Mantra Conte, Bangkitkan Inter Milan dan Akhiri Dominasi Juventus

Jakarta, IDN Times - Wajahnya garang dan tatapannya tajam. Tak jarang, ketika memimpin tim di pinggir lapangan, ekspresi kekecewaan dan kesenangan bisa bercampur di wajahnya. Dia adalah Antonio Conte, pelatih paling menggebu dari Italia.
Terbaru, Conte baru saja sukses mengantarkan Inter Milan juara Serie A 2020/21. Kepastian itu didapat setelah pada pekan 34, Atalanta ditahan imbang Sassuolo, sementara Inter meraih kemenangan atas Crotone.
Berkat hasil ini, raihan poin Inter sudah tidak terkejar lagi oleh para pesaingnya di klasemen, yaitu AC Milan dan Atalanta. Gelar juara Serie A ini jadi yang pertama bagi Inter setelah 11 tahun lamanya, sekaligus jadi pemutus dominasi Juventus di Serie A.
Dominasi yang, ironisnya, justru berawal dari tangan Conte sendiri.
1. Conte awali dominasi Juventus di Serie A pada musim 2011/12
Pada Mei 2011, Direktur Olahraga Juventus ketika itu, Giuseppe Marotta, mengumumkan Si Nyonya Tua resmi merekrut Conte sebagai pelatih baru. Juventus ketika itu tengah dalam keadaan compang-camping. Luigi Delneri gagal mengangkat performa Juventus.
Di bawah asuhan Conte, Juventus bertransformasi. Selain mengubah pakem Juventus menjadi 3-5-2--dengan tiga bek sebagai fondasi permainan--, Conte juga menanamkan mentalitas 'harus selalu menang' di dalam skuad Juventus. Transformasi ini langsung terasa di musim 2011/12.
Juventus langsung meraih gelar Serie A di musim 2011/12, dengan catatan tidak terkalahkan selama satu musim. Gelar juara di musim inilah yang jadi fondasi bagi Juventus meraih gelar Serie A di musim-musim selanjutnya.
Conte mampu mengantarkan Juventus meraih tiga gelar Serie A, yakni pada musim 2011/12, 2012/13, dan 2013/14. Kendati sukses di Italia, Conte gagal membawa Juventus berjaya di Liga Champions. Paling banter, Conte mengantarkan Juventus ke perempat final.
Selepas 2014, Conte memutuskan untuk mundur sebagai pelatih Juventus dan menerima tawaran sebagai pelatih Timnas Italia. Setelah itu, dia berkelana ke Inggris untuk menangani Chelsea.