Kontroversi di Balik Selebrasi Swafoto Ikonis Mohamed Salah

Liverpool mengunci gelar juara English Premier League 2024/2025 usai membantai Tottenham Hotspur dengan skor 5-1 pada Minggu (27/4/2025). Mohamed Salah menyumbang satu gol pada pesta yang terjadi di Anfield ini. Ia mencetak gol keempat The Reds pada menit 63. Salah lantas melakukan sebuah selebrasi yang unik.
Bintang asal Mesir itu meminjam telepon genggam seorang petugas yang berada di belakang gawang. Salah kemudian melakukan swafoto dengan latar belakang para pendukung yang berada di tribun legendaris di Anfield, The Kop. Potret tersebut pun viral. Namun, momen ini juga memunculkan perdebatan. Aksi Salah tersebut dianggap sebagai sebuah hal yang tidak natural.
1. Selebrasi swafoto Mohamed Salah dianggap bagian dari iklan
Kepada BBC Sport, Mohamed Salah mengungkapkan, dirinya memang sudah berencana untuk melakukan selebrasi yang istimewa jika berhasil mencetak gol pada laga melawan Tottenham Hotspur (27/4/2025). Winger kidal yang kini berusia 32 tahun itu lantas memilih swafoto. Jika melihat akun media sosialnya, kegiatan tersebut memang menjadi favorit dari pemain setinggi 1,75 meter itu.
Salah sudah mengunggah banyak swafoto saat merayakan momen-momen bahagia di dunia sepak bola, baik secara sendiri maupun bersama rekan-rekan setimnya. Namun, saat mencetak gol ke gawang Tottenham, swafoto teranyar Salah jauh lebih spesial karena dilakukan bersama para pendukung. Ia menyadari, gambar tersebut akan menjadi sesuatu yang abadi.
Namun, sebagian pihak menilai, aksi Salah tersebut sejatinya merupakan bagian dari iklan. Pasalnya, telepon genggam yang dipakainya untuk melakukan swafoto adalah produksi Google Pixel yang merupakan salah satu sponsor Liverpool. Dugaan tersebut diperkuat dengan fakta orang yang menyerahkan gawai kepada Salah adalah seorang petugas. Artinya, momen tersebut memang merupakan sesuatu yang sudah dipersiapkan.
2. Teknik marketing yang sama pernah dilakukan Liverpool pada 2024
Satu pertimbangan lain swafoto yang dilakukan Mohamed Salah dianggap sebuah teknik marketing bisa dilihat pada 2 Maret 2024. Kala itu, The Reds merayakan gol dengan cara yang cukup mirip. Mereka mengalahkan Nottingham Forest di The City Ground secara dramatis berkat gol tunggal Darwin Nunez pada menit 90+9. Para pemain lantas pergi ke pojok lapangan di mana para pendukungnya berada.
Namun, sang kapten, Virgil van Dijk, mengambil lebih dahulu telepon genggam dari seseorang di belakang gawang. Bek tengah asal Belanda itu lantas mengabadikan suka cita para pemain dan fans dengan sebuah video. Liverpool kemudian mengunggah rekaman tersebut di akun media sosialnya dengan membubuhkan tagar #AD dan #TeamPixel yang menandakan momen ini memang iklan.
3. Liverpool sudah menjalin kerja sama dengan Google Pixel sejak 2023
Liverpool memang sudah menjalin kerja sama dengan Google Pixel sejak 9 Agustus 2023. Untuk tahap awal, mereka berencana bermitra selama 2 tahun. Dalam pengumumannya saat itu, kedua belah pihak menyatakan kolaborasi ini bakal membuat sejumlah terobosan. Salah satunya adalah dengan memproduksi konten-konten yang ekslusif yang bisa memuaskan para pendukung. Swafoto bisa jadi contohnya.
Menurut Sports Business Journal, uang yang diterima Liverpool dari kesepakatan ini mencapai 43 juta dolar Amerika Serikat (Rp721 miliar). Jumlah tersebut cukup membantu mendongkrak pendapatan klub untuk 2023/2024. Dalam laporan keuangan yang dipublikasikan pada 28 Februari 2025, mereka mengungkapkan meraup pemasukan dari sisi komersial sebesar 308 juta pound sterling (Rp6,9 triliun). Nilai itu meningkat 36 juta pound sterling (Rp810 miliar) dari musim sebelumnya.
Sebagai tambahan, Google Pixel juga mengontrak Arsenal dan Timnas Inggris untuk menjadi rekan bisnis. Seperti Liverpool, untuk tahap awal, perusahaan asal Amerika Serikat itu terikat perjanjian dengan dua entitas tersebut selama 2 tahun. Dalam situs resminya, Google Pixel menyatakan mengambil langkah ini karena ingin membuat para penggemar makin dekat dengan permainan yang mereka cintai.
Swafoto yang dibuat Mohamed Salah boleh jadi tidak sepenuhnya natural. Namun, momen tersebut dianggap ikonis. Ia bakal membekas bagi para pendukung yang terlibat. Terlebih, ini terjadi pada momen yang istimewa, ketika mereka mengunci gelar juara.