Kluivert Pede Timnas Sikat China, Lawan Jepang Realistis
- Timnas Indonesia optimistis dapat mengalahkan China dalam laga kualifikasi Piala Dunia 2026.
- Kemenangan melawan China di Stadion Utama Gelora Bung Karno menjadi harga mati demi menjaga kans lolos ke putaran keempat.
- Pelatih Patrick Kluivert siap membalas dendam kekalahan telak Timnas Indonesia dari Jepang dengan memberikan segalanya.
Jakarta, IDN Times - Timnas Indonesia bakal menjamu China dalam periode terakhir fase ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026, 5 Juni 2025. Pelatih Timnas, Patrick Kluivert, optimistis dapat memenangkan laga tersebut.
Apalagi, Timnas bakal mendapat suntikan energi dari puluhan ribu suporter yang memadati tribune Stadion Utama Gelora Bung Karno. Atmosfer itu akan membantu Timnas untuk meraih hasil positif.
1. Peluang menang atas China tinggi
Kluivert menilai Timnas memiliki peluang yang besar untuk membekuk China. Memang sudah seharusnya, mengingat Pasukan Garuda memiliki skuad yang jauh lebih mewah ketimbang Tim Naga. Namun, sepak bola bukan soal skuad mana lebih mewah, tapi siapa yang mencetak gol lebih banyak dari lawan.
"Kami menghormati baik China maupun Jepang. Kami punya peluang yang cukup realistis untuk menang melawan China," kata Kluivert di kanal YouTube Timnas Indonesia.
2. Wajib menang atas China
Kontra China, Ole Romeny dan kolega tak punya pilihan selain menang. Meraih tiga poin di SUGBK jadi harga mati, demi menjaga kans lolos ke putaran keempat.
Sebab, Timnas akan menghadapi Raja Asia di laga pamungkas, yakni Jepang. Melihat performa Samurai Biru yang begitu trengginas, peluang Timnas tipis untuk mencuri poin di Osaka terbilang tipis.
3. Realistis lawan Jepang, tetapi tetap berusaha menang
Kluivert juga realistis menatap bentrokan dengan Jepang. Tetapi, arsitek berpaspor Belanda itu menyatakan anak-anak asuhnya siap memberikan segalanya, untuk membalas dendam kekalahan telak di SUGBK pada pertemuan pertama.
"Jepang tim yang sangat bagus. Mereka sudah lolos. Tapi, kami tetap akan berusaha maksimal untuk menang," ujar Kluivert.
