Jengah, Jimmy Durmaz Angkat Bicara Atas Kasus Rasial yang Menimpanya

Jimmy Durmaz akhirnya angkat bicara tentang kasus pelecehan ras yang dialaminya pasca kekalahan tipis 2-1 dari Jerman beberapa hari silam. Pemain klub Prancis Toulouse itu menjadi kambing hitam usai tekelnya pada Toni Kroos berujung pada gol menit akhir Der Panzer.
Kontan saja akun Instagram milik Durmaz dibanjiri oleh komentar bernada kecaman atas tekelnya tersebut. Banyak tulisan berupa serangan terhadap latar belakang etnisnya yakni Assyria-Turki. Bahkan ada pula yang tanpa basa-basi mengirim ancaman pembunuhan.
1. Jimmy Durmaz akhirnya berbicara tentang kasus rasial yang menimpanya

Jengah dengan kejadian yang menimpa, Durmaz tak tinggal diam. Di hadapan para wartawan sebelum sesi latihan pada hari Minggu (24/6) pagi waktu Rusia, pemain berposisi gelandang itu menyatakan penentangan terhadap pelecehan rasial yang diterimanya. Bersamanya turut pula di seluruh skuat Swedia dan sang pelatih Janne Andersson sebagai bentuk dukungan moral.
Sebagai pesepakbola profesional, Durmaz mengaku siap mendengar kritik jika itu berhubungan dengan performanya di lapangan hijau. Namun apa yang terjadi setelah pertandingan kontra Jerman memang sudah melampaui batas.
"Ketika seseorang mengancamku, memanggilku si kulit gelap, teroris bahkan Taliban, maka batas-batas sudah dilanggar. Dan yang lebih buruk, mereka mengancam nyawa anak dan keluargaku. Orang macam apa yang tega melakukan hal tersebut?", ujar Durmaz dengan suara gemetar seperti dikutip dari Reuters.
2. Padahal Durmaz sudah menjadi bagian dari "Blagult" sejak dari level U-21

Durmaz memang berasal dari latar belakang keluarga imigran. Ayahnya berasal dari etnis Assyria-Turki yang memilih hengkang ke Swedia pada dekade 1980-an. Sejak menekuni dunia olah kulit bundar, sosok berumur 29 tahun ini sudah membela panji kuning-biru di turnamen internasional sejak dari tingkat U-21.
"Aku adalah orang Swedia dan aku bangga menjadi bagian dari tim nasional Swedia, sebuah pencapaian tertinggi bagi seorang pesepakbola. Aku tak akan pernah membiarkan orang-orang rasis menghancurkan kebanggaanku. Kita semua harus melawan segala bentuk rasisme," lanjutnya.
Usai pembacaan pernyataan tertulis menentang hal yang menimpa salah satu rekan mereka, seluruh skuat Swedia kemudian kompak meneriakkan dua kata pendek ini dengan lantang: "F**k racism!".
3. Kasus Durmaz pun jadi bahan perbicangan politisi Swedia

Dilansir oleh The Guardian, asosiasi sepak bola Swedia SvFF juga tak tinggal diam. Mereka telah melaporkan kejadian yang menimpa Durmaz kepada pihak kepolisian. Hal tersebut dibenarkan oleh Håkan Sjöstrand selaku sekretaris jenderal.
"Kami mengecam segala bentuk ancaman dan rasisme yang menimpa pemain kami. Sangat tidak menyenangkan melihat apa yang harus dihadapi oleh Durmaz. Hal itu benar-benar tak bisa diterima," tuturnya.
Tak hanya menyedot perhatian publik sepak bola dunia, kasus tersebut kini jadi bahasan hangat para politisi Swedia. Topik berfokus pada cara menyikapi paham rasial yang masih tumbuh subur.