Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Karl Etta Eyong, Bintang Baru LaLiga yang Kini Dilirik Barcelona

logo FC Barcelona
potret logo FC Barcelona (unsplash.com/dwlly)
Intinya sih...
  • Nilai pasar Etta Eyong melonjak hingga 7,4 juta euro setelah performa apiknya di Levante
  • Etta Eyong dikenal sebagai striker cerdas dengan kecepatan eksplosif dan etos kerja tinggi
  • FC Barcelona menjadi kandidat utama untuk merekrut Etta Eyong sebagai penerus Lewandowski
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Karl Etta Eyong menjadi fenomena baru di LaLiga Spanyol 2025/2026. Hanya beberapa bulan setelah bergabung dengan Levante, penyerang asal Kamerun itu telah mencetak 6 gol dan 3 assist dalam 11 laga. Pencapaian tersebut menempatkannya di antara nama-nama elite, seperti Kylian Mbappe, Robert Lewandowski, dan Julian Alvarez dalam daftar pencetak gol terbanyak di LaLiga.

Perjalanan Eyong menuju panggung utama Eropa tidak datang secara instan. Empat tahun lalu, ia masih bermain di lapangan berdebu di kota kelahirannya, Douala, Kamerun, dengan mimpi sederhana menjadi pesepak bola profesional. Kini, kerja kerasnya berbuah nyata ketika namanya dikaitkan dengan klub-klub besar, seperti Manchester United, Arsenal, dan Real Madrid. FC Barcelona juga melihatnya sebagai calon penerus Robert Lewandowski.

1. Dibeli 3 juta euro oleh Levante, nilai pasar Etta Eyong kini melonjak berkat performa apiknya

Karl Etta Eyong lahir di Douala, Kamerun, pada 14 Oktober 2003 dan semula lebih akrab dengan raket tenis daripada bola sepak. Ayahnya, Joseph, adalah seorang pemain tenis, tetapi arah hidup Eyong berubah berkat dorongan bibinya, Manuella Bekombo, mantan penyerang timnas perempuan Kamerun. Ia memperkenalkan Eyong pada permainan tim dan semangat kebersamaan yang kemudian membentuk dasar kariernya.

Langkah pertamanya di Eropa dimulai saat Cadiz CF menemukan bakatnya pada 2022. Di Cadiz B, Eyong menjelma sebagai mesin gol dan menutup 2023/2024 sebagai top skor. Performa itu mengantarnya ke Villarreal B dengan torehan 19 gol dari 30 pertandingan. Penampilan gemilang itu membuka jalan menuju debut di tim utama Villarreal pada April 2025 dan gol penentu kemenangan kontra Girona pada April 2025 yang menjadi titik balik kariernya.

Namun, kejutan besar datang pada tenggat transfer September 2025. Villarreal melepasnya ke rival lokal, Levante, hanya dengan biaya 3 juta euro (Rp58,1 miliar). Bagi banyak pihak, angka itu terlihat terlalu murah, tetapi keputusan itu segera menjadi bahan perbincangan ketika Eyong langsung meledak di LaLiga Spanyol. Dalam 2 bulan pertama, ia menorehkan 6 gol dan 3 assist, yang menjadikannya penyerang tersubur ketiga di liga.

Keberhasilannya membuat pembelian murah itu sebagai efisiensi transfer rendah risiko dengan imbalan tinggi. Menurut Football Transfers, nilai pasarnya melonjak hingga 7,4 juta euro (Rp143,5 miliar), naik 100 lebih dari nilai beli Levante, dan Levante menolak tawaran 30 juta euro (Rp581,9 miliar) dari CSKA Moscow yang datang pada November 2025. Meski godaan transfer begitu besar, Eyong tetap setia kepada klub. Ia berjanji membantu Levante bertahan di LaLiga sebagai bentuk rasa terima kasih atas kepercayaan yang diberikan sejak hari pertama.

2. Etta Eyong dikenal sebagai striker dengan kecerdasan ruang dan etos kerja tinggi

Selain sebagai pencetak gol, Etta Eyong juga penyerang dengan pemahaman ruang yang luar biasa. Menurut Total Football Analysis, keunggulannya bukan terletak pada kekuatan fisik semata, melainkan pada kecerdasan posisional yang jarang dimiliki pemain seusianya. Dalam sistem 4-4-2 Levante, ia berperan sebagai penyerang fleksibel yang kerap bergerak ke sisi kiri half-space untuk membuka ruang dan mengacaukan keseimbangan lini belakang lawan.

Eyong memanfaatkan double movement dan blind-side runs untuk menipu bek tengah, yang menciptakan celah di area berbahaya tanpa harus menyentuh bola terlebih dahulu. Data menunjukkan lebih dari 80 persen peluangnya musim ini lahir dari dalam kotak penalti, dengan expected goals (xG) per tembakan mencapai 0,2. Catatan ini menggambarkan kemampuannya menempatkan diri di posisi krusial dan bereaksi cepat terhadap pantulan atau defleksi di depan gawang.

