Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Meneladani Lionel Messi, Generational Talent di Dunia Sepak Bola

ilustrasi Lionel Messi
ilustrasi Lionel Messi (unplash.com/Tim Bernhard)
Intinya sih...
  • Konsistensi dan dedikasi sejak berusia muda mengantarkan Lionel Messi kepada kejayaan
  • Kerendahan hati di balik segudang prestasi yang menyertai Lionel Messi
  • Memiliki ketangguhan mental dalam menghadapi tekanan, serta mencintai sepak bola dengan minat yang tinggi
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Lionel Messi bukan sekadar pesepak bola yang piawai mengolah si kulit bundar, melainkan juga ikon olahraga yang kisah hidup dan perjalanannya menginspirasi jutaan orang di seluruh dunia. Dari masa kecilnya yang penuh tantangan hingga disebut-sebut sebagai pemain terbaik sepanjang masa, Messi sendiri mampu menunjukkan bakat luar biasa yang mesti diiringi dengan kerja keras, kerendahan hati, dan dedikasi tanpa henti. Dalam meneladani perjalanannya, mereka yang menyaksikannya dari dekat maupun jauh bisa menemukan banyak pelajaran berharga yang relevan--tidak hanya di dunia olahraga, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Seperti apa kiranya pelajaran-pelajaran itu?

1. Konsistensi dan dedikasi sejak berusia muda yang mengantarkannya kepada kejayaan

Lionel Messi telah menunjukkan kecintaannya kepada sepak bola sejak kecil di Rosario, Argentina. Meski menghadapi hambatan medis berupa gangguan hormon pertumbuhan, dia tidak pernah menyerah untuk mengejar mimpinya menjadi pesepak bola profesional. Barcelona yang melihat potensinya lantas memberinya kesempatan besar untuk berkembang, yang akhirnya menjadi titik balik dalam kariernya.

Meski begitu, perjalanan Messi mengajarkan, bakat saja tidak cukup tanpa dedikasi. Dia telah berlatih begitu keras tiap hari untuk memperbaiki kelemahan dan meningkatkan kemampuannya. Konsistensi inilah yang membuatnya mampu berada di level tertinggi selama hampir 2 dekade di dunia profesional--sesuatu yang jarang bisa dicapai pemain lain, kecuali Cristiano Ronaldo.

Kehebatan Messi bahkan tidak hanya diakui orang-orang dekatnya, seperti pelatih atau rekan setim, tetapi juga lawan-lawan pada sepanjang kariernya. Arsene Wenger dalam masa baktinya kepada Arsenal, misalnya, kerap memuji Messi setinggi langit. Dalam beberapa laporan, Wenger yang sudah pensiun melatih juga tidak segan menyebutnya sebagai "penyihir hebat terakhir" dalam sepak bola modern.

"Apa yang kita saksikan hari ini adalah mahakarya yang nyata! Tendangan bebas Messi melawan Porto membawaku kembali 8 tahun, kepada masa ketika dia melakukan hal yang mustahil dengan sentuhan magis," kata Wenger kepada DAZN menyoal gol Lionel Messi di Piala Dunia Antarklub 2025 pada Juni lalu. "Satu-satunya perbedaan? Dia kini berusia 37 tahun, tetapi masih mengukir sejarah dengan keanggunan yang sama memukau pikiran."

2. Ada kerendahan hati di balik segudang prestasi yang menyertai Lionel Messi

Meski bergelimang trofi dan penghargaan, Lionel Messi tetap dikenal sebagai sosok yang rendah hati. Dia jarang membuat pernyataan kontroversial. Messi lebih memilih untuk membiarkan performa di lapangan berbicara untuk dirinya sendiri. Bahkan, ketika digadang-gadang sebagai pemain terbaik sepanjang masa, yang seringnya menjadi perdebatan karena rivalitasnya dengan Cristiano Ronaldo, Messi tetap mampu menunjukkan sikap sederhana yang membuatnya makin dihormati.

