Kenapa Singapura Absen di AFF U-23 2025? Berikut ini 4 Alasannya!

- FAS fokus pada pengembangan jangka panjang
- Mempersiapkan pemain muda untuk level Asia yang lebih tinggi
- Dukungan terhadap turnamen regional tetap diberikan
Ajang AFF U-23 2025 telah memasuki semifinal dan menjadi sorotan para penggemar sepak bola Asia Tenggara. Turnamen ini dikenal sebagai panggung penting bagi para pemain muda menunjukkan kemampuan terbaiknya.
Namun, ada satu negara yang justru absen di edisi kali ini, yaitu Singapura.
Kabar ini cukup mengejutkan mengingat Singapura merupakan negara yang secara konsisten aktif dalam turnamen AFF di berbagai kelompok usia. Ketidakhadiran mereka tentu menimbulkan pertanyaan di kalangan pecinta sepak bola kawasan.
Apa sebenarnya alasan Singapura tidak ikut AFF U-23 2025? Berikut ini beberapa poin penting yang bisa menjelaskan keputusan tersebut dilansir laman resmi FAS.
1. FAS memilih fokus pada pengembangan jangka panjang
Asosiasi Sepak Bola Singapura (FAS) mengonfirmasi, mereka tidak mengirimkan skuad ke turnamen AFF U-23 2025. Keputusan ini diambil berdasarkan strategi jangka panjang untuk membangun sepak bola nasional yang lebih berkelanjutan.
Mereka menilai, partisipasi di turnamen usia muda regional belum menjadi prioritas utama saat ini.
Daripada berfokus pada hasil jangka pendek, FAS memilih mengalokasikan sumber daya ke dalam pembinaan pemain muda yang lebih terstruktur. Ini termasuk pemusatan latihan, peningkatan kualitas pelatih, dan penguatan kompetisi usia muda domestik.
Menurut mereka, langkah ini akan memberikan dampak yang lebih signifikan dalam jangka panjang.
2. Mempersiapkan pemain muda untuk level Asia yang lebih tinggi
FAS menyebut, target utama mereka saat ini adalah menciptakan generasi baru pemain yang mampu bersaing di level Asia. Untuk mencapai tujuan tersebut, mereka menilai perlu adanya sistem pembinaan yang tidak hanya berorientasi pada hasil pertandingan semata.
Lingkungan yang kompetitif dan berkelanjutan menjadi fokus utama dalam strategi pengembangan ini.
Turnamen seperti AFF U-23 dinilai belum sepenuhnya mendukung visi jangka panjang tersebut. Meski menjadi ajang bergengsi di kawasan Asia Tenggara, FAS lebih memilih menciptakan jalur perkembangan pemain yang terukur dan berstandar tinggi.
Mereka percaya bahwa pendekatan ini akan mencetak pemain yang lebih siap menghadapi persaingan di kualifikasi AFC maupun FIFA.
3. Dukungan terhadap turnamen regional tetap diberikan
Walaupun memutuskan tidak ikut AFF U-23 2025, FAS menegaskan tetap mendukung turnamen-turnamen regional lainnya. Mereka menilai ajang seperti ini tetap penting untuk pengembangan sepak bola Asia Tenggara secara keseluruhan.
FAS juga menyampaikan apresiasi terhadap kerja sama antarfederasi yang telah terjalin selama ini.
Namun demikian, mereka menekankan bahwa keputusan ini murni diambil demi kepentingan internal sepak bola Singapura. Menurut FAS, setiap negara memiliki pendekatan yang berbeda dalam membina talenta muda.
Oleh karena itu, mereka berharap publik bisa memahami keputusan strategis ini dan tetap memberikan dukungan terhadap pembangunan sepak bola nasional.
4. Singapura pernah absen di turnamen serupa sebelumnya
Faktanya, ini bukan pertama kalinya Singapura absen dalam turnamen kelompok umur AFF. Dalam beberapa edisi sebelumnya, FAS juga pernah mengambil keputusan serupa karena alasan pengembangan jangka panjang.
Keputusan itu sering kali menuai pro dan kontra di kalangan penggemar, tetapi FAS tetap berpegang pada rencana strategis mereka.
Mereka percaya bahwa langkah-langkah ini akan memberikan fondasi yang kuat bagi masa depan sepak bola di negara mereka. Fokus pada kualitas daripada kuantitas menjadi prinsip utama dalam pembinaan generasi muda. Dengan konsistensi dalam strategi, bukan tidak mungkin sepak bola Singapura bisa bersaing lebih baik di level Asia dalam beberapa tahun ke depan.
Ketidakhadiran Singapura di AFF U-23 2025 memang memicu tanda tanya besar bagi banyak pihak. Namun, keputusan ini tampaknya bukan diambil secara tiba-tiba, melainkan merupakan bagian dari rencana panjang dalam memperkuat ekosistem sepak bola nasional mereka. FAS lebih memilih membangun pondasi yang kuat daripada mengejar prestasi sesaat.
Langkah ini bisa menjadi contoh bahwa setiap federasi memiliki prioritas masing-masing dalam mengembangkan sepak bola. Meskipun mengecewakan bagi para pendukung, keputusan FAS ini justru bisa menjadi awal dari kebangkitan sepak bola Singapura di masa depan. Menarik untuk ditunggu bagaimana hasil dari strategi ini dalam beberapa tahun ke depan.