Apa, Sih, Maksud dari Farmers League?

Farmers League kerap dipakai untuk mengejek Ligue 1 Prancis

Jakarta, IDN Times - Kemenangan mengejutkan Olympique Lyon atas Manchester City di perempat final Liga Champions Minggu (16/8/2020) dini hari tadi, berbuah fakta mengejutkan. Pasalnya, kemenangan itu memastikan tak ada wakil dari Italia, Inggris, dan Spanyol, di babak semifinal Liga Champions musim ini.

4 wakil yang tersisa berasal dari Jerman (2 klub) dan Prancis (2 klub). Yang menarik kemudian, dua liga ini, khususnya Ligue 1 Prancis, kerap dipandang sebelah mata dan banyak disebut para maniak sepak bola sebagai "Farmers League" atau liga para petani karena diklaim sebagai dua kompetisi yang pamornya kalah dibanding Premier League (Inggris), Serie A (Italia), dan LaLiga (Spanyol).

Usai kemenangan Lyon, kata Farmers League pun masuk di trending media sosial. Lantas, apa, sih, maksud dari Farmers League dan kenapa istilah ini bisa muncul?

Baca Juga: Dramatis! Comeback PSG Jungkalkan Atalanta!

1. Awal mula penyebutan Farmers League

Apa, Sih, Maksud dari Farmers League?Marquinhos merayakan gol penyama kedudukan ke gawang Atalanta. Twitter/@english_as

Pada mulanya, istilah Farmers League dipopulerkan penikmat sepak bola dunia dan Eropa untuk mengejek Ligue 1, kompetisi kasta tertinggi di Prancis. Pasalnya, selain liga tersebut didominasi Paris Saint-Germain (PSG) sejak diakuisisi konsorsium Qatar, di antara 5 liga top Eropa (Inggris, Italia, Spanyol, Jerman, dan Prancis), Ligue 1 yang disebut sebagai kompetisi paling lemah. Selain itu, koefisien mereka di UEFA juga sangat kecil dibanding 4 liga lain sehingga wakilnya di Liga Champions lebih sedikit.

Namun sejatinya, seiring waktu, PSG terutama, perlahan-lahan coba menaikkan level Ligue 1 dengan mendatangkan bintang-bintang mahal dunia seperti Neymar dan Mauro Icardi, hingga Keylor Navas, Julian Draxler, serta Zlatan Ibrahimovic. Namun, anggapan Farmers League tak kunjung hilang karena kemewahan PSG membuat dominasi mereka terlalu kuat dan dianggap "mematikan" level kompetitif dengan klub lain.

Farmers League sendiri jadi makna ejekan karena maknanya untuk mengejek bahwa pemain-pemain Ligue 1 ini pekerjaan utamanya di pagi dan siang hari adalah petani, sementara mereka bermain sepak bola di sore atau malam hari untuk bersenang-senang, bukan untuk berkompetisi atau menjadi juara. Juga ada anggapan bahwa pemain-pemain di Ligue 1 tak punya skill dan exposure yang selevel dengan pemain di Serie A atau Premier League misalnya.

Baca Juga: Neymar, Mbappe, Choupo-Moting Trio Juru Selamat PSG

2. Ligue 1 juga kerap disebut Farmers League karena hanya menyuplai pemain untuk liga yang lebih top

Apa, Sih, Maksud dari Farmers League?premierleague.com

Meski dihuni pemain kelas dunia seperti Neymar hingga Kylian Mbappe, Ligue 1 kerap dipandang remeh karena dianggap hanya sebagai tujuan bagi klub-klub mapan Eropa untuk berburu talenta terbaik dari kompetisi Negeri Anggur. Rekam jejak transfer pun tak jarang mendukung klaim ini.

Dari Eden Hazard yang meninggalkan Lille untuk gabung ke Chelsea, hingga Anthony Martial (AS Monaco ke Manchester United), Karim Benzema (Lyon ke Real Madrid), Alexandre Lacazette (Lyon ke Arsenal), dan Nicolas Pepe (Lille ke Arsenal), banyak bintang-bintang terbaik di Ligue 1 dianggap hanya memakai kompetisi tersebut sebagai stepping stone untuk hijrah ke kompetisi lebih mewah dan bergaji mahal.

Tak pelak, itu jadi pembenaran atas klaim bahwa Ligue 1 hanya Farmers League, yang menyediakan pemain-pemain berkualitas dengan harga premium untuk ditebus klub-klub kaya di Inggris, Italia, bahkan Spanyol (Real Madrid dan Barcelona).

3. Musim ini, Ligue 1 bisa wujudkan All French Final di Liga Champions 2019/2020

Apa, Sih, Maksud dari Farmers League?Neymar di laga Atalanta vs PSG. Twitter/@whoscored

Namun siapa sangka, musim 2019/2020 di Liga Champions justru jadi ajang klub-klub Ligue 1 untuk unjuk gigi. Meski punya catatan menakjubkan ketika Marseille menundukkan AC Milan dan jadi juara Liga Champions musim 1992/1993, sudah dua dekade lebih tak ada klub asal Prancis yang mampu menjuarai Si Kuping Lebar.

Meski AS Monaco sempat mengejutkan dan lolos ke final edisi 2004, mereka harus kalah secara telak dari FC Porto yang menjadi juara. Namun kini, nestapa itu bisa berakhir. Pasalnya, Lyon dan PSG, dua wakil Prancis di Liga Champions musim ini, sukses lolos ke semifinal dan berpeluang wujudkan All French Final pertama sepanjang sejarah di final Liga Champions 2019/2020.

Namun untuk menuju jalan manis tersebut, mereka harus sama-sama mengalahkan dua wakil Bundesliga, RB Leipzig dan Bayern Munich, tak hanya untuk menyetop terwujudnya All German Final, namun juga untuk mengembalikan muruah Ligue 1 sebagai kompetisi top Eropa di kancah persaingan sepak bola Benua Biru.

Baca Juga: Maxence Caqueret, "Sweet Prince" Milik Olympique Lyon

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya