6 Klub yang Sering Dihadapi Real Madrid di Liga Champions

Real Madrid dan Bayern Munchen bisa dibilang sebagai rival abadi di Liga Champions. Dengan total 26 pertemuan hingga 2025, laga keduanya sering dijuluki sebagai “El Clásico Eropa”. Pertemuan pertama kedua tim terjadi pada era 1970-an, dan sejak itu hampir setiap dekade menyuguhkan duel sarat gengsi. Pertandingan antara Madrid dan Bayern selalu menjadi tontonan wajib bagi penggemar sepak bola, dengan atmosfer panas dan kualitas permainan yang luar biasa tinggi.

Dalam dua dekade terakhir, Real Madrid mendominasi pertemuan melawan Bayern Munchen, terutama pada fase-fase penting seperti semifinal 2014 dan 2018. Cristiano Ronaldo menjadi pemain yang paling sering menghancurkan pertahanan Bayern, termasuk hattrick ikonik di Allianz Arena. Sementara itu, Bayern tetap menjadi salah satu tim paling kompetitif di Eropa dengan lini depan yang kini diisi oleh pemain seperti Harry Kane dan Jamal Musiala. Kedua tim ini tetap dianggap sebagai tolok ukur bagi siapa pun yang ingin menjadi juara di Eropa.

Real Madrid dan Juventus memiliki sejarah panjang penuh emosi di Liga Champions. Dengan 21 pertemuan di kompetisi ini, duel antara dua raksasa Eropa ini kerap menjadi ajang adu strategi dan mentalitas tinggi. Juventus dikenal dengan pertahanan tangguh dan karakter khas sepak bola Italia, sementara Real Madrid mengandalkan kecepatan, kreativitas, dan insting menyerang yang mematikan.

Beberapa laga di antara keduanya menjadi legenda, seperti final 1998 yang dimenangkan Real Madrid 1-0 lewat gol Predrag Mijatović, serta final 2017 di Cardiff ketika Los Blancos menghancurkan Juventus 4-1 melalui aksi brilian Cristiano Ronaldo. Meski Juventus kini sedang dalam masa transisi di bawah pelatih muda, mereka tetap memiliki ambisi besar untuk kembali bersaing di puncak Eropa. Bagi Real Madrid, pertemuan dengan Juventus selalu menjadi pengingat bahwa setiap gelar besar harus diraih dengan mengalahkan lawan paling tangguh.

AC Milan dan Real Madrid adalah dua kerajaan sepak bola Eropa yang memiliki aura keagungan tersendiri. Dengan total 15 pertemuan di Liga Champions, duel mereka selalu dianggap sebagai pertemuan dua klub dengan DNA juara sejati. Di masa lalu, pertandingan ini menjadi simbol superioritas Italia dan Spanyol di panggung Eropa. Baik di era Franco Baresi dan Paolo Maldini maupun di era Zinedine Zidane dan Cristiano Ronaldo, laga keduanya selalu menampilkan kualitas tertinggi sepak bola dunia.

AC Milan dikenal dengan gaya bermain taktis dan elegan, sedangkan Real Madrid identik dengan agresivitas serta determinasi tinggi. Meskipun Milan sempat terpuruk di pertengahan 2010-an, kebangkitan mereka dalam beberapa musim terakhir di bawah Stefano Pioli membangkitkan kembali kenangan lama. Bagi Madridistas, laga melawan Milan adalah nostalgia terhadap kejayaan dua klub paling bersejarah di Liga Champions yang bersama-sama mengoleksi 22 trofi Eropa.

Borussia Dortmund menjadi lawan yang cukup akrab bagi Real Madrid, terutama sejak era modern Liga Champions dimulai. Dengan total 14 pertemuan, kedua tim telah menghasilkan pertandingan-pertandingan penuh semangat dan energi tinggi. Dortmund dikenal dengan gaya bermain cepat dan agresif, terutama di bawah asuhan Jürgen Klopp pada awal 2010-an, ketika mereka berhasil menyingkirkan Real Madrid di semifinal 2012/13 berkat empat gol Robert Lewandowski di leg pertama.

Namun, dominasi itu tidak bertahan lama. Dalam beberapa musim terakhir, Real Madrid berhasil membalas dendam dengan performa solid di fase grup maupun babak gugur. Pemain seperti Karim Benzema, Luka Modrić, dan Vinícius Júnior tampil luar biasa saat menghadapi Dortmund, memastikan bahwa Los Blancos tetap menjadi lawan yang sulit dikalahkan. Kini Dortmund tengah berusaha membangun generasi baru yang kompetitif, sementara Real Madrid terus memperkuat statusnya sebagai penguasa Eropa.

Ajax Amsterdam adalah salah satu lawan klasik Real Madrid yang sarat sejarah. Kedua tim sudah saling bertemu sejak era 1960-an, ketika Ajax dipimpin oleh Johan Cruyff dan Madrid diperkuat Alfredo Di Stéfano. Dengan total 14 pertemuan, pertandingan antara kedua klub ini selalu menggambarkan benturan dua filosofi sepak bola indah yang berbeda: “Total Football” ala Belanda dan permainan cepat penuh kreativitas khas Spanyol.

Pertemuan paling bersejarah terjadi pada musim 2018/19 ketika Ajax secara mengejutkan mengalahkan Real Madrid 4-1 di Santiago Bernabéu dan menyingkirkan sang juara bertahan dari babak 16 besar. Hasil itu menjadi titik balik besar dalam sejarah kedua klub. Bagi Madrid, kekalahan itu menandai berakhirnya era dominasi Zidane dan Cristiano Ronaldo, sementara bagi Ajax, kemenangan tersebut menjadi simbol kebangkitan sepak bola muda Eropa. Hingga kini, pertemuan keduanya selalu dinanti sebagai laga yang menjanjikan permainan atraktif dan penuh kejutan.

AS Roma menempati posisi keenam dalam daftar klub yang paling sering dihadapi Real Madrid di Liga Champions dengan 12 pertemuan. Kedua tim pertama kali berjumpa pada awal 2000-an dan sejak itu sering bertemu di fase grup maupun babak gugur. Roma dikenal sebagai tim yang mampu memberikan perlawanan tak terduga, terutama saat menyingkirkan Real Madrid pada babak 16 besar musim 2007/08 dengan agregat 4-2, yang menjadi salah satu kejutan besar di kompetisi tersebut.

Namun, dominasi berpihak kepada Real Madrid dalam pertemuan-pertemuan berikutnya. Pada musim 2018/19, Los Blancos menang di kedua leg fase grup dengan performa meyakinkan. Saat ini, AS Roma tengah mencoba membangun kembali kekuatannya di bawah manajemen baru dan pelatih berpengalaman, sementara Real Madrid tetap menjadi simbol kekuatan Eropa yang sulit disaingi. Pertemuan antara keduanya selalu menarik karena mempertemukan dua klub dengan sejarah panjang dan basis penggemar yang fanatik.

Enam klub ini telah menjadi bagian penting dari perjalanan panjang Real Madrid di Liga Champions. Pertemuan-pertemuan epik melawan Bayern Munich, Juventus, AC Milan, Borussia Dortmund, Ajax Amsterdam, dan AS Roma bukan hanya menghadirkan trofi, tetapi juga cerita emosional yang memperkaya sejarah sepak bola dunia. Dari duel penuh gengsi hingga kemenangan dramatis, semua laga tersebut membuktikan bahwa Real Madrid bukan sekadar klub, melainkan institusi sepak bola yang menjadi tolok ukur kejayaan di Eropa.