Jepang merupakan salah satu negara unggulan sepak bola dari benua Asia. Sejak pertama kali lolos ke putaran final pada Piala Dunia 1998, Timnas Jepang tak pernah sekali pun absen dari hajatan besar empat tahunan ini.
Itu artinya, Piala Dunia 2022 akan menjadi kali ketujuh bagi Jepang untuk berkiprah. Lalu, bagaimana performa dan kiprah Timnas Jepang pada 6 edisi Piala Dunia sebelumnya? Inilah gambarannya.
Meski terhitung sebagai negara raksasa di Asia, Jepang baru mencatat Piala Dunia pertamanya pada edisi 1998. Pada edisi tersebut, seluruh penggawa Timnas Jepang merupakan pemain yang berlaga di J League.
Kendati demikian, beberapa nama sukses menjadi nama besar, seperti Hidetoshi Nakata, Shinji Ono, dan Takashi Hirano. Pada edisi tersebut, mereka gagal lolos dari babak grup yang dihuni oleh Kroasia, Argentina, dan Jamaika.
Timnas Jepang lolos secara otomatis pada Piala Dunia 2002. Sebab, mereka berstatus sebagai tuan rumah bersama Korea Selatan yang mengakhiri turnamen dengan menjadi juara keempat. Sedangkan Jepang, mereka sukses mendapat kemajuan.
Tim yang kerap dijuluki sebagai Samurai Biru ini sukses menembus babak grup, sebelum akhirnya kalah di babak enam belas besar. Saat itu, Jepang yang dimotori Hidetoshi Nakata, Shinji Ono, dan Hiroaki Morishima harus kalah dari Turki dengan skor 0-1.
Shinji Ono dan Hidetoshi Nakata masih menjadi tulang punggung Timnas Jepang pada Piala Dunia 2006. Namun untuk edisi kali ini, mereka dibantu oleh Shunsuke Nakamura, Yasuhito Endo, dan Naohiro Takahara yang mulai panas.
Namun sayang, mereka gagal menembus babak fase grup. Berada satu grup bersama Brasil, Australia, dan Kroasia, Timnas Jepang harus mengakhiri Piala Dunia 2006 sebagai penghuni dasar klasemen grup F.
Setelah gagal menembus babak 16 besar pada edisi Piala Dunia 2006, Jepang akhirnya kembali bisa berlaga di babak 16 besar pada edisi 2010. Untuk edisi ini, Jepang mulai melakukan regenerasi besar.
Beberapa nama potensial yang menjelma sebagai legenda timnas mulai bermunculan. Sebut saja, Keisuke Honda, Yuto Nagatomo, Makoto Hasebe, Junichi Inamoto, Eiji Kawashima, dan Atsuto Uchida.
Jepang nampaknya kurang konsisten dengan performanya di Piala Dunia. Pada edisi Piala Dunia 2014 yang diselenggarakan di Brasil, Jepang justru kembali gagal menembus babak fase grup.
Tim asuhan Alberto Zaccheroni ini harus puas menjadi juru kunci grup C di bawah Kolombia, Yunani, dan Pantai Gading yang notabene bukan lawan berat. Selain faktor grup yang tak terlalu sulit, pemain-pemain ternama Jepang di Piala Dunia 2010 juga mulai matang pada edisi ini.
Pada Piala Dunia 2018, Jepang kembali menembus babak 16 besar. Pada edisi kali ini mereka lolos sebagai runner-up grup H setelah menang fair play poin atas Senegal yang memiliki poin dan agresivitas gol yang sama.
Jepang juga sempat mengejutkan pada jalannya babak enam belas besar. Sebab, mereka unggul terlebih dahulu atas Belgia, sebelum gol Nacer Chadli pada menit ke-90+4 harus mengubur mimpi Jepang untuk lolos ke babak delapan besar untuk pertama kalinya.
Jepang nampaknya akan tampil meyakinkan pada Piala Dunia 2022 dengan bermodalkan kombinasi pemain senior dan pemain muda potensial. Namun perlu diingat, jika Jepang berada dalam satu grup bersama Jerman, Spanyol, dan Kosta Rika.