Secara fisik, Eyong menonjol lewat percepatan eksplosif. Berdasarkan analisis SkillCorner, ia merupakan penyerang dengan jumlah akselerasi tercepat per laga di LaLiga, melesat lebih dari 20 km/jam dari posisi diam. Kecepatan itu membuatnya mematikan dalam situasi transisi, sementara kekuatan tubuh bagian atasnya memungkinkan ia menahan pressing lawan dan melindungi bola dengan efektif. Ia juga sering turun menjemput bola dan memberikan umpan satu sentuhan untuk mempercepat progresi serangan Levante.

Namun, daya ledak bukan satu-satunya aspek yang menarik perhatian klub-klub besar. Eyong juga dikenal karena etos kerja defensifnya. Ia aktif menekan bek lawan, memaksa kesalahan, dan tidak segan melakukan tekel untuk merebut bola. Dalam laga melawan RCD Mallorca pada Oktober 2025, ia berlari puluhan meter untuk membantu pertahanan setelah gagal memanfaatkan peluang. Sikap itu mencerminkan mentalitas modern seorang penyerang yang bekerja tanpa lelah pada dua fase permainan.

Kendati demikian, masih ada ruang untuk berkembang bagi Eyong. The Athletic mencatat, penyelesaiannya belum terlalu klinis ketika memiliki momentum untuk menembak. Selain itu, hasratnya sebagai pemain muda terkadang membuatnya terburu-buru dalam pengambilan keputusan di kotak penalti. Akan tetapi, dengan usia baru 22 tahun dan pengalaman yang terus bertambah, kelemahan tersebut bakal memperkuat kesan potensinya masih jauh dari puncak.

3. FC Barcelona muncul sebagai kandidat utama untuk memboyong Etta Eyong

Bagi Etta Eyong, sepak bola bukan hanya karier, melainkan juga sebagai perjalanan spiritual yang inspiratif. Ia memiliki figur yang paling membentuknya saat ini, yaitu Samuel Eto’o dan Robert Lewandowski. Dari Eto’o, ia belajar arti kerja keras dan dedikasi tanpa kompromi. Sementara dari Lewandowski, ia memahami pentingnya timing dan kecerdasan pergerakan tanpa bola di depan gawang.

Barcelona sudah lama mengikuti perkembangannya. Blaugrana sempat mencoba merekrutnya saat masih di Villarreal, tetapi gagal karena kendala finansial. Kini, setelah performanya di Levante melonjak drastis, Barca kembali memantau situasi dengan serius. Mereka menilai Eyong sebagai penerus jangka panjang Lewandowski untuk 2026, apalagi klausul rilisnya relatif terjangkau senilai 30 juta euro (Rp581,9 miliar) untuk klub LaLiga dan 40 juta euro (Rp775,9 miliar) untuk tim di luar liga.

Namun, ketertarikan Barcelona kepada Eyong bukan tanpa pesaing. Real Madrid, Manchester United, Arsenal, dan Chelsea juga memantau pergerakan pemain muda Kamerun ini. Mundo Deportivo melaporkan, Eyong masih memprioritaskan Spanyol dan memiliki kedekatan emosional dengan Barcelona. Ia bahkan pernah difoto mengenakan seragam Barca ketika masih berusia 17 tahun, sebuah tanda awal dari mimpi yang kini mulai mendekati kenyataan.

Di luar lapangan, Eyong menunjukkan sisi personal yang membedakannya dari banyak pemain muda. Ia dikenal religius, rajin berdoa, dan menggunakan waktu luang untuk bermain gim atau menonton anime. Tokoh favoritnya, Piccolo dari Dragon Ball, menjadi inspirasi selebrasinya tiap kali mencetak gol. Baginya, Piccolo melambangkan transformasi dan ketekunan, dua hal yang menggambarkan perjalanan hidupnya dari Douala hingga ke LaLiga.

Kerendahan hati Eyong tampak dari sikapnya dalam menanggapi berbagai rumor transfer. Ia memandang, segala kemungkinan dalam kariernya hanya akan terwujud melalui kerja keras dan konsistensi. Pandangan tersebut menunjukkan kedewasaan seorang pemain yang menyadari jika popularitas merupakan konsekuensi dari dedikasi, bukan tujuan utama. Eyong tetap fokus kepada permainan dan usahanya di lapangan, sambil perlahan menapaki jalan menuju masa depan yang mungkin membawanya ke Camp Nou.

Etta Eyong telah membuktikan, determinasi dan kecerdasan dapat melampaui segala keterbatasan. Dari lapangan anak yang lahir dari lapangan berdebu hingga menjadi incaran Barcelona, ia menapaki jalan yang menghubungkan kerja keras dan impian bagi banyak anak-anak dari Benua Afrika.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Gagah N. Putra
EditorGagah N. Putra
Follow Us

Latest in Sport

See More

Nathaniel Brown, Bek Kiri Muda Frankfurt dan Calon Bintang Jerman

14 Nov 2025, 09:58 WIBSport