Sama seperti beberapa tim yang mendapatkan dampak serupa musim lalu.

7. Rata-rata gol yang terjadi setiap laga di Festive Season terus alami peningkatan

Festive Season di Premier League: Jadi Berkah atau Musibah?PremierLeague.com

Leicester City di bawah asuhan Claude Puel musim lalu harus melewati Festive Season ini hanya dalam 213 jam alias rataan jeda 42,6 jam saja per partai.

Buktinya dalam kurun waktu tersebut Leicester hanya bisa membukukan dua kali kemenangan saja, sisanya pertandingan harus diakhiri dengan nirpoin.

Apakah potensi kelelahan ini juga berujung laga-laga tidak menarik? Hasil dalam riset BBC terbukti tak menunjukkan hal demikian. Musim lalu, rata-rata gol per laga di Festive Season dengan jumlah laga yang sama persis menunjukkan 3,3 gol terjadi setiap pertandingan.

Jumlah tersebut meningkat dari hasil riset yang dilakukan BBC Sport setahun sebelumnya. Mereka mencatatkan, dalam tiga musim terakhir, rata-rata gol per partai di Festive Season dengan sisa musim sama persis menyentuh 2,7 gol per pertandingan. Situasi ini menjadi bukti lanjutan bahwa Festive Season dan Boxing Day di dalamnya memang berkah dari Premier League.

Baca Juga: Leicester Kalahkan Man City di Boxing Day, Ini 5 Fakta Menariknya

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya