Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jurnal: Orang Bandung yang Membersamai Persija Jakarta ke Padang

Suasana tim Persija Jakarta di Padang
Suasana tim Persija Jakarta di Padang. (IDN Times/Sandy Firdaus)
Intinya sih...
  • Kesempatan membersamai Persija di laga tandang musim 2025/26 datang berkat seringnya meliput Persija di musim sebelumnya.
  • Suasana tim dan manajemen saat tandang ke Padang memberikan pengalaman baru yang menarik bagi jurnalis.
  • Meskipun kalah, potensi besar Persija juara musim 2025/26 terlihat dari suasana tim yang begitu cair dan solid.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Tak pernah terbayangkan sebelumnya bagi saya, selaku orang Bandung, membersamai tim yang bernama Persija Jakarta dalam sebuah laga tandang. Apalagi sampai ke kota Padang.

Dulu saya pernah punya mimpi bisa membersamai Persib Bandung keliling Indonesia dalam balutan pekerjaan sebagai jurnalis. Namun, mimpi itu perlahan saya pinggirkan. Karena administrasi dan finansialnya sesulit itu.

Selain harus terafiliasi lewat ID Card yang dikeluarkan operator liga (kini I.League), ada dana besar yang harus dikeluarkan jika kita ingin berangkat sendiri meliput laga tandang. Kantor jarang mengizinkan.

Namun pada akhir 2025, saya yang orang Bandung justru membersamai tim rival dari Jakarta, Persija, melakoni laga tandang. Tidak tanggung-tanggung, kota Padang jadi tujuannya.

1. Efek dari sering meliput Persija

Laga Semen Padang lawan Persija di Super League 2025/26
Laga Semen Padang lawan Persija di Super League 2025/26. (IDN Times/Sandy Firdaus)

Kesempatan membersamai Persija di laga tandang ini hadir di musim 2025/26, berkat seringnya saya meliput Persija di musim 2024/25. Tempat saya bekerja, IDN Times, terpilih jadi salah satu media yang bisa membersamai Macan Kemayoran di laga tandang musim ini.

Sejatinya ada beberapa media lain yang juga dapat kesempatan serupa. Khusus bagi saya, ini hadiah yang spesial. Membersamai tim saat laga tandang merupakan sebuah pekerjaan yang menarik. Akan banyak sudut pandang baru yang saya lihat.

Awalnya, saya kebagian jatah ke Madura. Namun, saya menolak itu lantaran saya pernah ke Madura saat meliput Persib juara Liga 1 2023/24. Sempat minta ke Malang, ternyata saya malah kedapatan liputan ke Padang.

2. Jadi tahu seperti apa manajemen dan suasana tim saat tandang

Suasana pesawat yang berisikan pemain Persija
Suasana pesawat yang berisikan pemain Persija. (IDN Times/Sandy Firdaus)

Singkat cerita, pada Minggu (21/12/2025) siang WIB, saya berangkat bersama tim dan ofisial Persija menuju Padang. Kala itu, saya tiba lebih dulu di Terminal 1C Bandara Soekarno-Hatta. Saya tak boleh terlambat.

Tak lama kemudian, tim dan ofisial Persija mulai berdatangan. Pelatih Mauricio Souza, kapten Rizky Ridho, Witan Sulaeman, Andritany Ardhiyasa, dan geng Brasil hadir di bandara. Mereka akan satu pesawat dengan saya.

Rona wajah bahagia terpancar dari wajah para pemain ini. Memang, masih ada wajah malu-malu dari para pemain muda macam Arlyansyah Abdulmanan maupun Dony Tri Pamungkas. Namun, secara keseluruhan, suasana begitu hidup.

Selama perjalanan, saya melihat fotografer dan videografer Persija kelayapan ke sana ke mari. Awalnya aneh, tetapi saya paham, ada kebutuhan konten yang mereka kejar. Tak pelak mobilitas mereka tinggi sebelum keberangkatan.

"Oh, jadi begini ya cara kerja para pembuat konten dan foto Persija ini," gumam saya dalam hati.

Setibanya di Padang, saya tak langsung beristirahat. Bersama tim media Persija, kami langsung menuju Stadion H. Agus Salim untuk melaksanakan sesi jumpa pers pra laga. Kami cuma punya waktu 30 menit untuk bersantai.

Sesampainya di hotel lagi, saya melihat ofisial Persija juga kelayapan. Terlihat mereka mempersiapkan banyak kardus botol minuman, yang nantinya akan digunakan tim. Ada juga ofisial yang sibuk mempersiapkan ruangan yang nantinya jadi tempat meeting tim.

"Ternyata sesibuk itu ya, mereka, saat Persija bertandang. Mungkin tim lain juga sama," gumam saya.

Sepengamatan saya, tak ada pemain yang kelayapan jelang laga. Mereka benar-benar bersiap, dan tidak ada yang keluar malam-malam. Sepengamatan saya loh ya, karena kamar saya dan pemain berada di lantai berbeda.

3. Tentang persiapan hari H, fokus yang terjaga

Pelatih Persija, Mauricio Souza dalam sesi jumpa pers
Pelatih Persija, Mauricio Souza dalam sesi jumpa pers. (Dok. Persija)

Memasuki hari H laga, fokus meninggi. Manajemen mengecek lagi administrasi tim. Ofisial juga mempersiapkan perangkat tim seperti alat-alat serta bola yang akan digunakan untuk pemanasan.