Kerendahan hati ini menjadi pelajaran penting: sehebat apa pun prestasi yang diraih, kesombongan tidak akan membawa manfaat. Dengan sikap rendah hati, seseorang justru bisa terus belajar, beradaptasi, dan tetap dicintai banyak orang. Messi mengajarkan, kesuksesan sejati bukan hanya soal trofi, melainkan juga soal bagaimana orang membawa diri di tengah popularitas dan kejayaan.

3. Memiliki ketangguhan mental dalam menghadapi tekanan

Tidak semua perjalanan Lionel Messi berlangsung mulus. Ada saja kerikil yang membuat langkahnya goyah. Dia bahkan pernah dicap gagal bersama Tim Nasional Argentina ketika kalah pada beberapa final penting, termasuk di Copa America dan Piala Dunia. Pada satu titik, Messi sempat mengumumkan diri untuk pensiun dari timnas karena merasa terlalu berat menanggung kritik dan ekspektasi.

Meski begitu, Messi rupanya bangkit dan membuktikan mental baja yang selama ini menjadi kunci kesuksesan sejatinya. Dia akhirnya membawa Argentina juara Copa America 2021 dan Piala Dunia 2022, yang menghapus keraguan sekaligus meneguhkan statusnya sebagai legenda sepak bola. Dari sini, orang bisa belajar, kegagalan tidak selalu berarti akhir dari segala, tetapi justru bisa menjadi bagian dari proses menuju kemenangan yang lebih besar.

4. Mencintai sepak bola dengan minat yang tinggi

Jika menghitung karier juniornya di Grandoli pada 1992, maka Lionel Messi sudah bermain sepak bola selama lebih dari 3 dekade per 2025. Selama itu pula, minatnya akan si kulit bundar terus berapi-api. Pada ujung kariernya di dunia profesional, Messi bahkan masih berdedikasi. Dia terus berusaha memberikan yang terbaik bersama Inter Miami pada usia 38 tahun.

"Aku senang bermain sepak bola dan aku tidak ingin ini berakhir," kata Messi seperti dikutip Fabrizio Romano di Instagramnya. "Namun, saatnya akan tiba."

Messi memang sudah tidak muda. Kesempatannya di dunia profesional mungkin sebentar lagi. Bayang-bayang pensiun makin dekat dengannya. Namun, dia tetap akan mencintai olahraga ini sebaik yang dia bisa.

"Aku juga sadar kalau masa pensiun akan tiba, ia akan datang sebagaimana mestinya, secara alami," ujar Messi lagi. "Seperti yang pernah aku bilang, aku ingin melaluinya langkah demi langkah, merasakan semuanya dari hari ke hari seperti biasa."

Lionel Messi adalah bukti nyata, generational talent bukan hanya lahir dari bakat alamiah, melainkan juga dari kerja keras, sikap rendah hati, dan ketangguhan mental. Konsistensinya sejak usia muda, kerendahan hatinya di balik segudang prestasi, dan ketangguhannya dalam menghadapi tekanan menjadikannya teladan yang layak diikuti. Dalam hidup, semua orang mungkin tidak bermain di lapangan sepak bola, tetapi prinsip-prinsip yang ditunjukkan Messi bisa diterapkan di bidang apa pun.

Menjadi konsisten, rendah hati, dan tangguh dalam menghadapi tantangan serta mencintai minatnya dengan tulus akan membantu orang meraih kesuksesan masing-masing. Pada tahap ini, meneladani Lionel Messi bukan lagi tentang mengidolakan pemain hebat. Ini tentang menginspirasi diri untuk menjadi versi terbaik dari diri sendiri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kidung Swara Mardika
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us

Latest in Sport

See More

Pukulan Buat Arsenal, Saliba Bisa Absen di 4 Laga Penting

07 Sep 2025, 09:30 WIBSport