5 Klub Terakhir yang Terdegradasi dari LaLiga meski Meraih 40 Poin

Intinya sih...
Deportivo La Coruna terdegradasi tragis dengan 43 poin di LaLiga 2010/2011.
Villarreal turun kasta dari LaLiga 2011/2012 meski mengoleksi 41 poin.
Elche finis di peringkat 13 LaLiga 2014/2015 tetapi tetap terdegradasi karena gagal menunaikan kewajiban finansial.
LaLiga Spanyol adalah salah satu liga sepak bola terbaik di Eropa. Kualitas tinggi yang dimiliki klub-klub LaLiga menjanjikan persaingan sengit setiap musim. Gelar juara sering jadi rebutan seru antara Real Madrid dan Barcelona. Selain itu, ada kompetisi seru yang kerap tersaji di zona degradasi.
Umumnya, 40 poin menjadi standar raihan minimal sebuah klub untuk bertahan di kasta teratas. Namun, teori itu tak selalu terbukti di LaLiga. Dalam 15 tahun terakhir, lima klub ini tetap terdegradasi dari LaLiga meski mengoleksi 40 poin atau lebih.
1. Deportivo La Coruna terdegradasi secara tragis dari LaLiga 2010/2011
Deportivo La Coruna punya salah satu pengalaman degradasi paling tragis di LaLiga Spanyol. Pada 2010/2011, mereka mesti turun kasta meski mengumpulkan 43 poin. Itu adalah rekor poin tertinggi bagi tim yang terdegradasi dari LaLiga. Prosesnya juga terbilang tragis karena Deportivo sebenarnya nyaris selamat.
Deportivo masih berada di luar zona degradasi pada pekan 37 musim tersebut. Mereka sudah mengoleksi 43 poin dan duduk di peringkat 17. Kemenangan pada laga terakhir akan memastikan Deportivo bertahan di LaLiga. Kebetulan, Deportivo hanya perlu menjamu Valencia yang tak mengejar apa-apa.
Sial bagi Deportivo, Valencia tetap ngotot dan memukul mereka 2-0. Di saat yang sama, para pesaing mereka di papan bawah berhasil menang. Deportivo pun turun ke peringkat 18 dan tergusur ke divisi Segunda. Setelah itu, Deportivo sempat mengalami naik-turun kasta, tetapi belum kembali ke LaLiga sejak 2018.
2. Villarreal turun kasta dari LaLiga 2011/2012 meski mengoleksi 41 poin
Pada 2011/2012, ada lagi klub LaLiga yang turun kasta dengan lebih dari 40 poin. Klub tersebut adalah Villarreal, yang meraih 41 angka pada akhir musim. Villarreal saat itu masih aman di posisi 16 jelang pekan terakhir. Namun, kekalahan dari Atletico Madrid membuat mereka terjun dua peringkat dan terdegradasi.
Beruntung, kemerosotan Villarreal saat itu hanyalah sebuah anomali. Mereka langsung meraih tiket promosi ke LaLiga pada musim berikutnya. The Yellow Submarine juga terus bertahan di kasta teratas hingga kini. Bahkan, mereka sering finis di lima besar klasemen, termasuk pada 2024/2025 lalu.
3. Elche finis di peringkat 13 LaLiga 2014/2015 tetapi tetap terdegradasi
Sementara, kasus Elche pada 2014/2015 berbeda dari dua klub di atas. Elche saat itu terdegradasi dari LaLiga meski sukses menghindari zona merah. Elche memang sempat berkutat di papan bawah hingga paruh musim. Namun, mereka bangkit dan berhasil finis di peringkat 13 dengan 41 poin.
Sayangnya, Elche tetap turun kasta sebagai hukuman karena gagal menunaikan kewajiban finansial. Mereka bahkan sempat terancam dinyatakan bangkrut. Beruntung, Elche terhindar dari ancaman tersebut dan masih bisa bermain di divisi Segunda. Tak heran jika suporter Elche masih bisa bernapas lega meski terdegradasi.
4. Real Valladolid tergusur dari LaLiga 2022/2023 karena hasil buruk pada akhir musim
Dalam 3 musim terakhir pun ada dua klub yang terdegradasi dari LaLiga dengan 40 poin. Real Valladolid mengalaminya pada 2022/2023. Rentetan hasil buruk pada akhir musim membuat Valladolid saat itu gagal bertahan. Padahal, hingga pekan 30 posisi mereka masih terbilang aman di peringkat 14.
Sialnya, Valladolid lalu kalah lima kali beruntun hingga turun ke ranking 18. Meski berhasil menghindari kekalahan dalam tiga laga terakhir, Valladolid tetap tak tertolong. Setelah itu, Valladolid kembali berlaga di divisi teratas pada 2024/2025. Namun, mereka malah hanya mengoleksi 16 poin dan finis sebagai juru kunci.
5. Leganes gagal bertahan di LaLiga pada 2024/2025 meski bangkit dalam empat laga terakhir
Real Valladolid dan CD Leganes mengalami nasib serupa di LaLiga 2024/2025. Keduanya sama-sama terdegradasi meski cukup berbeda dalam hal raihan poin. Leganes mengoleksi 40 poin hasil dari 9 kali menang dan 13 kali bermain imbang. Mereka bahkan sempat mengalahkan Barcelona dan Atletico Madrid.
Sayangnya, Leganes tetap masuk zona degradasi sejak pekan 28 dan tak bisa keluar. Padahal, mereka sempat meraih 3 kemenangan dalam 4 laga penutup. Kegagalan Leganes bertahan juga terbilang tragis. Pasalnya, Leganes hanya berselisih 1−2 poin dengan lima tim di atas mereka.
Raihan 40 poin tetap tak cukup bagi lima klub di atas untuk bertahan di LaLiga Spanyol. Hal itu makin menegaskan betapa tingginya kualitas klub-klub LaLiga, termasuk mereka yang menghuni papan bawah. Berapa poin yang dibutuhkan sebuah klub untuk menghindari degradasi di LaLiga musim depan?