Bagi para pemain, ada sesi meeting yang digelar jelang makan siang, yang disebut sebagai sesi aktivasi tim. Dari titik ini, saya makin tak melihat pemain keluyuran. Fokus mereka sudah 100 persen untuk laga.

Sayangnya saya tak bisa mengikuti aktivitas tim dengan baik di hari H laga ini. Media Officer Persija, Kukuh Wahyudi, menyebut tim harus steril saat laga. Itu permintaan pelatih Mauricio Souza.

Saya menerima itu, dan kesempatan ini saya gunakan untuk mengenal kota Padang lebih dalam. Saya berkunjung ke Pantai Parkit yang dipenuhi kayu sisa banjir Sumatra, dan sempat bersantai di sana.

Sore harinya, saya berangkat ke stadion karena laga akan digelar pada pukul 19.00 WIB. Ditemani kontributor IDN Times Padang, Halbert Chaniago, saya berkenalan dengan beberapa jurnalis yang berbasis di kota Padang ini.

4. Salut akan keterkenalan Persija di Padang

Potret fans menyaksikan laga Semen Padang vs Persija
Potret fans menyaksikan laga Semen Padang vs Persija. (IDN Times/Sandy Firdaus)

Satu hal lain yang menggelitik saya adalah keterkenalan Persija di Padang. Begitu tiba di Bandara Internasional Minangkabau, Minggu (22/12/2025), banyak orang langsung minta foto dan tanda tangan kepada beberapa pemain Persija.

Nama-nama seperti Ridho, Witan, hingga Dony Tri jadi sasaran utama, karena status mereka sebagai pemain Timnas Indonesia. Para pemain Brasil macam Maxwell Souza, Allano Lima, hingga Alan Cardoso, ternyata juga memiliki fans.

Keterkenalan itu terasa, manakala fans juga menyemut di hotel selama Persija berada di Padang. Jelang, saat, dan selepas laga, mereka setia menunggu para pemain Persija yang akan berangkat ke dan pulang dari Stadion H. Agus Salim.

Di stadion, atmosfer itu lebih kental terasa. Fans Semen Padang, diam-diam juga ternyata meminta foto pada para pemain Persija. Mereka menunggu di area mixed zone, sembari berteriak-teriak memanggil nama para pemain.

Paling ciamik, ketika dalam perjalanan pulang di pesawat, ada beberapa ibu-ibu dan anak-anak sekolah yang memanggil-manggil para pemain Persija ini di pesawat. Mereka bahkan menyebut satu nama spesifik: Maxwell Souza.

"Ini anak saya ngefans betul bang, sama Rizky Ridho. Memang, dia senang sama semua pemain Timnas, jadi begitu tahu Persija main di sini, kita kejar," ujar salah satu fans kepada saya.

"Saya ini memang orang Padang bang, tetapi saya lahir dan besar di Kemayoran. Jadi, saya ini Persija banget. Ini aja saya ke Agus Salim karena Persija yang main," ujar fans lain di area hotel tempat tim menginap.

Ternyata sebesar ini juga ya Persija di mata orang-orang Padang. Tak heran, ada salah satu rekan saya dari Sukabumi, orang Sunda, mencintai Persija sebegitu dalamnya. Ternyata, kesukaan pada Persija sudah menembus luar Pulau Jawa.

5. Potensi besar Persija juara musim 2025/26

Laga Semen Padang lawan Persija di Super League 2025/26
Laga Semen Padang lawan Persija di Super League 2025/26. (IDN Times/Sandy Firdaus)

Singkat cerita, laga berakhir dengan kekalahan Persija 0-1 dari Semen Padang. Sebagai orang yang ikut tim dari Jakarta, saya merasakan betul kesedihan dari semua elemen yang ada di tim. Apalagi, secara permainan, Persija sudah bagus.

Alhasil, dibandingkan suasana kepergian, suasana kepulangan tim ke Jakarta ini jauh lebih sendu. Tak banyak yang berkata-kata, mereka semua terdiam dengan satu pertanyaan di kepala, "Kenapa bisa kalah?"

Namun, dari pengalaman saya membersamai Persija ke Padang ini, terbersit satu prediksi dalam benak saya. Persija punya peluang besar menjuarai Super League 2025/26. Suasana tim mereka begitu cair.

Semua elemen di tim tahu kapan harus bercanda, serta kapan harus masuk mode serius. Hal itu juga dicontohkan Mauricio Souza, tatkala dia merasa ada momen dia harus bercanda, serta momen dia harus mengajak para pemain untuk fokus.

Bagi saya selaku orang Bandung, membersamai Persija ini jadi hal menarik. Ternyata, kadang mimpi itu terwujud bukan dari hal yang kita kagumi (Persib). Justru, dia datang dari hal yang kita temani dalam keseharian.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ilyas Listianto Mujib
EditorIlyas Listianto Mujib
Follow Us

Latest in Sport

See More

4 Alasan Mengapa Berenang Rutin Baik untuk Tubuh dan Pikiran

27 Des 2025, 10:18 WIBSport