Legasi Juergen Klopp yang Membawa Kejayaan bagi Liverpool

Juergen Klopp pernah mengatakan bahwa semuanya harus mengubah pola pikir dari pesimis menjadi optimis ketika wawancara resmi pertamanya di Liverpool pada Oktober 2015. Ucapan tersebut ia buktikan dengan melakukan banyak perubahan, baik dari segi teknis maupun nonteknis. Raihan trofi seperti Liga Champions Eropa 2018/2019 dan Premier League 2019/2020 menjadi salah satu bukti.

Liverpool sebelum ditangani Juergen Klopp kesulitan meraih prestasi. Mereka hanya memenangkan Piala FA 2006, Community Shield 2006, dan Piala Liga 2011/2012 pada periode 2005--2015. The Reds bahkan masih melanjutkan tren kegagalan menjuarai Premier League setiap tahunnya. Pencapaian terbaik mereka hanya sebagai runner-up pada 2008/2009 dan 2013/2014.

Klopp lalu membangun mental juara dalam skuad Liverpool. Dengan menerapkan filosofi permainan gegenpressing, para pemain Liverpool dituntut untuk mati-matian merebut bola dan mencetak gol. Klopp juga menekankan untuk tidak takut dengan lawan mana pun, seperti Manchester City asuhan Pep Guardiola atau Barcelona yang masih diperkuat Lionel Messi. Buktinya terlihat saat kemenangan atas Manchester City di perempat final Liga Champions Eropa 2017/2018 dan comeback heroik melawan Barcelona di semifinal Liga Champions Eropa 2018/2019.

Klopp mengatakan bahwa timnya memainkan heavy metal football atau gegenpressing saat awal kedatangannya di Liverpool pada Oktober 2015. Ia pelan-pelan membangun gaya permainan tersebut pada 2015/2016 dan 2016/2017. Salah satunya dengan memaksimalkan peran Roberto Firmino sebagai seorang false nine untuk melakukan pressing kepada para pemain lawan.

Selain itu, Klopp menginstruksikan para pemain bertahan untuk memainkan garis pertahanan tinggi dan turut aktif membangun serangan. Saat pemain lawan menguasai bola, para pemain Liverpool dituntut untuk merebut dengan cepat dan melakukan serangan balik. Gaya permainan seperti ini membutuhkan pemain yang memiliki kecepatan dan skill olah bola yang baik. Maka dari itu, Klopp mendatangkan Sadio Mane dan Mohamed Salah untuk memperkuat lini serang Liverpool.

Di sisi lain, gaya permainan gegenpressing memerlukan kiper yang pandai memegang bola sebagai orang pertama yang membangun serangan dan bek yang punya ketenangan dalam menguasai bola. Itulah sebabnya Klopp meyakinkan manajemen Liverpool untuk tidak ragu berinvestasi dengan pemain mahal seperti Virgil van Dijk dan Alisson Becker. Keduanya memainkan peran penting, baik dari sisi pertahanan maupun serangan.

Klopp tidak hanya memaksimalkan para pemain yang didatangkan saat bursa transfer. Manajer asal Jerman itu juga mampu memaksimalkan bakat dari lulusan akademi Liverpool. Beberapa pemain akademi yang berhasil bermain secara reguler di skuad utama, yaitu Trent Alexander-Arnold dan Curtis Jones.

Klopp mampu mengeluarkan potensi terbaik Alexander-Arnold sebagai bek kanan dengan kemampuan memberikan umpan silang dan visi permainan. Bek asal Inggris itu bahkan tengah diubah posisinya oleh Klopp menjadi gelandang bertahan. Sementara itu, Klopp sukses mengubah gaya permainan Curtis Jones dari yang selalu membawa bola sendiri dengan dribel menjadi pembagi bola dari lini tengah ke depan.

Selain mereka berdua, Klopp banyak mengorbitkan talenta muda dari akademi Liverpool pada 2023/2024. Sebut saja Jarell Quansah, Conor Bradley, dan Bobby Clark. Ketiganya selalu memberikan yang terbaik setiap kali diberi kesempatan tampil. Kepercayaan Klopp kepada para jebolan akademi Liverpool sangat penting bagi proyek jangka panjang Liverpool. Pasalnya, mereka nantinya akan menjadi ikon klub dan menjadi contoh bagi pemain akademi lainnya untuk bisa menuai kesuksesan bersama skuad senior The Reds.

Ketiga legasi di atas menjadi bukti bahwa kehadiran Juergen Klopp sukses memberikan banyak perubahan positif di Liverpool. The Reds kembali menjadi klub yang disegani di Inggris dan Eropa dengan gaya permainan gegenpressing dan raihan trofi bergengsi. Klopp berhasil membangun filosofi permainan sepak bola modern selama menangani Liverpool. Selain itu, kepercayaannya kepada para pemain akademi Liverpool sangat penting bagi proyek jangka panjang klub. Ia pantas disebut sebagai seorang legenda bagi Liverpool.